webnovel

Tuan Papi Baru

Tiga tahun kemudian,

Hari ini adalah hari dimana kami menyambut Tuan papi yang baru alias suami yang baru dari tuan mami, yang bernama Edo.

Di rumah kanjeng ibu,

Di meja makan..

"Jo.."

"Inggih kanjeng ibu"

"Hari ini kamu terakhir bekerja di sini sebagai asisten rumah tangga ku ta?"

"Inggih kanjeng ibu"

"Pesanku jaga Titah & keluarga nggih, dan satu lagi"

"Apa itu kanjeng ibu?"

"Anggaplah keluarganya itu keluarga mu juga"

"Oh kalau itu mah pasti, kalau begitu saya pamit ke kamar dulu mau beberes baju"

"oh nggih silahkan jo.."

"mangga kanjeng ibu"

"inggih"

"Diajeng.."

"Nggih kangmas"

"Titah serius ta sampun nduwek bojo meneh?"

"inggih kangmas.."

"kaliyan tiyang london menika ta?

(Dengan orang london itu ta?)"

"mboten kangmas, ngendikanipun Titah sadhusun

(tidak kangmas, katanya Titah sekampung)"

"pangangkahipun panjenengan sadhusun piye?

(Maksudnya kamu sekampung gimana?)"

"nuwun inggih sadhusun kaliyan mbakyu Sri wonten kediri kangmas, menawi boten lepat rencang sd nya ingkang asmanipunEdo..

(iya sekampung dengan mbakyu Sri di kediri kangmas, kalau tidak salah teman sd nya yang namanya Edo..)"

"oh makoten

(oh seperti itu)"

"nuwun inggih kangmas, kangmas sampun jagi menjemput Titah kaliyan garwa sawegipun?

(Iya kangmas, kangmas sudah siap menjemput Titah dan suami barunya?)"

"nuwun inggih sampun ta diajeng, emangnya jemput dipunpundi ta?

(Iya sudah ta diajeng, emangnya jemput dimana ta?)"

"sekedhap kula ndangu joya, sekedhap nggih kangmas..

(Sebentar ku tanya joya, sebentar ya kangmas..)"

"inggih diajeng.."

"jo.. Ya.. Joya.."

Di kamar Paijo, Abdul Latif, & Aiman..

"ad..aduh.."

"lik jo.."

"apa dul?"

"ingkang wau menika punapa nggih?

(yang tadi itu apa ya?)"

"menawi biasanya wonten gempa kados punika sih swantenipun kanjeng ibu dul..

(Kalau biasanya ada gempa seperti ini sih suaranya kanjeng ibu dul..)"

"oh.."

"nggih, sakedhap nggih dalem kemrika rumiyen, titip ageman kula pindhah dipunlebetaken kelebet tas kaliyan kardus..

(Ya, sebentar ya aku kesana dulu, titip bajuku sekalian)"

"inggih lik jo"

Di meja makan lagi..

"Jo.. Ya.."

"nggih kanjeng ibu.."

"saya mau tanya sama kamu,  jemput Titah dimana?"

"jemput wonten stasiun kanjeng ibu

(jemput di stasiun kanjeng ibu)"

"saking stasiun london teng stasiun jakarta punapa enggal kantosipun, ta konduripun kemarin ratri..

(Dari stasiun london ke stasiun jakarta apa cepat sampainya, kan pulangnya kemarin malam..)"

"suraos kawula wonten stasiun pesawat kanjeng ibu

(Maksud saya di stasiun pesawat kanjeng ibu)"

"bukan stasiun pesawat jo.."

"lah terus apa kanjeng rama?"

"bandara.."

"nah menika, nggih leres ingkang dipunngendikakaken kaliyan kanjeng rama

(nah itu, ya benar yang diomongin dengan kanjeng rama)"

"Yo wis siapkan mobil sana"

"oh nggih kanjeng ibu, amit.."

"nggih jo.."

Di bandara Soekarno Hatta..

"Mas Edo"

"inggih"

"kawula kresa teng kamar siram sekedhap nggih

(Saya mau ke kamar mandi sebentar ya)"

"oh nggih"

Di parkiran bandara Soekarno Hatta..

"Waduh ampun kanjeng ibu"

"ana apa jo?"

"parkirannya penuh sedaya, punapa boten sasaenipun kita sedaya lajeng mlebet kemawon, pangangkahipun kawula boten usah parkir gitu?

(parkirannya penuh semua, apa tidak sebaiknya kita langsung ke dalam saja, maksudnya saya tidak usah parkir gitu?)"

"oh nggih sampun, sayangipun mangke kula telepon lare endah kula sekedhap

(oh ya sudah, tapi nanti ku telepon anak cantikku sebentar)"

"oh pareng kanjeng ibu"

"nggih.."

Di lobby bandara Soekarno Hatta..

"waduh garwa kula kok nggih lami kepatos-patos..

(Waduh istriku kok ya lama sekali..)"

"pangaksami mas Edo lami nggih nunggu

(Maaf mas Edo lama ya nunggu)"

"nuwun inggih, sayangipun boten punapa

(Iya, tapi tidak apa)"

"nggih sampun, mas kaliyan ngentos ibu, Titah pesankan kopi gimana?

(ya sudah, mas sambil menunggu ibu, Titah pesankan kopi gimana?)"

"oh nggih kenging, emm gandrung..

(oh ya boleh, emm sayang..)"

"inggih mas"

"kopi susu nggih"

"oh inggih mas.."

"hp garwa kula ungel gimana menika?, angkat ampun, angkat ampun..

(Hp istriku bunyi gimana ini?, angkat jangan, angkat jangan..)"

Di parkiran bandara Soekarno Hatta lagi..

"kepripun kanjeng ibu?

(Bagaimana kanjeng ibu?)"

"sekedhap  jo..

(Sebentar  jo..)"

Di lobby bandara Soekarno Hatta lagi..

"dalem angkat kemawona, waduh saking marasepuh kula, assalamu'alaikum

(ku angkat sajalah, waduh dari mertuaku, Assalamu'alaikum)"

"wa'alaikumussalam, loh menika sinten nggih?

(Wa'alaikumussalam, loh ini siapa ya?)"

"punika kawula Edo bu, menantu kanjeng ibu..

(Ini saya Edo bu, menantu kanjeng ibu..)"

"oh Edo, Titah pundi?

(Oh Edo, Titah mana?)"

"Titah taksih tumbas kopi biyung

(Titah sedang beli kopi ibu)"

"oh.. panjenengan samangke posisinya dipunpundi, lajeng kersa teng panggenanmu kemawon kersanipun joya parkir wonten Jawi lobby kemawon

(oh.. Kamu sekarang posisinya dimana, langsung mau ke tempatmu saja biar joya parkir di luar lobby saja)"

"kawula posisinya wonten lobby ibu

(saya posisinya di lobby ibu)"

"oh nggih sampun, lajeng datheng lobby nggih

(Oh ya sudah, langsung ke lobby ya)"

"nggih bu.."

"nggih Assalamu'alaikum"

"wa'alaikumussalam"

"mas.."

"nggih.."

"sapa sing nelpon?"

"ibu.."

"oh.."

"Assalamu'alaikum cah ayu, cah ganteng"

"waalaikumussalam bu.."

"Karel, Dira, & Viky mana bu?"

"sekolah.."

"oh.. Sama Joya, memangnya Abdul Latif kemana bu?"

"kan menunggu Karel sekolah.."

"oh nggih lali aku"

"awakmu niki piye ta"

"ya sudah langsung di masukin ke bagasi mobil saja kopernya"

"jo.."

"siap kanjeng ibu.."

Di sekolah Dira..

"Duh mas Abdul Latif mana lagi, lama banget sih jemputnya.."

"assalamu'alaikum"

"wa'alaikumussalam, loh mas Azka.. Mas Vicky mana?"

"katanya sudah sampai duluan"

"assalamu'alaikum"

"wa'alaikumussalam"

"nah itu dia.."

"Kamu lagi nungguin mas Abdul Latif ya?"

"iya mas.."

"ya sudah kita tunggu sepuluh menit lagi ya, kalau gak dateng juga kita pulang naik angkot saja"

"iya mas.."

Dua puluh menit kemudian..

"Sudah dua puluh menit nih.."

"ya sudah mas pulangnya naik angkot saja yuk sekarang"

"ya sudah yuk.."

Di rumah pak Malik,

Di meja makan..

"sayang.."

"iya, istriku sayang"

"Hari ini Titah pulang kan?"

"iya pulang"

"kita kerumah Titah yuk.."

"yuk.."

"kalian berdua mau kemana?"

"kerumah Titah mah.."

"mau ngapain, Titah kan di london kuliah S1 disana..?"

"Titah sudah wisuda S1 mah.. Dan sekarang ini Titah pulang"

"wah berarti Vecky.."

"Vecky dan Titah bukannya sudah cerai ya"

"oh iya lupa"

"hmm.."

Dirumah tuan mami & tuan papi baru,

Di ruang tamu..

"assalamu'alaikum"

"wa'alaikumussalam, pak Aldy.."

"Titah nya ada?"

"oh ada pak, silahkan masuk.."

"oh iya, terimakasih ya jo"

"nggih, sebentar ya saya panggilkan tuan mami dulu"

"oh iya.."

Di ruang tv..

"kanjeng ibu tuh.. Bikin jengkel dulu ah sebelum saya beritau tuan mami, pak Renaldy dan istrinya sudah datang.., eh kanjeng konde gak jadi-jadi lagi ngapain nih?"

"hmm joya.. Kamu ini kalau ngomong yang sopan dong"

"nggih, nggih ampun kanjeng ibu, ampun.. Pis, pis man, hehe.."

"kenapa?"

"itu ada tuan darling satu dan istrinya datang cari tuan mami, kira-kira tuan mami dimana ya?"

"ada tuh di kamar"

"oh.."

"eeh jo, tuan darling satu siapa, Aldy maksudmu?"

"menurut kau..?"

"hmm jo.. Ya.. Hmm.."

"e e e eh.. Ampun kanjeng ibu, ampun.."

"enyah sekarang atau.."

"I i i iya.."

"hmm siang-siang bikin darah tinggi saja.."

Di kamar tuan mami & tuan papi baru..

"assalamu'alaikum tuan mami.. Tuan mami.. Oh.. Tuan mami.."

"mas siapa sih di luar?"

"sebentar mas cek dulu ya.."

"wa'alaikumussalam eh Paijo.."

"iya, emm tuan papi baru.."

"nggih.."

"emm boleh gak panggilnya joya saja biar kompak seperti yang lain gitu"

"ih nggih pareng, mau panjenengan aja panggil kula tuan papi baru dong, panggil tuan papi saja"

"nggih bisa dan pareng tuan papi baru, eh.. Maksud saya tuan papi"

"ya sampun, ana apa kesini?"

"ana tamu mencari tuan mami"

"siapa?"

"bilang saja laki-laki  cirinya kacamataan, hidung mancung, sama yang pastinya ganteng, oh ya lupa sama satu lagi tinggalnya dua rumah dari sini berhadapan dengan rumah pak Bambang atau pak LURAH.."

"oh ya sampun nanti kula sampaikan"

"oke tuan papi, amit.."

"siapa mas?"

"joya.."

"oh.."

"katanya joya ada tamu"

"siapa mas?"

"tidak tau, tapi yang jelas tadi dia bilang itu laki-laki"

"laki-laki?, emm mas kira-kira joya menyebutkan ciri-cirinya gak?"

"nyebutin kok, katanya ciri-cirinya itu kacamataan, hidung mancung, sama yang pastinya ganteng, oh ya lupa sama satu lagi tinggalnya dua rumah dari sini berhadapan dengan rumah pak Bambang atau pak LURAH.."

"oh Aldy!!! Ha.. Aldy.."

"nyapo?

(Kenapa?)"

"mau mandi, oh ya mas Edo jangan lupa mandi ya.."

"nggih.."

Di dapur..

"loh mas jo"

"nggih jum"

"minuman itu buat siapa?"

"buat orang"

"ya iyalah buat orang masa buat demit.."

"nah itu kamu tau, kalau sudah tau ngapain nanya.."

"maksudnya Jumiati itu siapa orangnya?"

"pokonya ciri-cirinya orangnya itu seperti ini jum kacamataan, hidung mancung, sama yang pastinya ganteng, oh ya lupa sama satu lagi tinggalnya dua rumah dari sini berhadapan dengan rumah pak Bambang atau pak LURAH.."

"pak Aldy?"

"nah iya benar.."

"oh.."

"nih.."

"nih apa?"

"ini anterin ke ruang tamu"

"oh pak Aldy ada di ruang tamu mas jo?"

"dirumah nya.."

"oh jadi minuman ini di antar kerumahnya pak Aldy mas jo.."

"hmm Jumiati.."

"eeh ini ada apa sih ribut-ribut?"

"jadi gini loh do.."

"kamu bilang apa barusan"

"pak Edo alias tuan papi maksudnya saya"

"hmm joya.."

"ampun tuan papi.."

"ada apa sih ini kok ribut-ribut?"

"ini loh tuan papi, Jumiati.."

"Jumiati, kenapa sama Jumiati jo?"

"lemot tuan papi, cukup di SSTM saja yang lemot, KPM jangan, allohu akbar.."

"Sediluk, sediluk sstm iku apa?

(sebentar, sebentar SSTM itu apa?)"

"SSTM itu.. Suami suami takut mertua, tuan papi.."

"oh..."

"inggih.."

"Kalau KPM?"

"Kompleks pengabdi mertua.."

"oh.."

"Inggih, Jum gelis anterin..

(iya, Jum cepat anterin..)"

"Inggih mas jo"

"Terus penjenengan ngapain disini jo?

(terus kamu ngapain disini jo?)"

"Kulo gelem jupuk selang sekalian sabun lan ember tuan papi

(Saya mau ambil selang sekalian sabun dan ember tuan papi)"

"oh.."

"Inggih gelem cuci mobil ya jo?

(iya mau cuci mobil ya jo?)"

"inggih"

"Tunggu sediluk ojo kemana-mana ya

(tunggu sebentar jangan kemana-mana ya)"

"inggih tuan papi"

Di kamar tuan papi baru & tuan mami lagi..

"sayang.."

"iya mas.."

"Sepatuku mana?"

"di rak sepatu"

"dikamar?"

"iya.."

"oke.."

"mas mau kemana?"

"ke joya"

"ha.. Ke joya ngapain?"

"ini minta di semir sekalian untuk besok kerja"

"oh, ya sudah bareng aja yuk mas.. Titah juga mau ke ruang tamu, kamu juga ke ruang tamu ya"

"iya.."

Di dapur lagi..

"jo nih, eh kok.."

"kenapa pak Edo?"

"joya mana?"

"ke garasi mobil, cuci mobil"

"oh, ya sudah saya ke sana saja deh.."

"inggih"

Di sekolah Dira..

"Semoga gak telat jemput den Dira, den mas Karel mau ikut kedalam?"

"mau dong mas Dul.."

"yuk.."

Di depan kompleks puspa raya..

"Assalamu'alaikum"

"wa'alaikumussalam"

"Vicky, Dira, Azka.."

"iya.."

"eh om Malik.."

"Papa.."

"kalian pulang jalan kaki?"

"iya om.."

"tadinya sih kita nungguin mas Abduo Latif eh.. Udah kita tungguin lama gak dateng-dateng juga"

"iya pah.. Benar apa yang di bilang Dira, akhirnya kita pulang naik angkot dan jalan kaki deh.."

"ya sudah kita pulang yuk, naik mobil kebetulan papa mau kerumah Dira.."

"yuk Dira.."

"iya.."

"yuk Vicky"

"yuk om.."

Di sekolah Dira lagi..

"assalamu'alaikum"

"wa'alaikumussalam"

"Apura pak satpam..

(maaf pak satpam..)"

"Io ada apa?

(Iya ada apa?)"

"Loh kok bahasanya kaya majikan kita yang dulu ya pak Vecky asmane hehe..

(Loh kok bahasanya kaya majikan saya yang dulu ya pak Vecky namanya hehe..)"

"Hai ngana kita tanya kenapa tara berbicara?

(Hai kamu saya tanya kenapa tidak berbicara?)"

"Kulo kesini gelem menjemput anak majikan saya, kira-kira wis bali atau durung nggih?

(saya kesini mau menjemput anak majikan saya, kira-kira sudah pulang atau belum ya?)"

"Oh.. maaf pak su tara ada satu anak pun disini

(oh.. Maaf pak sudah tidak ada satu anak pun disini)"

"Berarti wis bali kabeh ya pak satpam?

(berarti sudah pulang semua ya pak satpam?)"

"Nah itu kamu tau..

(Nah itu kamu tau..)"

"Ya wis maturnuwun, assalamu'alaikum

(Ya sudah terimakasih, assalamu'alaikum)"

"wa'alaikumussalam"

"Loh kok basa jawa podo basa timur iso nyambung ya, memang kreatif yang nulis cerito kompleks pengabdi mertua iki hehe..

(Loh kok bahasa jawa sama bahasa timur bisa nyambung ya, memang kreatif yang nulis cerita kompleks pengabdi mertua ini hehe..)"

"majikan kamu tuh dul.." (sorak para pemirsa atau pembaca)

"Iya ya hehe.. Udah jangan di omongin lagi nanti kupingnya panas loh.." (membalas para pemirsa atau pembaca)

Di rumah tuan mami & tuan papi baru lagi,

Masih di ruang tamu..

"Assalamu'alaikum"

"wa'alaikumussalam"

"mas Edo.."

"iya sayang"

"ini kenalkan tetangga di sini, teman aku"

"oh.. Inggih"

"orang jawa juga tah?"

"iya a.."

"oh.."

"Aldy.."

"Edo.."

"ini istri saya"

"Vivi.."

"Edo.."

"assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

"Dira, Vicky.."

"mami.."

"ini om Edo ya?"

"kok masih panggil om sih Vicky, kan sudah jadi suami mami kamu"

"iya deh papi.."

"nah gitu dong.."

"hehe.."

"kok kalian berdua sama om Malik, Karel mana?"

"mi.."

"heueuh"

"sama mas Abdul Latif"

"oh.."

"ha.. Sama Abdul Latif.."

"iya.."

"mana Abdul Latif nya sekarang?"

"gak tau tante Titah.."

"hmm.."

"pasti kali ini mami keluarkan jurus andalan nya deh mas.."

"iyalah untuk memarahi mas Abdul Latif.."

"ky, ra.."

"inggih mas Azka"

"kira-kira tante Titah pake bahasa yang mana ya, inggris, prancis, jerman, belanda, atau turki?"

"gak tau mas.."

"lihat aja nanti.."

"iya mas.."

"oke sip.."

"Dira.."

"siap mi.."

"kamu pura-pura main di depan sambil menunggu Abdul Latif pulang"

"terus kalau mas Abdul Latif sudah pulang harus bagaiman?"

"kasih laporan ke mami atau uti kalau Abdul Latif sudah pulang, biar mami yang kasih dia hukuman"

"oksi mi.."

"hehe.."

"ya sudah.."

"Oh ya mas Edo ini teman saya, tetangga di kompleks ini juga"

"Abdul Malik"

"Edo"

"ini istri saya.."

"Chintya"

"Edo.."

Di kamar Vicky..

"ky.."

"Iya Azka"

"itu seperti suara klakson mobil yang di bawa oleh mas dul deh.."

"Assalamu'alaikum"

"wa'alaikumssalam"

"mas itu.."

"mas dul kan?"

"iya.."

"ya udah yuk cepat ke bawah pura-pura main di taman.."

"yuk.."

Di taman depan rumah..

"Mas dul.."

"Apa den mas Karel?"

"itu mas Vicky dan mbakyu Dira.."

"huh.."

"apa huh huh.."

"di panggil mami tuh, mau dapat hadiah"

"oleh-oleh dari london ya den Dira?"

"bukan.."

"pasti hukuman ini, waduh.."

"bukan hukuman juga"

"terus apa den?"

"pesangon.."

"oh pesangon!!!, ha.. Pesangon matilah aku"

"cepet.."

"Dira.."

"iya.."

"jalankan misi"

"oke mas.."

Di ruang tamu lagi..

"Assalamu'alaikum"

"wa'alaikumussalam"

"mi.."

"iya Dira sayang.."

"tuh.."

"Abdul Latif.."

"Iya bu Vecky.."

"eh.. Jangan panggil bu Vecky lagi, saya sudah pisah dan sudah mempunyai suami lagi namanya Edo"

"baik, bu Edo maksud saya"

"nah gitu.."

"Tadi apa maksud kamu sampai tidak menjemput Dira, sampai-sampai Dira pulang bareng sama Vicky dan Azka naik angkot"

"ma.. Ma.. Maaf bu Edo.., pasti pakai bahasa yang tidak saya mengerti waduh.." (di dalam hati Abdul Latif)

"Gak ada kata maaf.., mas.."

"iya sayang"

"mas Edo yang menghukum"

"iya, dul.."

"Inggih pak Edo"

"sini.."

Di gudang..

"Loh kok di gudang pak Edo?"

"ya memang hukumanmu disini"

"maksudnya?"

"ya maksudnya saya kamu bereskan barang-barang yang ada di gudang sama satu lagi"

"apa itu pak Edo"

"nanti panggilin Aiman, suruh mengahadap saya"

"inggih"

"ya sampun.."

Di ruang tamu lagi..

"Beres sayang"

"oke.."

"amit pak Edo"

"nggih"

"niki minumnya mangga di unjuk"

"maturnuwun"

"nggih"

"a.. Lik.."

"iya.." (barengan)

"ngapain?"

"lah katanya Jumiati di suruh di tujuk"

"tau, ya sudah kita tunjuk saja.."

"haduh.."

"emangnya salah ya?"

"inggih mas.."

"yang dimaksud di unjuk itu adalah diminum mas.."

"oh.."

"inggih"

Dimeja makan..

"Jum.."

"inggih"

"udah semua?"

"sampun kang, tinggal gelas dan minumnya saja"

"ya sudah ambil gih.."

"inggih, amit.."

"huh.. Akhirnya gudang sudah beres dan bersih semua, kang Aiman"

"iya.."

"di suruh mengadap pak Edo"

"oke.."

"niki kang gelas sama air minumnya"

"kamu bereskan ya semuanya"

"loh emangnya kang Aiman mau kemana?"

"disuruh menghadap ke pak Edo"

"oh nggih"

Dan akhirnya saya (Aiman) dan Abdul Latif menghadap pak Edo, suami dari bu Titah yang baru.

Ternyata aku di panggil untuk mengawasi hukuman yang di berikan pak Edo untuk Abdul Latif, dan hukumannya adalah mengelap batu kolam ikan yang ada di taman belakang rumah satu per-satu.

Bersambung..