Aku, Song Mina gadis berusia 17 tahun yg duduk di bangku SMA.
Aku terlahir dari keluarga kalangan sederhana, aku hidup berdua dengan ibuku Baek Eun Bi.
Ayahku Song hyun tae telah meninggal saat aku masih kecil karna sebuah insiden kecelakaan.
Namun, di balik hidup ku yg penuh kekurangan, aku juga memiliki kelebihan, yaitu aku gadis yang berparas cantik, kulitku putih bersih walaupun aku tak pernah merawat nya, aku memiliki mata yg indah di warisi oleh ayahku, hidung mancung dan bibir ciut nan tipis turunan dari ibuku. itu sih kata mereka, tetangga-tetangga dan teman- teman ibu yang bilang, kalau menurutku sendiri, aku biasa saja, sama dengan yang lain nya.
Kami hidup bahagia meskipun hanya berdua di sebuah gubuk tua tempat kami tinggal, ibu sangat menyayangiku, dia ibu terbaik di dunia ini, wanita kuat yang mampu membesarkan putrinya seorang diri.
Namun kebahagiaan itu hancur saat aku masuk sekolah SMA Serim ternama di Seoul. SMA ternama khusus kalangan anak-anak orang kaya. aku mendapat beasiswa karena kecerdasan ku.
Flashback...
Hari pertama masuk sekolah, aku sangat bersemangat dengan seragam baru yang begitu terlihat elegan dengan setelan rok kotak-kotak, kemeja putih dan di balut jas berwarna maroon. Ibuku sangat bahagia melihatku yang penuh semangat ini, dia membuat bekal makan siang special untuk ku di hari pertamaku sekolah, tidak lupa ia juga membekaliku nasihat-nasihat yang membuatku semakin bersemangat untuk segera berangkat ke sekolah.
Ibu adalah harta satu- satu nya bagiku, begitupun sebalik nya, aku adalah harta satu- satu nya bagi Ibu.
Hari ini ibu menceramahi ku panjang lebar. Dari A sampa Z.
"Sayang, ingat ya, di sekolah jangan nakal, ikuti apa kata guru, dan jangan melanggar peraturan sekolah. jadilah anak teladan, jadilah anak yang di sukai guru dan teman- teman." Ibu menceramahi ku panjang lebar.
"Iya Ibu, Mina akan ingat semua kata- kata Ibu. Mina janji akan buat Ibu bangga sama Mina." kata ku membuat ibu tersenyum puas.
"Iyaaa, anak ibu adalah yang terbaik," ucap Ibu sembari memelukku.
"Iya Ibu, aku berangkat ya." dengan senyuman penuh semangat.
"Iya sayang, hati-hati di jalan, jangan lupa makan siang ya, pokok jangan Sampek telat makan." Kemudian mencium keningku penuh kasih sayang.
"Iya Ibuku sayang." akupun keluar dari gubuk tuaku, sambil melambaikan tangan ke arah Ibu.
Aku berlarian kecil menuju halte bus, di sana aku melihat seorang gadis memakai seragam yang sama persis dengan yang aku pakai.
Ku hampiri gadis itu, dan ku sapa dia karena ku yakini dia juga dari SMA yang sama denganku.
"Hay, kamu hendak pergi ke SMA serim ?" Sapaku.
"Ah, iya, hay, kamu anak baru ya ?"
"Iya, benar."
"Oh begitu, kenalin, aku Lee Bora, kakak kelasmu." sembari mengulurkan tangan nya.
"Ah iya, aku Song Mina Sunbaenim.(kakak kelas)" sambil menyambut uluran tangan nya.
"Ah itu bus sudah datang, yuk!"
"Ah iya, ayo," kamipun menaiki bus menuju sekolah, aku sangat terkejut saat melihat bangunan sekolah yg sangat megah dan mewah bak sebuah istana, tak pernah terpikirkan bahwa aku akan memasuki sekolah sebagus ini. Aku harus semangat, dan berusaha untuk lulus dari sekolah ini, aku ingin sekali membuat Ibu bangga padaku, aku akan membahagiakan ibuku.
"Song Mina, kita berpisah disini ya, aku akan ke kelas dulu, apa kamu perlu di antar ke kelas barumu,?" Tawarnya ramah.
"Ah tidak usah repot-repot kak, aku bisa sendiri kok, terima kasih," kamipun berpisah menuju kelas masing- masing.
___________________
Matahari sore terlihat sangat kekuningan di ufuk barat, aku berjalan melangkahkan kakiku santai bersama teman yg baru tadi pagi kukenal. Lee Bora, kakak kelasku yg memiliki kemiripan denganku, karna itu aku merasa cocok dengan nya, dia lebih tua dariku 2 tahun, usia nya 19 tahun, dan tahun depan dia akan lulus dari sma ternama itu.
"Kak bora, mari kita bertukar nomer telfon," Kataku sambil menyerahkan handpone ku padanya.
Dia tersenyum, kemudian kamipun bertukar handpone dan menuliskan nomer telpon kami di sana.
"Terima kasih,"
"Sama-sama."
Karna masih sore kami tak berniat langsung pulang ke rumah, apalagi uang jajan kami masih ada, kamipun jalan-jalan sebentar menelusuri kota seoul yg padat akan kendaraan itu, tak lupa kami juga membeli jajanan pinggir sungai Han yang terkenal lezat dan murah meriah, kami makan ttopokki, dan beberapa makanan ringan di sana, dan disana kami juga membeli sebuah gelang couple yg terbuat dari benang, untuk tanda persahabatan kami, setelah terasa lelah dengan perut yg sudah kenyang, kamipun memutuskan untuk pulang, apalagi saat itu hari sudah mulai gelap.
Kami berjalan menelusuri trotoar dengan penuh canda dan tawa.
Dari kejauhan, kami melihat beberapa siswa yg menghampiri kami dengan senyuman evil ke arah Kak Bora. Mereka berlima, 3 cowok dan 2 cewek, mereka juga mengenakan seragam SMA serim, menunjukan bahwa mereka berasal dari sekolah yang sama dengan kita.
"Kak, apa kakak mengenal mereka,?" Tanyaku penasaran.
"Ah, iya, mereka teman sekelasku, kamu bisa pulang duluan, aku akan pulang bersama mereka," dengan suara nya yang sedikit gemetar, seakan- akan dia sedang menyembunyikan sesuatu dariku.
"Wow, ternyata kamu punya teman baru Lee Bora, tidak ingin kau kenalkan pada kami,?" Kata salah satu dari mereka.
"Ah, iya, hay, kenalkan aku Song Mina, aku murid baru tahun pertama, mohon bantuan nya Sunbaenim," Kataku polos sembari menundukkan badanku, tak lupa ku sertai senyum ceria ku.
"Mina_ah, kamu pulang duluan aja, aku akan pulang dengan mereka," pinta kak bora lagi padaku dengan wajahnya yg memerah dan suara gemetar nya.
"Boleh tidak aku pulang bareng kalian? Kita ke arah yang sama kan,?"
"Mina_ah, cepat pulang, ku katakan pulanglah sendiri, aku akan pulang dengan mereka,"tiba-tiba dia membentakku, menyuruhku pulang sendirian tanpa nya.
"Kakak," aku yang kaget, hanya bisa menyebut kata kakak saja, dia terlihat menyesal, mata nya mulai berkaca-kaca, kemudian kembali menyuruhku pergi
"Song Mina, kamu pulanglah duluan ya, masih ada hal penting yang harus ku selesaikan dengan mereka," pinta nya dengan suara yang lembut, akupun menuruti nya.
"Ya sudah kalau begitu aku pulang dulu, sampai jumpa besok," kataku sambil melambaikan tangan dan di sertai senyuman.
Akupun pulang sendiri tanpa nya.
Setelah sampai di rumah, aku segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, kemudian makan malam, dengan makanan yang sudah Ibu siapkan untuk ku, karena Ibu belum datang dari pekerjaan nya maka beginilah, aku selalu makan malam seorang diri. selesai makan aku menuju kamar dan mulai rebahan sambil mengotak atik handphoneku.
[Kakak, apakah kakak sudah sampai rumah?]
Satu pesan meluncur, ku kirim pada kak Lee Bora.
Beberapa menit kemudian dia akhir nya membalas pesanku.
[Iya, aku sudah sampai rumah,bagaimana denganmu?]
Dengan cepat ku balas pesan nya.
[Syukurlah, aku juga sudah sampai rumah, dan skrng lagi rebahan hehe, kakak lagi apa?]
[Sama, aku juga lagi rebahan😊] di sertai emot senyum yang lucu.
[kakak tidak mengantuk?]
[belum, kamu sendiri?]
[Belum juga kak,]
[Sama kalau begitu]
[aku boleh nanyak gak kak?]
[Mau nanya apa? silahkan]
[Siapa mereka? apa mereka benar- benar teman kakak?]
[Maksud mu?]
[Sudah lah Lupakan saja kak]
[Lah kok gitu,]
[Hehe maaf, gak penting kok kak]
[Hemmm kamu ni ya, bikin kakak penasaran saja.]
[Hehe maaf kak.]
Setelah sekian lama kami chattingan bak orang yang lagi kasmaran, akhirnya kami mengakhiri chattingan kami, akupun mulai terlelap dalam alam mimpi indah.
To Be Continued...