webnovel

LANGIT SENJA

Queensa Almi Husein, putri bungsu dari Ali Husein dan Mira Husein, pengusaha sukses yang masuk dalam sepuluh orang terkaya di negeri ini. Kehidupan yang serba cukup bahkan bisa dikatakan mewah begitu berbanding terbalik dengan dua kisah asmaranya yang berujung perih. Qisa, nama panggilan gadis cantik yang sebentar lagi memasuki usia 25 tahun, mengalami hal yang menyakitkan saat ia sedang berusaha mencintai laki - laki yang telah merebut hatinya. Ditinggalkan dan diselingkuhi. Dua hal yang menyebabkan ia enggan terlibat hubungan serius dengan laki - laki. Perjodohonnya dengan Alfa Radinal Malik yang ternyata adalah orang dari masa lalunya, membuat hati Qisa kembali jungkir balik. Namun ia juga tidak mau mengecewakan orangtuanya yang selalu berusaha untuk mengerti segala kondisinya. Mampukah Qisa dan Alfa mengurai luka masing - masing? Bisakah mereka bertahan saat lagi - lagi badai menerpa kisah mereka?

Arra_Rahma · 现代言情
分數不夠
9 Chs

1

Langit tak selamanya biru. Adakalanya berawan hitam yang kemudian turun hujan, namun setelahnya akan muncul pelangi nan menawan. Begitu pula kehidupan. Kalaupun kesedihan sering melanda bukan berarti kebahagiaan itu tiada. Tuhan tidak sejahat itu. Ia begitu adil dengan menyediakan baik dan buruk secara berdampingan. Ya, kamu tinggal memilih dan memperjuangkannya. Nanti jam lima datanglah ke tepi pantai itu, akan ada hadiah menarik disana!

Kalimat - kalimat itu terus mengiang ditelinga wanita cantik yang tengah memeluk lutut dengan dagu di atasnya. Matanya memandang lekat hamparan langit bersemburat jingga yang syarat keindahannya. Sesekali mata indah itu memejam, seakan menyesap setiap energi yang tengah dipancarkan Sang Senja kemudian terbuka lagi dengan menghembuskan nafas yang sedikit berat.

Ia mengingat kembali sosok pria yang tak sengaja ditemuinya saat makan tadi. Pria itu tiba - tiba duduk di kursi yang ada di depannya kemudian tanpa permisi mengoceh panjang lebar tentang langit dan kehidupan. Entah apa maksud perkataan pria ini, yang jelas suaranya terdengar lembut tapi tegas. Dan lagi tanpa permisi ia pergi meninggalkan si wanita yang masih terbengong. Baru setelah mendengar tawa pecah dari pria yang sudah menjauh itu ia tersadar.

"Brengsek!" Umpatnya.

Ia menghirup udara dalam - dalam dan menghembuskannya dengan kasar. Ia melihat ke sekeliling, suasana pantai kali ini sangat sepi karena memang belum musim liburan. Sekali lagi ia menyapukan tatapannya pada pesona alam yang mulai menggelap sebelum akhirnya beranjak dari dan melangkahkan kakinya kembali ke tempat ia menginap.

Ia tak tahu, tak jauh dari ia duduk ada sepasang mata yang menatapnya sejak ia duduk di tepian pantai. Senyumnya tak berhenti merekah melihat tingkah wanita yang menurutnya sangat menggemaskan itu.