webnovel

Kisah Putri SANG KIAI

Season 1. Muhammad Barrak, pergi dari rumah karena merasa malu, sebagai putra Kiai dia tidak berguna dan hanya membuat kedua orang tuanya malu. Dia pergi dari rumah dengan dua tujuan, satu memperbaiki diri, dua supaya perjodohannya gagal. Apakah rencananya berhasil? Season 2. Chafiya Afrin Zahraya, adalah putri dari Barrak dengan istrinya tercinta, nama yang memiliki arti orang yang diperhatikan serta ramah, berani dan memiliki karakter yang kokoh. Gadis bercadar ini adalah motivator para pencari Tuhan juga penulis novel Religi. Suatu ketika dia terpesona oleh pemuda bernama Adib, yang tidak lain adalah santri dari Abah yang sudah menjadi Ustadz. Selain itu, editor Faris Hamzah juga sangat ambisius untuk mendapatnya. Namun, pemuda yang memikatnya adalah santri dari sang Abah. Gadis bercadar ini harus meredam perasaannya dalam-dalam, karena sang Abah memilih putra sahabatnya, pemuda yang tidak lain adalah dokter muda, anak dari seorang dokter ternama di Jakarta. Putra dokter itu bernama Muhammad Alif Raffa, pemuda tampan namun juga terkenal sering keluar masuk penjara akibat narkotika, walaupun dia seorang dokter. 'Aku meredam perasaanku, karena Abah. Semoga Allah memberikan jalan terbaik ketika aku memantapkan hati dan bersedia menikah dengan Mas Alif, karena aku ingat kisah cinta Abah dan Umi.' Bagaimana kisah putri Kiai ini? Apakah dia bisa jatuh cinta kepada Alif, yang memiliki kebiasaan buruk? Semoga menikmati cerita ini. Hanya di Kisah Putri Sang Kiai.

Ririnby · 历史言情
分數不夠
228 Chs

Season2. Dalam Haru ...

"Gus sekarang kisahkan Pernikahan Nabi SAW," pinta Alif.

"Cha ... ayo, Cha," bujuk Azmi.

"Ketika Sayyidah Khadijah wafat, Nabi Muhammad menikahi Saudah binti Zam'ah pada tahun kesepuluh kenabian atau tiga tahun sebelum hijrah. Sebetulnya rencana dan usulan perkawinan Nabi dan Saudah tidak datang dari beliau sendiri, melainkan dari Khaulah binti Hakim, sahabat Sayyidah Khadijah.

Khaulah merasa prihatin dengan Nabi Muhammad yang hidup sendiri setelah ditinggal wafat Khadijah.  Dijelaskan bahwa dengan menikahi Saudah yang saat itu berusia 50 tahun, Nabi Muhammad SAW ingin meringankan penderitaannya, meningkatkan derajatnya, dan menjaganya dari fitnah dari kaum musyrik Makkah. Saat itu status Saudah adalah janda dari Sakran bin Amr bin Abd Syam. Sakran meninggal dalam saat hijrah di Habasyah. Saudah memiliki lima atau enam orang anaknya hasil perkawinannya dengan Sakran.

鎖定章節

在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者