Kalila dan Risa saat ini tengah berada di sebuah tempat makan yang tak jauh dari kos mereka berdua. Risa menghubungi Kalila dan mengajaknya untuk makan malam bersama, berhubung Kalila juga sedang tidak melakukan apapun.
Mereka menuju ke sebuah tempat makan yang kebetulan saat ini sedang promo, maklum Risa merupakan orang yang update tentang promo dan hal lainnya seperti itu. Kali ini mereka bisa makan apa saja menu yang disediakan dan mereka hanya membayar lima belas ribu saja.
"Dalam rangka apa mereka mengadakan promo ini?"tanya Kalila yang takjub dengan hal itu, meski ini bukan pertama kalinya ia melihat sebuah restoran atau kafe melakukan promo seperti ini.
"Aku juga enggak tahu, tadi pas lagi nyari-nyari apa yang ingin aku makan, aku menemukan tempat ini."jawab Risa kemudian.
"Kira-kira mereka mengadakan ini kan untuk menarik pelanggan, tapi kalau mereka justru rugi gimana ya, kan belum tentu juga pelanggannya datang lagi."ucap Risa kemudian, tentu saja ia penasaran dengan hal ini.
"Namanya juga pengusaha, harus siap dengan untung dan rugi. Lagian mereka pasti udah memperhitungkannya dengan baik."ucap Kalila yang tidak terlalu peduli dengan hal itu. Tak perlu menunggu lama, makanan yang mereka pesan pun datang. Mereka berdua sama-sama terkejut dengan porsi makanan yang kini ada di hadapan mereka itu, porsi ini lebih besar daripada porsi makan mereka biasanya.
"Pantesan aja kita bebas makan sepuasnya, porsinya aja sebanyak ini, mana ada yang bisa nambah lagi."ucap Kalila kemudian.
"Kecuali untuk mereka yang memang doyan makan."ucap Risa meralat ucapannya sendiri. Mereka berdua kebingungan setelah melihat berbagai makanan yang ada di depan mereka itu. Meja yang ada dihadapan mereka kini penuh dengan makanan, seakan enggan untuk meninggalkan celah.
"Apa kamu yakin kita bisa ngehabisin ini?"tanya Kalila yang tampak ragu dengan makanan yang ada di hadapan mereka itu. Risa dan Kalila sama-sama tertawa melihatnya, makanan yang mereka pesan juga tidak boleh dibawa pulang, ini seperti tantangan untuk para pengunjung.
"Harusnya kita enggak usah memesan sebanyak ini, harusnya bertahap kan ya."ucap Kalila menyesali kerakusan mereka.
"Kalau ada Rizel, aku yakin ia enggak akan membiarkan kita untuk menyisakan makanan ini. Ia akan memaksa kita untuk menghabiskannya walaupun kita makannya lama banget."ucap Kalila kemudian.
"Inilah kenapa harusnya manusia enggak boleh bersikap tamak."ucap Risa yang menyesali pilihan mereka kali ini.
"Apa kita panggil Rizel dan Sekar ke sini, biar mereka bantuin kita."saran Risa. Risa yakin jika mereka berempat yang memakan ini tentu mereka akan menghabiskannya.
"Ya udah, aku coba hubungin mereka, siapa tahu mereka bisa ke sini."ucap Kalila sembari mengeluarkan ponselnya. Kalila pun mengetik pesan dan mengirimkannya ke grup chat yang beranggotakan mereka berempat.
Risa memperhatikan meja sekelilingnya, jika orang lain melihat meja mereka saat ini mungkin mereka mengira kalau makanan ini untuk empat sampai lima orang, tapi nyatanya hanya mereka berdua. Risa menjadi malu dengan hal ini, apa yang akan orang pikirkan nantinya, Risa juga khawatir kalau nanti ada yang mengenali ia dan Kalila.
"Enggak ada balasan, sepertinya mereka juga lagi enggak megang ponsel, soalnya terakhir dilihat chatnya beberapa jam yang lalu."ucap Kalila memberitahukan kepada Risa.
"Kamu hubungin siapa aja gitu, acak, biar kita enggak malu dilihatin orang."ucap Risa, beruntung tidak ada orang di dekat mereka saat ini.
"Aku harus menghubungi siapa?"tanya Kalila yang juga kebingungan.
"Ya udah kita makan dulu aja, siapa tahu ternyata kita bisa ngabisin ini."saran Kalila, Kalila merasa jika mereka hanya duduk dan bingung seperti ini maka makanan itu akan selalu terlihat seperti ini.
"Masalahnya bukan kita bisa ngabisinnya atau enggak, tapi aku malu banget, kita mesannya sebanyak ini. Ntar orang pada mikir apa tentang kita."ucap Risa kemudian. Risa mengubah posisi duduknya agar orang tidak bisa melihat wajahnya.
"Ya udah enggak usah pikirin apa yang orang lain katakan, kita kan enggak pakai uang mereka, enggak pakai perut mereka juga."ucap Kalila yang justru terlihat cuek dengan apa yang orang lain pikirkan. Lagian menurut Kalila tidak ada orang yang akan peduli dengan apa yang ada di atas meja mereka saat ini.
"Gimana kalau kita berpura-pura jadi youtuber mukbang aja."usul Risa.
"Ya udah, enggak apa-apa."ucap Kalila yang mulai lelah menghadapi Risa, tapi ia tetap harus mengikuti maunya Risa.
"Pakai ponsel kamu aja."ucap Risa kemudian, Kalila pun menurutinya, jika tidak ini tidak akan berakhir begitu saja. Kalila pun mengambil ponselnya dan memberikannya kepada Risa, Risa pun menatanya di atas meja. Kini mereka bertindak seperti seseorang yang tengah mengadakan acara makan.
Setelah beberapa saat, barulah mereka menyentuh makanan yang sedari tadi dibiarkan saja di atas meja itu. Kalila dan Risa mulai mencicipi makanan mereka, Risa bertindak seperti seorang youtuber, Kalila hanya fokus pada makanannya.
"Sepertinya ok juga nih, kalau kita bikin seperti ini."ucap Risa yang kemudian muncul sebuah ide di dalam pikirannya.
"Bikin apa?"tanya Kalila yang tengah menyantap makanannya itu.
"Kita kan suka nyari promo, nah kita bikin youtube untuk kafe, restoran atau tempat makan yang tengah promo,"ucap Risa kemudian.
"Boleh juga, kamu tuh yang suka nyari tempat-tempat promo."ucap Kalila yang tidak begitu tertarik tapi juga tidak mengelak.
"Iya, ntar aku yang nyari kamu yang memperkenalkannya. Nanti aku yang ngerekam."ucap Risa kemudian.
"Enggak gitu lah, ini kan rencana kamu. Berarti kamu yang di depan layar."jelas Kalila menolak, jelas ia tidak suka berada di depan kamera. Kalila tidak mempermasalahkan jika ia berada di belakang kamera tapi untuk di depan kamera ia tidak menyukainya.
"Enggak gitulah, atau kita ganti-gantian aja."ucap Risa lagi.
"Aku beneran enggak apa-apa yang ngerekam aja, aku enggak bisa di depan kamera."tolak Kalila lagi.
"Kata siapa enggak bisa? Kan belum dicoba, kamu harus nyoba dulu baru bisa bilang gitu."ucap Risa yang tidak terima dengan ucapan Kalila itu.
"Ya udah kamu aja."ucap Kalila mulai kesal.
"Kamu kok gitu sih, enggak usah malu-malu gitu. Biasanya kamu juga sering di depan kamera."ucap Risa,
"Kapan aku di depan kamera?"tanya Kalila bingung.
"Waktu itu aku sering lihat kamu selfie gitu."tuduh Risa.
"Kalau selfie enggak apa-apa, kan itu buat aku sendiri, enggak aku upload juga."ucap Kalila membela dirinya.
"Ya udah kita suruh Sekar aja, dia kan juga suka berada di depan kamera atau Rizel, tapi aku enggak tahu Rizel suka atau enggak di depan kamera."ucap Risa kemudian.
"Aku pikir Rizel enggak akan suka, tuh anak kayaknya lebih suka dibelakang layar deh."tebak Kalila, ini tentu saja hanya berdasarkan pandangan Kalila saja.
"Ya udah kita tanyain aja ke mereka."ucap Risa lagi. Mereka terus berbincang sembari melahap makanan mereka.
"Kata siapa kita enggak bakal ngabisin makanan ini."protes Kalila yang melihat makanan di atas meja yang hampir kosong itu.
"Sepertinya karena kita keasyikan ngobrol deh, jadi enggak berasa."ucap Risa. Kalila hanya tertawa meledek Risa, ia tahu kalau mereka semua doyan makan, jadi Kalila tidak tahu kenapa Risa bersikap bahwa ia tidak bisa makan banyak di hadapannya.