webnovel

Harusnya Bukan Masalah Besar!

Hari ini sepertinya tidak berjalan sesuai dengan apa yang telah Risa rencanakan. Mereka baru saja sampai di bioskop saat jam sudah menunjukkan pukul tujuh, ada beberapa kendala yang mereka temui saat dalam perjalanan tadi, salah satunya macet yang membuat mereka menunggu lama, mungkin karena ini weekend.

Risa merasa kesal karena itu, namun ia tidak menunjukkannya kepada teman-temannya. Risa masih bisa menutupinya dengan senyumannya. Sepertinya hanya Risa yang kesal, karena mereka tampak baik-baik saja bagi Risa, mereka terlihat santai dan ceria.

"Ayo buruan, nanti keburu malam."ucap Risa kepada ke tiga temannya yang masih bersenda gurau itu. Mereka tidak terburu-buru meski Risa sudah berjalan mendahului mereka. Dan berakhir dengan Risa yang menunggu mereka.

Sesampai mereka di bioskop, mereka langsung menuju ke tempat pembelian tiket. Saat ini mereka tidak perlu menunggu karena tidak ada antrian.

Risa dan Kalila yang memesan tiket, sedangkan Sekar dan Rizel memilih menunggu agar tidak mengganggu orang yang ingin memesan tiket juga. Mereka masih asyik mengobrol tentang permainan yang ada di aplikasi yang baru sama-sama mereka download itu.

Di sisi lain Risa dan Kalila tengah bingung dengan film apa yang akan mereka pilih. Film yang awalnya mereka ingin tonton sudah penuh untuk jam sekarang dan satu jam ke depan. Dan jadwal filmnya, akan ada lagi di jam sepuluh nanti.

"Aku udah bilang kan, kalau kita harus cepat."ucap Risa sembari melirik film yang lain.

"Kita tunggu aja jam sepuluh, mereka juga enggak akan keberatan kok."Kalila mencoba membuat Risa merasa lebih baik.

"Tapi itu kemalaman nanti kita pulangnya."Risa menolak.

"Harusnya kita lebih awal perginya, Rizel sih kelamaan, padahal udah diperingatkan."ucap Risa menyalahkan Rizel. Kalila sedikit bingung, kenapa Risa menyalahkan Rizel, karena sebenarnya mereka berangkat hanya berlalu lima menit dari jam yang telah dijanjikan.

"Ya udah, katanya kamu ingin nonton film itu, katanya persiapan buat kamu nonton sama Dirgi."ucap Kalila tak mempermasalahkan waktunya.

"Tapi nanti kita pulangnya kemalaman."jawab Risa lagi, sepertinya semua terlihat menyebalkan bagi Risa saat ini.

"Enggak apa-apalah, kan kita juga nginap di tempat kamu."ujar Kalila, bahkan Kalila sudah tidak mempedulikan pendapat Sekar dan Rizel agar Risa merasa lebih baik.

"Nanti merekanya menolak gimana, aku pikir mereka tidak akan mau."Risa melirik kepada Rizel dan Sekar.

"Ya udah, kita tanya ke mereka dulu aja gimana? atau mencari film yang lain aja."tawar Kalila. Kalila sebenarnya yakin, kalau Sekar dan Rizel pun tidak akan mempermasalahkan hal itu. Mereka orangnya santai dan tidak terlalu menganggap pusing sesuatu, kecuali tugas mereka. Jika hanya untuk hangout seperti ini, rasanya mereka akan baik-baik saja.

"Ya udah, kita tanyain mereka dulu aja."ucap Risa. Mereka berdua pun menghampiri Rizel dan Sekar.

"Film yang mau kita tonton udah pada penuh, adanya jam sepuluh nanti, gimana?"tanya Risa setelah berada di dekat Sekar dan Rizel.

"Aku sih enggak apa-apa."'jawab Rizel santai.

"Aku juga enggak masalah."Sekar ikut menimpali.

"Aku kan udah bilang, harusnya kita berangkat lebih awal. Kamu tuh kebiasaan suka telat."ucap Risa kepada Rizel.

"Ya maaf."jawab Rizel, tentu saja ia merasa bersalah karena telah mengacaukan jadwal yang dibuat Risa.

"Lagian kan kita masih bisa nonton. Jam sepuluh itu aja."ucap Rizel memberikan solusi.

"Tapi nanti kemalaman."jawab Risa.

"Aku enggak apa-apa kok, kan kita juga bakalan menginap di kos kamu."ujar Rizel.

Sebenarnya Risa baru pindah ke kos barunya, karena jarak rumah dan kampusnya juga lumayan memakan waktu. Terlalu sulit untuknya jika harus belajar kelompok dan lain-lain, karena itu ia memilih untuk menyewa kamar kos. Dan saat ini kos Risa menjadi tempat mereka berkumpul, itu juga karena Risa sering mengajak teman-temannya itu ke kosnya atau lebih tepatnya memaksa mereka.

"Aku juga enggak apa-apa."sahut Sekar.

"Tapi itu kemalaman."jawab Risa lagi.

"Kan udah aku bilang, mereka enggak bakal mempermasalahlan jamnya."sahut Kalila.

"Tapi itu udah malam banget kita nontonnya, belum lagi kita makannya."ntah apa yang membuat Risa tidak menerima masukan dari teman-temannya itu.

"Kita makan sekarang aja, mumpung masih banyak watu yang tersisa."Rizel pun mencarikan solusi agar Risa masih bisa menonton film itu.

"Nanti kita keburu-buru kalau makan sekarang, belum lagi kalau restorannya ramai, kan ini weekend."ucap Risa lagi.

"Ya udah, kalau mau ganti film, kamu mau nonton film apa?"tanya Kalila mencoba menengahi, karena sepertinya Risa menolak semua tawaran yang diberikan.

"Aku maunya sih nonton itu, tapi karena adanya jam sepuluh ya enggak bisa!"jawab Risa ogah-ogahan.

Kalila dan Rizel sama-sama geram dengan Risa saat ini. Bukannya mencari solusi tapi ia fokus pada apa yang terjadi, seolah harus ada yang disalahkan karena kejadian ini. Kalila dan Rizel hanya menyimpan kekesalan mereka di hati masing-masing. Sedangkan Sekar tengah asyik pada gamesnya, ia memilih untuk mengikuti apapun keputusan mereka nantinya.

"Ya terus mau gimana?"tanya Rizel yang berusaha untuk tidak terpancing emosi, meski ia tidak bisa benar-benar menyembunyikannya.

"Kenapa kamu nanya sama aku, kan kita terlambat gara-gara nungguin kamu. Kamulah yang mencari film apa yang mau kita tonton."ucap Risa dengan lembut tapi terdengar menyebalkan ditelinga Rizel.

"Film xxx itu aja gimana, banyak yang bilang filmnya bagus, aku udah lihat-lihat reviewnya."kali ini Kalila menengahi mereka, karena Kalila bisa melihat kekesalan Rizel saat ini.

"Ya terserah,"jawab Risa, Kalila hanya bisa menghela napas mendengarkan jawaban Risa itu.

"Ya udah itu aja, sepertinya bagus kok."ucap Rizel. Jelas Rizel dan Risa sama-sama terlihat kesal, namun mereka berdua sama-sama bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Tidak bisa dipungkiri setelah perdebatan kecil itu, terjadi kecanggungan saat ini.

"Ya udah, kalian pesan sana. Kan kalian yang tahu filmnya."ucap Risa masih dengan ekspresi manis yang menyebalkannya itu.

"Mau duduk di mana?"tanya Rizel sebelum mereka pergi memesan film itu.

"Terserah kalian aja, kan kalian yang akan memesan."ucap Risa yang penuh akan kata-kata kan kan yang menyebalkan bagi Rizel itu.

"Ntar kita yang pilihin kamunya enggak suka."sindir Rizel yang tengah geram kepada Risa itu.

"Ya dipilih aja, tempat yang sekiranya nyaman buat nonton."jawab Risa kemudian, jelas ia tidak suka cara Rizel menanggapinya.

"Ya udah kita duduk di tengah-tengah aja ya."Kalila kembali menengahi Rizel dan Kalila. Sebelum mendapatkan jawaban dari Risa, Kalila lebih dulu menarik Rizel menjauh. Ia tidak ingin keadaan semakin menjadi canggung dan Kalila tidak menyukai kecanggungan itu.

Akhirnya Rizel dan Kalila yang memesan film yang akan tayang jam delapan lewat tiga puluh menit itu. Mereka juga memilih tempat duduk di tengah, tidak peduli apakah Risa akan menyukainya atau tidak.

Kalila dan Rizel juga tidak mengatakan apa-apa, mereka tidak membahas tentang Risa sama sekali, meskipun mereka saat ini sama-sama ingin membicarakan itu. Mungkin mereka sama-sama tidak mau membicarakan hal yang buruk tentang teman mereka, meskipun mereka sama-sama merasa kesal saat ini. Rizel juga harus siap, sepertinya kesalahannya ini akan jadi bahan untuk Risa menyalahkannya kedepannya nanti. Rizel sudah hafal bagaimana sikap Risa itu.