webnovel

Kembalinya Sang Mantan

Rizel, Kalila, Risa dan Sekar saat ini telah berada di sebuah kafe yang cukup ramai. Dentuman musik yang sedikit berisik terdengar di seluruh penjuru kafe. Ini bukan musik yang biasanya akan ditemui di kafe-kafe pada umumnya, ini pertama kalinya mereka datang ke sini kecuali untuk Risa. Tentu saja Risa sudah pernah datang ke sini sebelumnya karena kafe ini memang salah satu kafe yang populer dikalangan anak muda.

"Aku kira kita cuma nongkrong seperti biasa."ucap Rizel ketika memperhatikan sekitarnya.

"Sekali-kalilah kita mengganti suasana, enggak bosan apa di sana mulu."jawab Risa. Rizel dan Kalila adalah dua tipe yang sangat menyukai tempat yang biasa mereka kunjungi, atau lebih tepatnya mereka lebih suka berada di zona nyaman, sedangkan Risa dan Sekar adalah tipe orang yang suka mengikuti apa yang tengah populer saat itu.

Hal ini jugalah yang membuat Risa dan Sekar yang sering merencanakan sesuatu untuk mereka hangout, untungnya Rizel dan Kalila juga hanya akan mengikuti tanpa banyak protes, sama seperti saat ini. Rizel sibuk memperhatikan yang ada di depannya, ia memperhatikan musisi yang tengah membawakan sebuah lagu di atas panggung kecil itu.

"Kali ini kita enggak akan berempat doang, soalnya teman aku ada yang mau datang menghampiri kita ke sini."ucap Risa memberitahu teman-temannya itu.

"Siapa?"tanya Sekar yang tengah memainkan perannya. Kalila tidak begitu peduli, karena ia memang tidak masalah untuk berinteraksi dengan orang baru, sedangkan Rizel yang mendengarkan hal itu mulai tidak nyaman. Sepertinya ia mengalami hal seperti ini lagi setelah waktu itu dengan Widya, sepertinya orang-orang di sini suka melakukan hal-hal yang mendadak seperti ini, pikir Rizel.

"Enggak apa-apa kan, Zel?"tanya Risa, sebenarnya Risa tengah mengkode Rizel, mencoba mengingatkan Rizel tentang rencana yang pernah ia katakan sebelumnya.

"Enggak apa-apa kok."jawab Rizel berusaha untuk terlihat santai, setidaknya ia tidak sendirian di sini. Rizel tidak menerima kode yang diberikan Risa itu, jadinya ia belum menyadari apa yang akan terjadi.

Seperti biasa, mereka ngobrol-ngobrol santai tentang teman-teman kuliah mereka ataupun tentang dosen mereka. Mereka membicarakan tentang apapun yang mereka ingat atau apapun yang terlintas dibenak mereka saat itu.

"Bentar ya, aku tinggal sebentar."ucap Sekar yang segera beranjak dari duduknya. Memang sedari tadi mereka ngobrol, Sekar tidak terlalu fokus, ia masih berbagi pikiran antara ponselnya dan teman-temannya yang tengah berbincang. Terkadang ia tidak menanggapi mereka sama sekali.

Mereka sudah mengerti tentang kebiasan Sekar itu, jadi mereka sudah terbiasa. Tidak ada satupun di antara mereka yang menegurnya meskipun mereka sebenarnya tidak begitu menyukai hal itu. Sedangkan Risa sendiri tidak mempedulikan ponselnya saat ia bersama teman-temannya, kecuali untuk malam ini karena ia sudah mempunyai janji dengan mantannya Kalila. Berhubung hanya mereka berdua yang tengah berpacaran ataupun dekat dengan seseorang jadi hanya mereka yang sibuk membuka ponselnya.

"Kenapa lagi dia?"tanya Rizel,

"Kayak enggak tau aja, palingan cowoknya udah di depan sana."jawab Risa yang sudah mengerti tentang hal itu, ini memang bukan pertama kalinya Sekar seperti ini.

"Cowoknya niat banget, mencari tahu keberadannya sampai segitunya."ucap Kalila yang tidak bisa membayangkan jika dirinya berada diposisi itu, ia hanya berpikir itu akan sangat menyebalkan dan mengganggunya.

"Yang ceweknya juga bucin banget, mau aja digituin."ucap Risa yang juga enggak begitu menyukai hal itu, hal ini juga berdampak kepada mereka ketika mereka harus bepergian, itu sangat mengganggu mereka.

"Kalau udah cinta mau gimana lagi."jawab Rizel dengan santai.

"Sorry ya aku telat."ucap seseorang dari belakang Kalila dan Rizel. Rizel pun menoleh ke belakang, ia tidak mengenal laki-laki yang datang itu, jadinya ia masih terlihat santai. Sedangkan Kalila, ia terdiam membeku di tempat, ia mengenal suara itu.

"Hy, kenalin ini teman aku." Risa mengenalkan temannya kepada Rizel dan Kalila.

"Loh, Kalila, ketemu lagi kita."ucap laki-laki itu saat ia baru saja selesai bersalaman dengan Rizel. Saat mendengarkan ucapan laki-laki itu, Rizel baru menyadari bahwa ini bagian dari rencana Risa, Rizel tidak menyangka jika Risa tetap akan menjalankan rencananya itu.

"Eh iya nih."ucap Kalila yang terlihat kaku. Kalila bingung harus mengatakan apa kepada orang yang sudah lama bersarang dihatinya itu.

"Kalian saling kenal? Aku enggak tahu kalau Kalila dan Irfan saling kenal."ucap Risa yang terlihat takjub itu. Rizel yang mengetahui hal itu masih dibuat kagum dengan akting Risa yang terlihat nyata itu.

"Iya, kita kan satu sekolah."jawab Irfan kemudian, Kalila hanya tersenyum canggung menanggapi hal itu.

"Kamu apa kabar, kenapa enggak pernah ngabarin padahal kita sama-sama di sini."ucap Irfan kepada Kalila.

"Gimana sih Kal, sama teman sendiri kok gitu. Padahal kan kita harusnya senang kalau bisa bareng-bareng sama teman, atau jangan-jangan ada sesuatu di antara kalian?"ucap Risa menggoda Kalila, jelas Kalila sengaja mengatakan hal itu karena ia ingin mengarahkan pembicaraan mereka kepada hubungan Kalila dan Irfan.

"Kalau masalah itu, kamu tanya Kalila aja."jawab Irfan sembari menatap Kalila.

"Kamu sendirian ke sini?"tanya Kalila memilih untuk mengubah topik pembicaraan ini.

"Jangan mengalihkan pembicaraan gitu dong, kamu harus jawab!"ucap Risa yang membuat Kalila jengkel, tapi Kalila tetap berusaha untuk terlihat biasa saja.

"Jawab apa?"tanya Kalila berpura-pura tidak mengerti.

"Apa kalian yakin, kalian cuma temenan aja?"tanya Risa kemudian.

"Iyalah, kita teman."jawab Kalila, sebenarnya dia sangat kesal melihat sikap Risa ini.

"Yah, padahal kalau kamu sama Irfan aku setuju lo, kan aku juga kenal sama Irfan. Siapa tahu kita bisa double date gitu, eh triple atau berempat sekalian, ntar kita cariin Rizel juga."ucap Risa menatap Rizel, dan itu membuat Rizel merasa tidak nyaman mendengarnya.

"Apaah sih, Ris,"ucap Rizel, ini seperti Risa mempermalukannya.

"Gimana nih, Fan?"tanya Risa kepada Irfan.

"Harusnya kamu jangan tanya sama aku, tanyanya sama dia. Aku di sini aja dia enggak pernah ngabarin."jawab Irfan sembari menunjuk Kalila dengan ekspresinya.

"Mana aku tahu kamu ada di sini."jawab Kalila yang juga merasa kesal karena ucapan Irfan itu, lagian menurut Kalila kenapa ia yang harus menghubungi Irfan duluan, kenapa bukan Irfan yang berinisiatif untuk mencoba menghubunginya.

"Aku yakin kamu tahu kalau aku ada di sini."jawab Irfan dengan percaya diri.

"Masak sih kamu enggak tahu, kan katanya teman satu sekolah."Risa ikut menimpali.

"Sepertinya aku bukan termasuk orang penting dalam listnya Kalila."ucap Irfan lagi.

"Kalau begitu, apa kamu kenal mantannya Kalila? Katanya mereka pacaran saat ia duduk di bangku kelas dua, iya kan, Kal?"tanya Risa kepada Irfan dan kemudian menoleh kepada Kalila.

Kalila saat ini rasanya ingin segera menghilang dari sini, ia benar-benar malu atas pertanyaan Risa itu. Kalila sebenarnya sudah mengkhawatirkan hal ini saat kedatangan Irfan tadi, ia takut jika Risa ataupun Rizel menanyakan tentang mantannya kepada Irfan dan ketakutannya benar-benar terjadi, Kalila ingin menyembunyikan wajahnya saat ini, ia benar-benar malu.