Setelah mendengar perkataan Arvan tadi, jantung Larisa masih berdetak cepat meski dirinya dan Arvan kini sedang melanjutkan memakan bakso mereka yang memang belum habis. Larisa rasanya tak berselera lagi memakan bakso itu karena hatinya tak nyaman dengan keadaannya sekarang. Dia mulai takut, takut salah mengartikan kebaikan Arvan. Dia juga takut mulai terpikat pada Arvan di saat dia sudah nyaman dengan hubungan pertemanan mereka. Sejak awal Larisa mendekati Arvan, murni karena dia ingin berteman saja dengan pemuda itu. Tak ada niatan sedikit pun untuk mengikutsertakan hati dan perasaan di dalamnya karena dia tak ingin pertemanan mereka rusak. Terlebih hingga detik ini Larisa masih meyakini orang yang dicintainya adalah Reza. Ya, Reza seorang pemilik hati Larisa meski pemuda itu membuatnya sakit hati malam ini.
"Cepetan makan baksonya, udah malem banget nih."
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者