Di ruang VVIP yang luas dan sunyi itu, seorang gadis tergeletak di tempat tidur pasien, wajahnya tenang dan sedikit pucat, namun tak mengurangi auranya, meski dia tak terlalu cantik tapi kehadirannya selalu membuat orang merasa nyaman.
Perlahan gadis itu membuka matanya dan melihat tempat yang asing, seketika itu dia melirik ke semua ruangan, dan di samping tempat tidurnya ada seorang lelaki yang sedang tertidur sambil memegangi tangannya.
"Aku dimana?." Gadis itu panik.
Tidak lama kemudian, ia mengingat kejadian kemarin saat ia berdiri di tengah jalan raya karena patah hati.
Gadis itu langsung memegang kepalanya yang masih pusing. Setelah itu ia melirik kesamping nya dan segera melepaskan tangannya dari genggaman lelaki itu dengan ketakutan.
"Lily, Apa kamu sudah bangun? " tanya lelaki itu sambil mengucek matanya.
Melihat dan mendengar suara lelaki yang begitu akrab buat nya, seketika itu ekspresinya berubah, nafasnya mulai tidak beraturan, dia gemetaran dan rasanya dunia berputar di sekelilingnya seketika itu tatapan nya mendadak kosong.
Melihat Lily yang terdiam mematung membuat lelaki itu menjadi panik.
"Lily, apa kamu tidak apa-apa? " lelaki itu mencoba menyentuh tangan Lily
'Apakah yang di depanku ini adalah Pangeran Satria? Apa aku tidak sedang bermimpi? ' Batin Lily dengan bibir yang mulia bergetar.
Pangeran Satria meremas tangan Lily seraya bertanya kembali. "Lily kenapa kamu diam saja?"
Bukanya menjawab pertanyaan Pangeran Satria, Lily malah menunduk, seketika itu dia merasa seperti tersengat listrik. Oleh karena itu ia segera menarik tangannya dengan ketakutan. pop
Walaupun begitu, Pangeran Satria tidak tersinggung karena dia mengerti bagaimana perasaan Lily.
"Aku kembali ... " Ucap Pangeran Satria sambil tersenyum.
Sementara itu Lily masih diam untuk menyakinkan dirinya bahwa yang di hadapannya itu memang benar-benar Pangeran Satria.
Setelah yakin, seketika itu Lily merasakan jantungnya berdetak lebih kencang seakan melompat dari tempatnya, raut wajahnya pucat dan di matanya memancarkan aura rindu yang bercampur dengan kekecewaan, ia pun mendongak lagi menatap wajah tampan Pangeran dengan berderai air mata yang keluar tanpa disadari.
Suara yang baru saja di dengarnya tampak sangat indah di telinganya namun menusuk hatinya sehingga luka lama itu menganga hebat, dia adalah jiwa yang di tinggalkan sehingga sebagian dari dirinya menghilang begitu saja.
Dia adalah Pangeran Satria, kekasih yang sangat dia cintai, hanya dia yang memenuhi relung hatinya, hanya dia yang ada di dunia indahnya.
Sudah empat tahun dia menghilang tanpa kabar, sekarang dia kembali tanpa rasa bersalah.
"Kenapa anda disini yang mulia? " Tanya Lily dengan suara yang bergetar.
Dari tatapan dan bahasa tubuh Lily, Pangeran Satria bisa melihat kebencian yang menggila dalam diri Lily.
Walaupun begitu ia tidak perduli karena yang terpenting baginya adalah membawa Lily kembali dalam hidupnya.
"Sayang, aku merindukanmu!" Ucap Pangeran tanpa menjawab pertanyaan Lily.
Mendengar Pangeran Satria memanggil nya sayang dengan lembut yang diikuti dengan pengakuan rindu, seketika itu jantung Lily berdetak lebih kencang tapi hatinya semakin tak menentu serasa jiwanya yang telah lama meninggalkannya kini kembali ke jasadnya.
"Pangeran.... ?" Mulut Lily bergetar ketika menyebut nama yang sudah lama tidak dia sebut.
"Aku Merindukanmu! "
Pangeran Satria mengulangi perkataanya lagi sambil menatap Lily dengan senyum yang lembut.
Lily menatap tajam ke arah Pangeran seraya berkata, "Aku harus pergi!"
Setelah itu Lily dengan segera menyentuh tangannya untuk melepas infus itu dengan paksa.
"Tolong maafkan aku dan jangan lakukan ini! " Kata Pangeran Satria sembari menarik tangan Lily untuk menghentikan aksi nya yang berbahaya.
Lily terdiam sambil melirik Pangeran Satria dengan sinis.
Sesaat kemudian ia berkata, " Saya hanya rakyat biasa, jadi tidak pantas rasanya untuk menerima maaf dari yang mulia.".
Setelah itu, Lily segera mencabut infusnya dengan paksa lalu turun dari ranjang.
"Tolong jangan pergi!". Pangeran Satria memeluk Lily dari belakang.
Untuk sesaat Lily terdiam, akan tetapi ia segera menyadarkan dirinya lalu mengamuk untuk melepaskan diri dari peluk Pangeran Satria.
"Yang mulia tolong lepaskan aku, jika tidak aku akan berteriak... "
Sayangnya Pangeran Satria semakin mempererat pelukannya dan menahan pukulan Lily sambil berkata, "Kamu tidak boleh pergi, ini perintah!"
"Berapa hari aku di sini?". Tanya Lily setelah menyeka sisa air matanya.
"Dua hari". jawab Pangeran Satria dengan suara yang putus asa.
"Apa? Dua hari? .... ".Lily kaget karena itu artinya dia akan di marahi oleh Ibu nya.
"Maaf, aku harus pergi! "
Setelah mengatakan itu, Lily melepaskan diri dari pelukan Pangeran Satria. Ia mengambil tasnya lalu berlari keluar dari ruangan itu.
Sayangnya dia masih lemah sehingga ia jalan sempoyongan.
"Lily ... " Seorang lelaki tampan yang baru saja akan masuk ke ruangan Lily langsung memegang bahu Lily yang hampir jatuh.
"Pangeran Arjuna ...?"Ucap Lily sambil tersenyum.
"Katanya kamu hampir di tabrak dan di rawat, makanya aku segera kesini. Apakah kamu baik-baik saja?" Tanya Pangeran Arjuna dengan khawatir.
Pangeran Arjuna adalah orang yang menyatakan diri menjadi sahabat baik Lily, dia selalu ada dan menolong Lily dari setiap masalah yang menghampirinya.
Belum sempat menjawab, Lily langsung pingsan karena kepalanya yang terbentur aspal masih sakit sehingga ia merasa tidak kuat menahan pusingnya sehingga ia jatuh pingsan.
Pangeran Arjuna langsung mengangkat tubuh Lily ke bahunya, setelah itu ia membawanya masuk lagi ke ruangan itu dengan panik.
Pangeran Satria langsung kaget melihat Lily dibawa masuk dalam keadaan pingsan.
"Lily ... ?"... Pangeran Satria terkejut saat ia melihat siapa yang membawa Lily.
"Kakak ... ?" Ucap pangeran Satria dengan ekspresi datar.
Pangeran Arjuna terdiam sesaat tanpa menunjukkan emosi apapun.
Sesaat kemudian, Pangeran Arjuna membaringkan Lily di ranjang pasien dan mengabaikan keberadaan pangeran Satria yang sudah empat tahun tidak dia lihat itu.