"Jadi gimana? Rizel katanya enggak mau ikut-ikutan sama rencana kita."ucap Sekar kepada Risa, saat ini mereka tengah berada di kos Risa.
"Tau tuh anak memang suka nyebelin."ucap Risa yang jengkel karena penolakan Rizel itu.
"Tapi tenang aja, mana bisa dia enggak ikutan sama rencana kita. Kita buat dia terlibat sama rencana kita secara enggak langsung."ucap Risa sembari menggerak-gerakkan alisnya. Kali ini pun Risa merasa yakin dengan rencananya itu.
"Rencana apa lagi yang kamu punya kali ini?"tanya Sekar yang tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Risa itu.
"Udah tenang aja, lihat aja nanti."jawab Risa dengan percaya diri.
Risa sudah mengatur rencana untuk pertemuan tidak sengaja antara Kalila dan mantannya yang ternyata juga berkuliah di kota ini. Risa ternyata sudah memiliki rencana gila yang tidak sepenuhnya ia ceritakan kepada Sekar ataupun Rizel, sebuah rencana yang hanya ia ketahui sendiri.
"Jadi, di mana mereka?"tanya Risa kepada Sekar, mereka saat ini tengah menunggu Rizel dan Kalila yang kebetulan memiliki kelas yang sama.
Rizel dan Kalila selalu mengambil kelas yang sama, ini sebuah kebetulan yang membuat mereka senang karena mereka bisa masuk kelas dengan orang yang mereka kenal dan dekat. Sedangkan dengan Sekar dan Risa hanya beberapa kelas saja, sebenarnya itu karena mereka berdua mengganti kelas yang telah mereka ambil sebelumnya.
"Katanya udah di jalan mau ke sini."jawab Sekar yang sibuk dengan ponselnya.
"Kebiasaan deh mereka suka ngaret, kalau enggak ditanya terus-terusan malah justru semakin lama mereka datangnya."protes Risa yang sudah mengerti dengan kebiasaan ke dua temannya itu.
"Namanya juga manusia rebahan, susah buat beranjaknya."ucap Sekar dengan santai. Risa saat ini tengah menggunakan makeupnya, sedangkan Sekar sudah selesai dengan makeupnya dan sedang memainkan ponselnya.
Tak berapa lama kemudian, Kalila dan Rizel sampai di kosnya Risa. Berhubung mereka jalan kaki, jadinya mereka sedikit kepanasan, dan tentu saja makeup mereka sudah tidak seperti pagi tadi saat mereka berangkat.
"Nah tuh dua manusia, akhirnya nongol."ucap Sekar saat mendengar suara Kalila dan Rizel yang tengah mengobrol sembari berjalan menuju kos Risa.
"Waduh gila, makeupnya udah on point."goda Kalila saat baru sampai di pintu.
"Makanya, kalian juga buruan makeup sana, pakai punyaku aja, aku tahu kalian enggak bawa makeup kan."ucap Risa menyarankan namun terdengar seperti sebuah perintah.
"Enggak lah aku gini aja. Ntar malah makin aneh."Rizel menolak. Sebenarnya alasannya karena ia tidak mau ribet untuk touch up kembali.
"Iya, aku juga enggak. Masih cantik gini."jawab Kalila yang saat ini sudah nangkring di depan kipas angin. Sepertinya ia benar-benar kepanasan.
"Ayo dong, kita tuh mau nongkrong. Tapi muka kalian udah lesu dan dekil gitu."ucap Risa sedikit memaksa mereka.
"Bentar dulu, ini aku kepanasan lo."jawab Kalila yang memilih untuk mengalah.
"Benar ya, habis itu kamu make up lagi, atau kamu mau ganti baju juga?"tanya Risa kepada Kalila, Risa harus memastikan penampilan Kalila saat ini, karena mereka akan bertemu dengan mantannya.
"Jangan, aku pakai ini aja. Lagian enggak bau kok,"Kalila menolak sembari menciumi lengan bajunya.
"Kamu juga lo,"Risa memperingati Rizel yang juga sama cueknya dengan penampilan.
"Aku gini aja lah, kenapa harus makeup-makeup lagi, enggak akan berubah jadi mbak Yoong juga nantinya."tolak Rizel sembari bercanda.
"Kamu itu harus memperhatikan penampilan kamu, biar enggak jomblo abadi,"ucap Sekar, jika itu tentang Rizel, Sekar akan menjadi orang nomor satu sebagai orang yang suka menggoda Rizel. Rizel dan Sekar memang selalu saling menggoda, jadi yang lain sudah terbiasa melihat itu, bahkan terkadang mereka juga ikut nimbrung.
"Enggak ada yang salah lo sama penampilan aku, aku juga enggak mengenakan pakaian rumah untuk keluar kan. Enggak ada hubungannya kejombloan ini dengan penampilan aku."bantah Rizel membela dirinya sendiri. Rizel hanya tidak suka kalau ia dipaksa harus melakukan sesuatu seperti orang lain. Bagi Rizel fashion adalah soal kenyamanan, toh dia juga enggak malu dengan penampilannya itu.
"Iya, tapi pakaian kamu itu terlalu terlihat biasa saja."kali ini Risa yang menjawab.
"Udah pakai ini."ucap Risa yang telah menyiapkan pakaiannya untuk dikenakan oleh Rizel.
"Nah, mampus kan kamu."Kalila menertawakan Rizel. Kalila juga sebenarnya tidak mempermasalahkan penampilan Rizel, enggak ada yang salah dengan penampilan Rizel dimatanya, tapi mungkin karena Rizel hanya selalu menggunakan pakaian dengan model yang sama setiap harinya. Rizel hanya akan selalu menggunakan celana jeans dan baju kaos dan kemeja sebagai luarannya.
"Udah sana make up."ucap Rizel kepada Kalila.
Rizel pun beranjak menuju ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya itu dengan pakaian Risa. Rizel memang sering melihat teman-temannya yang satu kelas dengannya saling meminjamkan barang seperti baju, katanya sih biar mereka mencoba berbagai fashion, dan penampilannya enggak monoton. Tapi bagi Rizel, ia sangat tidak suka jika ia harus berbagi miliknya dengan orang lain, atau lebih tepatnya Rizel tidak suka barang-barangnya disentuh orang lain. Hal ini jugalah yang membuat Rizel tidak suka menyentuh barang-barang orang lain apalagi menggunakannya, tapi kali ini ia harus melakukan hal yang tidak ia sukai itu.
"Nah, kan gitu lebih cantik daripada yang tadi."ucap Risa memuji penampilan Rizel yang sesuai dengan seleranya itu. Sedangkan Kalila saat ini masih sibuk mengenakan makeupnya, karena Rizel sudah mau mengganti pakaiannya jadi Risa tidak lagi memaksanya untuk menggunakan makeup. Rizel hanya memoleskan lisptik ke bibirnya dan tentu saja itu lipstiknya sendiri.
"Tau nih anak, kalau kamu seperti ini pas di kampus. Aku yakin kalau kamu enggak akan jomblo lagi."ucap Sekar masih menggoda Rizel.
"Aku jomblo bukan karena penampilan aku, memang lagi enggak mau pacaran aja."bantah Rizel kesal,
"Plus, enggak ada yang dekatin."ucap Sekar bercanda.
"Pengen bantah, tapi faktanya gitu, jadi hanya bisa pasrah."ucap Rizel dengan eskpresi datarnya.
"Dia tu banyak lo yang deketin, tapi yang cocok dengannya aja yang enggak ada."ucap Kalila membela Rizel. Kalila juga kesal kenapa kedua temannya ini mempermasalahkan kejombloan mereka, Kalila merasa beruntung karena ia tidak sendirian. Jika ia sendirian yang ada justru dia yang akan digoda habis-habisan.
"Ya udah terserah kalian aja deh."ucap Rizel malas.
"Lihat aja ntar kalau aku punya pacar, bakal aku pamerin ke kalian bertiga."ucap Rizel lagi.
"Aku berharap itu segera terjadi."jawab Risa mengejek Rizel.
"Jangan suka pamer, enggak baik."ucap Kalila masih sembari mengaplikasikan makeup ke wajahnya.
"Biarin, kalau pamernya ke kalian boleh kok."jawab Rizel santai.
"Aku bakal tunggu, tapi jangan sampai aku ubanan, kelamaan."Sekar ikut menimpali.
"Aku juga siap buat menghujat, aku akan jadi haters nomor satu kamu."ucap Kalila lagi.
"Iya only one. Hanya satu-satunya haters yang aku punya, udah susah cari yang lain."jawab Rizel dengan percaya diri. Sekar yang duduk di dekatnya segera memukul lengan Rizel,
"Pengen rasanya nabok nih orang."ucap Sekar,
"Udah kali."jawab Rizel sembari mengelus lengannya yang dipukul Sekar tadi.
"Oh udah ya, kok enggak berasa."jawab Sekar dengan santainya, Rizel hanya memutar bola matanya malas.
Setelah merasa siap, akhirnya mereka pergi menuju ke tempat yang akan mereka tuju. Mereka berangkat menggunakan mobil yang mereka pesan menggunakan sebuah aplikasi. Saat ini jam sudah menunjukkan pukul lima sore, mereka sengaja berangkat lebih awal, karena tempat yang akan mereka tuju cukup ramai, mereka ingin memilih tempat yang bagus sebelum kafenya penuh.