webnovel

Mengerjakan Berdua, yang Penting Selesai!

"Jadi mau kapan kita mengerjakannya, sebentar lagi kita presentasi loh,"ucap Sekar mengingatkan ke tiga temannya itu. Sekar sedikit khawatir jika ia belum ada persiapan sama sekali untuk presentasi nanti. Apalagi Sekar tipe orang yang harus belajar banyak terlebih dahulu sebelum presentasi.

"Iya nih, dari kemarin diundur-undur mulu. Biar kita juga bisa belajar untuk ptesentasi nanti."Rizel menimpali, Rizel memang tipe orang yang butuh persiapan banyak. Rizel tipe orang yang mudah gugup ketika harus berdiri di depan umum, karena itu ia harus mempelajari dan memahami materi yang akan mereka presentasikan dengan baik.

"Ya, gimana, aku enggak bisa hari ini. Aku harus pulang, ada urusan keluarga."ucap Risa kemudian.

"Ya udah, kalau gitu kita bertiga aja yang buat, nanti sisanya kita kasih Risa atau gimna gitu."saran Sekar tak ingin mengulur waktu lagi.

"Aku sih enggak masalah."jawab Kalila, Rizel juga setuju dengan usulan Sekar itu, yang penting mereka harus mendapatkan materinya secepat mungkin.

"Ya udah terserah kalian aja, aku ngikut!"jawab Risa sedikit cemberut.

"Bener ya nggak apa-apa?"tanya Rizel memastikan, sepertinya ekspresi Risa tidak sesuai dengan apa yang ia katakan.

"Iya, yang penting nanti akunya dikasih tahu, hasil dari diskusi itu."ucap Risa, tak ada pilihan lain selain mengikuti mereka.

Sebenarnya kepentingan keluarga yang Risa maksud juga enggak mengharuskan ia untuk hadir di sana. Risa bisa saja izin kepada orang tuanya untuk tidak mengikuti acara itu, tapi Risa tidak ingin satu momen pun berjalan tanpa dia. Hal inilah yang membuat Risa sedikit cemberut ketika teman-temannya ingin mengerjakan tugas itu tanpa dia.

Setelah makan siang berakhir, tidak ada lagi kelas yang harus mereka hadiri. Mereka pun berpencar, Risa akan pulang ke rumah orang tuanya, Sekar izin sebentar karena ada keperluan mendesak katanya sedangkan Kalila dan Rizel menuju ke perpustakaan untuk mengerjakan materi mereka.

Kalila dan Rizel tidak mempermasalahkan hal ini sama sekali, selagi mereka bisa ya kenapa enggak. Daripada mereka terus-terusan menunda-nunda, yang ada tugas mereka tidak akan selesai. Sudah hampir dua minggu mereka menunda untuk mengerjakan tugas ini dengan berbagai alasan. Selama ini Risa dan Sekar tidak ingin mereka mengerjakan tugas ini jika salah satu dari mereka tidak bisa berpartisipasi. Alasannya sederhana, mereka tidak ingin ada yang tidak mengerti tentang materi, alih-alih yang tertinggal mengejar untuk memahami materi.

"Aku mau cari buku untuk tambahan referensi kita dulu."pamit Rizel sembari meletakkan buku dan laptop yang ia bawa ke atas meja.

"Ya udah, aku cari-cari di internet aja, jurnal-jurnal yang kita perlukan."ucap Kalila sembari duduk di kursi. Kalila pun mulai menyalakan laptopnya dan mulai sibuk berjuang dengan jurnal-jurnal itu, sedangkan Rizel juga menyusuri rak-rak buku yang berhubungan dengan topik mereka.

Setelah hampir dua puluh menit dengan kesibukan mereka masing-masing, akhirnya mereka mulai berdiskusi untuk membuat makalah kelompok mereka. Mereka memulai dengan memperkecil ruang pembahasan mereka dengan satu topik kecil setelah itu barulah mereka memasukkan materi-materi yang berhubungan ke dalam makalah itu.

Tanpa mereka sadari, waktu berlalu begitu saja. Kalila dan Rizel sibuk berkutat di laptop mereka masing-masing tanpa menyadari ketidakhadiran Sekar, padahal Sekar adalah salah satu orang yang menginginkan tugas ini cepat selesai, ia juga tidak menghubungi Rizel maupun Kalila sama sekali.

Setelah berdiskusi selama hampir satu jam, akhirnya Kalila dan Rizel membagi tugas untuk membuat makalah itu. Berhubung bab pembahasan sangat penting, mereka pun telah membagi menjadi empat sub-bab, mereka mendapatkan dua bab masing-masing untuk mengerjakannya bersama bab-bab lainnya. Mereka sebisa mungkin untuk membagi tugas mereka dengan adil, tanpa mempedulikan Risa dan Sekar yang saat ini tidak bersama mereka.

Waktu kembali berlalu, mereka terlalu sibuk berkutat dengan laptop mereka. Sesekali mereka saling bertanya tentang sesatu yang membuat mereka ragu. Mereka berdiskusi dan menemukan jawaban, setelah itu mereka mengerjakannya. Mereka berharap bisa menyelesaikan makalah ini hari ini, karena akan membutuhkan waktu yang lama untuk mengumpulkan niat melanjutkannya kembali jika mereka sudah berada di kos.

"Perpustakaan akan segera ditutup, diharapkan kepada hadirin untuk segera membereskan barang-barang bawaan, perpustakaan akan kembali buka esok hari jam delapan pagi."terdengar pengumuman dari pengeras suara. Pengumuman itu membuat Rizel dan Kalila menghentikan tugasnya, mereka sama-sama melirik jam mereka masing-masing.

"Wah nanggung banget, padahal dikit lagi."keluh Rizel sembari melanjutkan mengetik dengan tergesa-gesa. Padahal Rizel saat ini tengah bersemangat untuk mengerjakan ini, dan saat ini otaknya mau diajak bekerja sama untuk berpikir.

"Ya udah kita pindah tempat aja."usul Kalila sembari membereskan perlengkapannya.

"Ke mana?"tanya Rizel yang masih sibuk mengetik sebelum ia melupakan apa yang akan ia ketik itu.

"Di taman belakang aja."ajak Kalila. Rizel pun mengangguk, taman belakang kampus memang sering dijadikan oleh mahasisa dan mahasiswi di sini sebagai tempat berkumpul untuk mengerjakan sesuatu, atau hanya sekedar berdiskusi saja.

Setelah selesai menuangkan apa yang ada di pikirannya ke dalam laptopnya, barulah Rizel membereskan semua barang bawaannya. Rizel memilih untuk tetap menenteng laptonya dalam keadaan terbuka, lagian tempat yang akan mereka tuju terletak tidak begitu jauh dari perpustakaan ini. Mereka hanya perlu keluar melewati pintu samping, dan berjalan sedikit. Perpustakaan dan taman belakang memang terletak di tengah-tengah universitas sehingga mahasiswa dan mahasiswi semua jurusan bisa datang ke sini.

Keadaan di sini cukup ramai, meskipun saat ini jam sudah menunjukkan pukul lima sore hari. Tapi bagi para mahasiswa dan mahasiswi mereka tidak akan mengenal waktu jika sudah melakukan sesuatu terutama para aktivis di kampus ini.

"Kita mau duduk di mana?"tanya Rizel sembari menoleh ke setiap tempat, saat ini tempat yang disediakan hampir penuh, hanya tersedia tempat mereka duduk di rerumputan itu. Tapi itu akan menyusahkan mereka, karena mereka harus mengetik sesuatu.

"Di situ aja gimana?"Kalila menunjuk sebuah tempat yang kebetulan baru ditinggalkan pemiliknya. Rizel pun setuju, mereka pun berjalan menuju ke tempat itu dengan tergesa-gesa sebelum ada yang mengambil tempat itu.

"Sekar ke mana? kenapa dia enggak datang-datang, katanya sebentar?"tanya Rizel yang baru menyadari bahwa Sekar seharusnya ada di sini bersama kita.

"Enggak tahu tuh anak, dia nggak ngabarin."jawab Kalila, tidak ingin terlalu menanggapi.

Mereka berdua kembali berkutat di laptop mereka, dengan pikiran sebentar lagi tugas ini akan selesai, membuat mereka semakin bersemangat. Baik Kalila dan Rizel sibuk mengetik setiap kata demi kata untuk menyelesaikan makalah itu, hingga lampu-lampu taman mulai menyala dan satu persatu mahasiswa dan mahasiswi meninggalkan taman.

"Ok, sebentar lagi Rizel."Rizel berbicara kepada dirinya sendiri, jelas ia mulai terusik dengan orang-orang yang telah pergi meninggalkan taman itu. Rizel juga ingin segera menyelesaikannya dan kembali ke kosnya.

Rizel bersusah payah untuk tetap mencoba fokus. Sedangkan Kalila tampak tidak terusik sama sekali dengan pergerakan yang ada di sekitarnya.

"Akhirnya selesai juga!"ucap Rizel dengan bahagia, jelas ada kepuasaan dalam dirinya karena telah menyelesaikan itu. Rizel juga telah memeriksa kembali hasil kinerjanya itu, setelah dipastikan benar-benar selesai dengan baik, ia pun meregangkan tubuhnya yang terasa kaku.