webnovel

Chapter 8 Berkunjung

Tak lama kemudian mobil hitam muncul di antara mereka. Lalu Lex Luthor berjalan mendekat membuka pintu bangku tengah, rupanya Kinn menjemputnya.

Alandra yang melihat itu menjadi terkejut kaku.

"(Apa.... Apa yang dia lakukan?! Mendekat ke sana... Dan yang mengendarai nya adalah lelaki.... Siapa itu? Mobilnya kelihatan mahal sekali...)" Alandra tampak mengepal tangan, Lex Luthor yang melihat itu menjadi menatap ke Alandra. Dia menatap tangan Alandra, lalu menoleh ke Kinn yang menunggunya dengan tatapan datar di bangku supir.

"Ingat lah... Aku belum mengetahui tentangmu, kau pun juga belum mengetahui ku, jika kau belum mengetahui nya, aku benar benar tidak peduli," tatap Lex Luthor pada Alandra sebelum masuk.

Alandra terdiam lalu Lex Luthor pergi terbawa mobil itu. Alandra bahkan masih berdiri di sana layaknya sedang mencoba mengerti situasi nya, ia lalu menoleh ke matahari yang menghilang berubah menjadi malam. "(Aku harus mencari tahu... Siapa Luthor, aku belum tahu juga, Lex Luthor siapa... Aku tak mengerti kenapa ini begitu sangat aneh sekali dan sangat susah mendeskripsikan nya, dia juga harus mencari tahu siapa aku dan kenapa aku mengejarnya seperti ini terus dan membuatnya terganggu padaku nantinya... Lex Luthor, aku akan menunggu mu tahu takdir kita ini, ini takdir pertemuan,)" ia lebih memilih menghela napas panjang lalu berjalan pergi dari tempat itu.

Alandra tampak berjalan akan pulang dengan wajah yang masih kecewa. Bagaimana tidak, setelah melihat Lex Luthor di jemput seorang lelaki, padahal Kinn hanyalah Asisten nya Lex Luthor.

"(Haruskah aku pulang ke rumah atau kembali ke apartemen bibi, dari kecil... Aku bersikap tidak enakan pada dia dan dia juga pastinya merasa kecewa dengan sikapku yang suka menolak apa yang di berikan nya padaku...)" pikirnya. Ia lalu berhenti berjalan dan menatap ke langit malam.

"(. . . Sepertinya aku memang harus kembali ke tempat bibi,)" ia rupanya kembali lagi ke apartemen bibinya di mana bibinya sedang ada di dapur memasak, dia mendengar suara bel berbunyi lalu berjalan membuka pintu dan rupanya memang benar Alandra.

"Alandra? Kau akhirnya berubah pikiran," tatap Bibinya dengan senang dan lega Alandra kembali ke tempatnya.

"Sebenarnya aku ingin bertanya sesuatu, bukan untuk tinggal di sini."

"Apa maksud mu? Kau ingin bertanya apa Alandra?" Bibinya menatap bingung.

"Apa bibi kenal orang yang tinggal di lantai atas nomor 293?" tanya Alandra.

"Oh, dia.... Pemilik apartemen itu adalah bos bibi," kata bibinya seketika Alandra terkejut diam.

"Bos?"

"Ya, dia bos muda di departemen kekuasaan."

"Hah.... Tapi..." Alandra menatap tak percaya.

"Kenapa? Kamu pernah bertemu dengan nya?"

"I... Iya..."

"Haha... Aku tahu pemikiran mu, dia gadis kan, aku tahu itu... Itu membuatku iri karena dia bisa menjadi boss, dan yang paling membuatku heran, dia mendapatkan semuanya sendiri, tak ada penerusan keluarga dalam bisnis nya, jadi bisa di bilang dia membangun bisnis nya sendirian."

"(Jika dia seorang Boss?... Kenapa... Dia terlihat sangat sederhana dan selalu berjalan kaki, dan... Sikapnya terlihat dingin dan akan kejam pada sesuatu... Kenapa aku tidak mengetahui ini sebelumnya Jika saja aku tahu, dari Lex Luthor, aku juga tak percaya sama sekali dia bisa dikatakan bos muda di satu perusahaan kekuasaan, kudengar perusahaan kekuasan memberikan jasa berupa dana yang akan di gandakan oleh pengontrak. Bisa di bilang, itu lebih tepatnya CEO yang bekerja sebagai penyaluran dana dalam sebuah kerja sama.. Dan bodohnya aku karena mengira Lex Luthor hanya gadis biasa tidak sampai memegang gedung besar itu....) Jadi, bibi tahu soal namanya dan semua yang bersangkutan dengan nya," tatap Alandra.

"Ya, begitulah," balasnya sambil menatap arah lain.

"Kalau begitu, Bibi, apa kau tahu siapa Luthor?"

"Kenapa kau bertanya begitu Alandra?"

"Aku hanya ingin tahu."

"Maaf Alandra, dia memang bos bibi dan bibi adalah asisten dekatnya, aku memang tahu banyak soal dia tapi jika aku bilang bilang, aku takut akan terjadi sesuatu."

"Apa dia melarang mu mengatakan hal tentangnya padaku?" Alandra menatap serius.

". . . Um.... Bagaimana jika besok saja, besok malam kita ada di sini kan, kau bisa menunggu bibi pulang," kata bibinya.

Alandra terdiam dan berjalan pergi. Hal itu membuat bibinya terdiam dengan sikap cuek Alandra padanya. "(Alandra, aku bertanya tanya bagaimana bisa kau langsung bertanya hal seperti itu padaku... Bahkan dengan tiba tiba nya....)"

"(Jika di pikir lagi, apa Lex Luthor benar benar memiliki gen berbeda dengan gadis yang lain, rambutnya putih... Mata miliknya biru, dan kulitnya terlalu putih,)" Alandra terdiam masih di lorong apartemen itu sambil melihat ke langit atap atap. Lalu ia ingat saat ia mengikuti Lex Luthor di dermaga itu. "(Apa itu tempat kesukaannya? Tempat kesukaan nya adalah dermaga, tapi yang aku tahu, tidak banyak orang yang suka pada dermaga... Di sana terlalu ketat dengan pekerjaan umum pelayaran... Tapi mengapa dia bisa menikmati pemandangan yang terlalu minim di dermaga.... Jika itu memang tempat kesukaan nya, itu berarti dia sering ke sana dan aku bisa memanfaatkan hal itu untuk bertemu dengan nya.)"

Ketika akan turun melewati Lift, tak di sangka sangka lift terbuka dan itu ada Lex Luthor dan satu lelaki menggunakan setelan jas mantel hitam. Mereka menatap Alandra yang terdiam, ia tak menyangka akan bertemu dengan Lex Luthor.

"Lex Luthor...?!"

"Ehem... Nona?" lelaki itu rupanya Kinn, ia menatap pada Lex Luthor yang tersenyum kecil dan mengangkat tangan nya, memberi isyarat pada Kinn untuk keluar dari lift.

Lalu Kinn berjalan keluar dari Lift. Alandra yang terdiam menjadi masuk menatap Lex Luthor, di saat itu juga lift tertutup. Sebelum nya Alandra menoleh ke Kinn yang hanya menundukan wajahnya.

"(Aku tidak menyangka akan melihat Lex Luthor di lift yang sama dengan lelaki itu, lelaki itu yang aku lihat di mobil dan wajahnya benar benar fokus pada pekerjaan nya... Mungkin dia adalah bawahan dari Lex Luthor,)" Alandra menoleh ke Lex Luthor yang hanya diam biasa, menunggu lift sampai.

"Lex Luthor?" tatap Alandra.

"Ada apa? Lantai berapa yang akan kau tuju?" Lex Luthor langsung bertanya.

"Aku akan ke lantai bawah, aku akan pulang ke rumah."

"Rumah? Bukankah kau tinggal di sini, kupikir kau ada di sini?" tatap Lex Luthor.

"Aku hanya, menghampiri bibiku."

"Oh jadi kau punya bibi, kenapa tidak tinggal bersama nya?"

"Dia bukan bibi kandung ku, aku tak punya saudara kandung maupun orang tua."

"Sayang sekali, kau pasti merasa sangat kesepian," balas Lex Luthor dengan nada sok mendengarkan. Lalu lift terbuka dan Alandra menjadi terdiam.

"Apa yang kau tunggu, kau tak ingin pergi?" tatap Lex Luthor.

"Lex Luthor, apa kau hanya ingin mengantar ku sampai sini saja?"

". . . Kau ingin apa? Ingin aku mengantar mu sampai rumah mu? Aku bisa meminta tolong Kinn."

". . . Aku hanya ingin kau berkunjung ke tempatku, malam ini, Lex Luthor...." kata Alandra, ia terus menatap Lex Luthor dengan mata itu dan perlahan mengangkat tangan nya. Ia memegang leher Lex Luthor membuat Lex Luthor terdiam bingung.

"Lex Luthor, kupikir... Aku suka padamu," kata Alandra.

Suasana terdiam, benar benar diam dan di saat itu juga, lift tertutup, bahkan ekspresi mereka tidak berubah saat lift tertutup.

"Bukankah aku sudah mengatakan nya padamu?" Lex Luthor menatap dengan wajah serius.

"Aku tahu itu, tapi... Aku tetap akan bersikeras untuk mendapatkan jawaban dari mu bahwa kau setuju jika aku suka padamu," tatap Alandra. Dia berwajah sangat yakin meskipun sebagian tertutup masker hitam itu.

Lalu Lex Luthor tersenyum kecil. "Semuanya mengatakan itu."

"Itu balasan mu yang kedua, kau mengatakan hal yang sama... Aku mengharapkan kau suka padaku, apa itu adalah hal yang sulit, apa semua lelaki yang mengatakan itu sama dengan ku, sehingga kau juga harus mengatakan hal yang sama setiap kali aku mengatakan itu nantinya?" tatap Alandra.

Lex Luthor menjadi terdiam, ia lalu menghela napas panjang. "Baiklah, aku akan mengunjungi mu," kata Lex Luthor.

Tapi Alandra tetap kecewa. "Aku mengharap jawaban dari pertanyaan ku, bukan dari tawaran ku," dia menatap serius.

Lex Luthor kembali terdiam, dia menatap Alandra dengan mata milus nya, lalu menghela napas panjang. "Lupakan itu, aku tak jadi berkunjung-

"Ah baik baik!! Aku tidak akan memaksa mu menjawab pertanyaan ku..." Alandra menatap panik.

Lalu Lex luthor tersenyum kecil sekali lagi. "Dasar..."

--

Akhirnya mereka berjalan bersama di bawah langit malam. Hingga sampai di sebuah rumah, rumah yang tak terlalu besar dan hanya berlantai satu. Lex Luthor terdiam melihat sekitar.

Lalu Alandra membuka pintu dan mempersilahkan nya. "Masuklah aku mohon."

Lex Luthor berjalan masuk dan semakin melihat isinya, isinya benar benar rapi dan sangat bersih, semuanya tersusun sangat rapi.

". . . Kau tinggal sendiri? Apa kau serius?"

"Aku memang tinggal sendirian," balas Alandra.

Lex Luthor kembali terdiam melihat sekitar. "(Aku heran.... Bagaimana bisa rumah ini sangat rapi... Padahal dia lelaki... Apa ini karena faktor dari hal yang di sebut mandiri, dia mengerjakan semua nya sendiri....)"

". . . Tolong tunggulah sebentar, aku harus mengganti bajuku," kata Alandra. Ia berjalan ke kamar lalu melepas bajunya di kamar nya tapi sebelumnya, ia melepas masker hitam nya di kamar nya juga, meskipun itu pun tidak akan bisa dilihat Lex Luthor.

Saat ini, Lex Luthor yang ada di ruangan tengah masih menatap ke sekitar.

"(Aku harus berusaha meyakinkan nya untuk tetap di sini, aku senang dia ingin berkunjung di rumah ku ini, tapi aku ingin dia lebih lama dan aku pastinya harus membuat begitu....)" pikirnya, lalu Alandra keluar dari kamar. "Maaf menunggu, aku akan membuatkan mu teh," kata Alandra.

Membuat Lex Luthor menoleh dan Lex Luthor berwajah dengan mata besarnya. Ia melihat wajah Alandra tanpa masker. Sangat tampan dan tampak dewasa. Dia benar benar lebih tampan tanpa masker.