Untung saja Aminah membawa payung kecil dalam tasnya membuat tubuhnya tak kena air hujan.
Iya tiba di rumah pukul 8 malam masih ada 2 jam sebelum pintu rumahnya ditutup oleh sang ibu, gadis itu berlari dengan cepat masuk ke dalam rumah.
Mendapati ayah tiri yang sudah terduduk menatapnya, Aminah dibuat semakin risih dengan tatapan itu, Ia segera mempercepat langkahnya menuju kamar.
Untung saja ada Bu Sekar yang terlihat mengawasi suaminya,
"Masuk!" Seru Bu Sekar pada sang suami.
"Sial! Bisa-bisanya si tua itu mengintilku, bukankah biasanya wanita setua itu sudah beristirahat dengan menyelonjorkan kakinya di atas kasur." Gerutu Pak Ujang dengan kesal.
Bu Sekar tak membiarkan sang suami mendekati Aminah lagi, kalau mulutnya Dan juga wajahnya terkesan galak pada Pak Ujang tapi di hati Bu Sekar tentu dia masih memiliki rasa cemburu. Apalagi walau bagaimanapun Aminah itu darah dagingnya sendiri.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者