webnovel

Chapter 27 Kucing Paling Imut

Tampak mereka masih mencium bibir di dalam kolam renang itu dan saling menatap dengan napas panas mereka.

Tapi Lex Luthor merasakan tubuh Alandra yang sebentar lagi akan gemetar kedinginan.

"Hei, kau sudah kedinginan?" Lex Luthor menatap mengejek.

"Aku... Aku belum.... Belum kedinginan.... Aku bisa bertahan lebih lama..." tatapnya mencoba kuat.

"Baiklah, mari lihat..." Lex Luthor menunggu.

Hingga beberapa jam kemudian, Alandra membuang wajah secara tiba-tiba hanya untuk bersin.

"Cough...." di susul batuk.

Lex Luthor yang melihat itu menjadi tertawa kecil. "Pft.... Haha.... Kau kedinginan.... Padahal es nya sudah menjadi air...." tatap Lex Luthor.

"Kenapa kau bisa bertahan sangat lama?" Alandra menatap, dia masih memegang Lex Luthor.

"Hm... Mungkin karena bawaan," balas Lex Luthor.

Tapi ada yang datang lewat pintu. Rupanya asisten nya Kinn. "Lex Luthor, dimana aku harus meletakkan baju Mahasiswa itu," tatap nya dengan tatapan datar, yang dia maksud Mahasiswa adalah Alandra.

"Oh, kau harus berganti baju" tatap Lex Luthor pada Alandra.

"Tapi bagaimana dengan mu?"

"Aku akan sebentar lagi... Pergilah," Lex Luthor menatap.

Lalu Alandra keluar dari kolam renang dan Kinn sudah menyediakan handuk untuk nya, dia menerima itu sambil menatap ke Lex Luthor yang tersenyum kecil.

Lex Luthor sedang melihat baju Alandra yang basah dan menjadi terawang itu. "Hei, keberatan jika kau tampar pantat lelaki itu!" Lex Luthor berteriak pada Kinn yang terdiam dan seketika dia melakukan kontak mata pada Alandra.

"Baiklah," Kinn menyiapkan tamparan nya membuat Alandra terkejut. Dia langsung berjalan pergi dari sana membuat Kinn terdiam, ia menatap Lex Luthor yang tertawa kecil.

Dari sana Kinn berpikir. "(Sepertinya dia tertawa dengan hal sederhana, mempermainkan Mahasiswa itu....)"

Tak lama kemudian, Alandra terlihat menunggu di beranda rumah yang sangat besar dan mewah, ada sofa dan yang lain nya. Dia duduk di sofa sekarang dan sudah berganti. "Baju ini, kenapa baju ini sangat sesuai dengan ukuran tubuh ku? Bagaimana Lex Luthor membeli baju yang begitu akurat untuk ku...." dia menatap baju yang ia pakai.

Dia menunggu Lex Luthor dan ketika sudah terlalu lama, Lex Luthor keluar dengan pakaian yang sudah berganti.

Dia menatap Alandra. "Kau sudah lama menunggu?" dia mendekat tapi Alandra hanya terdiam dengan mata sipit. Sepertinya dia tidak kelihatan apapun.

"Oh, aku lupa, ini," Lex Luthor memberikan sesuatu, yakni kacamata Alandra yang sudah bersih.

Alandra terdiam menatap itu. "Apa kamu, mencari nya dari tadi?" tatapnya.

". . . Aku tidak lama menemukan nya," balasnya, padahal Lex Luthor lama mencarinya.

Tapi tiba tiba ponsel nya berbunyi membuat nya mengambil dari sakunya dan melihat itu dengan wajah serius.

Namun dia menoleh ke Alandra.

"Apa kamu ada pekerjaan?" Alandra menatap tidak nyaman.

"Tidak, mau jalan jalan?" Lex Luthor menatap.

"Apa ini akan baik baik saja?" Alandra menatap khawatir.

"Tidak apa apa, kau banyak sekali bertanya....." Lex Luthor berjalan duluan dan Alandra mengikutinya.

Di jalanan, mereka berjalan bersama tapi ponsel Lex Luthor berbunyi membuat nya berwajah kesal. "Halo," dia menerima telepon itu dengan Alandra yang menatap nya dengan diam.

Tampak Lex Luthor berbicara di ponsel sambil berjalan dan Alandra terus mengikuti nya dengan wajah ingin sekali mendapatkan perhatian dari Lex Luthor. "(Bukankah dia bilang ingin jalan jalan, dan tak ada pekerjaan, kenapa dia dari tadi menerima ponsel itu terus menerus...)"

"Yeah aku mengurus itu nanti, hm...." Lex Luthor terus bicara di ponsel.

"Um, Lex Luthor... Um..." Alandra ingin memanggilnya.

"Yeah, sebentar, awas ada tiang," dia malah menunjuk di depan.

Tapi Alandra menoleh sambil masih berjalan, alhasil dia langsung tertabrak tiang itu di bagian kepalanya, membuat nya langsung jatuh ke belakang.

Lex Luthor masih fokus bicara di ponsel, tapi ketika dia mendengar suara jatuh, dia langsung menoleh dan melihat Alandra terbaring mencoba bangun sambil memegang kepalanya. Tiang itu memang sudah tinggi, tapi Tubuh Alandra masih bisa di bilang lebih tinggi lagi.

"Hei, aku sudah bilang padamu bukan?" Lex Luthor menatap tajam.

". . . Maafkan aku...." Alandra seperti kucing kecil yang menyesal masih dengan kening nya yang merah. Padahal dia sengaja tidak lihat jalan karena ingin memanggil Lex Luthor.

Lalu Lex Luthor menghela napas panjang. "Kau terlalu tinggi...."

"Aku hanya ingin.... Memanggil mu... Dan mendapatkan pandangan mu," Alandra menatap bawah dengan putus asa. Dimana Lex Luthor, Alandra sangat lucu seperti kucing hitam kecil.

"Astaga.... Kau lucu sekali... Kenapa tidak bilang dari tadi?" Lex Luthor menyimpan ponsel nya seketika Alandra menatap senang, dia langsung berdiri dan mengulur tangan membuat Lex Luthor terdiam menatap itu.

"Um.... Bergandengan tangan?" tatap Alandra menawar.

Lalu Lex Luthor tersenyum kecil dan menerima uluran tangan itu kemudian mereka berjalan bersama melihat kota itu yang ramai.

Tapi ketika di tengah jalan, Lex Luthor tak sengaja menoleh ke kedai hewan peliharaan yang akan mereka lewati, di sana ada kaca besar yang menunjukan ada hewan hewan yang menunggu, di antaranya ada kucing, anjing maupun hamster, mereka sangat lucu dan bervariasi warna nya.

Lex Luthor menjadi memandang tempat itu terus menerus hingga Alandra menyadari nya. Kemudian dia berhenti membuat Lex Luthor menatap nya.

"Kau ingin, masuk ke sana?" tanya Alandra sambil menatap kedai hewan peliharaan itu.

Lex Luthor menjadi terdiam, dia lalu agak membuang wajah. "Aku tidak akan tertarik."

"Ayolah, ini baik baik saja untuk melihat lihat," Alandra menariknya pelan masuk.

Kemudian ada penjaga toko yang menyapa. "Halo, kami memiliki banyak hewan peliharaan dan terawat sekali, apakah mau melihat lihat?" dia menatap ramah.

"Ya, kami ingin melihat lihat terlebih dahulu," kata Alandra lalu penjaga itu mengangguk dan meninggalkan mereka.

Lex Luthor memiliki pandangan sendiri, yakni dia menatap kucing hitam yang terkurung di kandang kaca terawat nya.

Kucing itu menjilati tangan nya dan tidak peduli pada apapun.

Alandra juga menatap itu, tapi ia terdiam ketika pandangan nya kebetulan menatap ke arah kandang lain, yakni kucing putih dengan bulu lebat dan sangat cantik.

Kemudian mereka berpikir bersama. "Mirip sekali dengan mu."

"Ehem.... Kupikir itu cukup," Lex Luthor berbalik badan tapi ia menyadari Alandra tak ada di dekatnya membuat nya terkejut dan melihat sekitar.

Siapa sangka, Alandra mengambil kucing putih itu dan menggendong nya. Hal itu membuat Lex Luthor terkejut, bahkan dia hampir berwajah merah.

"Apa yang kau lakukan, Sialan!" dia menatap marah.

Seketika Alandra menoleh dengan wajah ragu. "Em.... Kucing ini, sangat imut," tatapnya.

"Oh, aku cukup tw..." Lex Luthor menyilang tangan dengan kesal mendengar itu tadi. Dia mencoba mengatakan. "Cukup tahu, jadi dia lebih imut dari aku?"

Seketika Alandra meletakan kembali Kucing itu dan menggeleng cepat. "Tidak, tidak.... Kamu lebih Imut...." ia menatap khawatir.

"Kenapa? Lanjutkan saja...." Lex Luthor mendadak berjalan pergi membuat Alandra tambah terkejut dan langsung mengejarnya.

"Lex Luthor!"

"Apa?!" Lex Luthor menatap kesal sambil menoleh.

"Aku, minta maaf," dia tampak cemas dan menyesal.

"Kenapa minta maaf?" Lex Luthor membuang wajah.

Alandra menjadi terdiam, dia berpikir harus apa untuk menenangkan Lex Luthor karena dia tadi melakukan kesalahan kecil.

Dengan cepat, dia berpikir sesuatu, seketika langsung mengambil dan menggendong Lex Luthor membuat Lex Luthor terkejut.

"Akh! Apa yang kau lakukan...?!"

"Membawamu pulang, aku sudah mendapatkan kucing putih yang lebih imut...." kata Alandra dengan wajah serius membuat Lex Luthor terdiam dengan wajah agak merah.

"Ehem... Yah... Begitulah....."

--

Setelah sampai di rumah Alandra, dia meletakkan Lex Luthor di sofa.

"Sebentar, aku akan melakukan sesuatu dulu," dia berjalan ke kamar.

Lex Luthor terdiam bosan, tapi ponsel nya berbunyi membuat nya mengambil nya dan mengetik pesan yang terlihat penting.

Sementara Alandra keluar dari kamar dan melihat Lex Luthor sudah memegang ponsel nya, seketika ekspresi Alandra menjadi agak kesal.

Hingga dia berjalan mendekat ke sofa dan menyenderkan kepalanya di bahu Lex Luthor yang memegang ponselnya, mereka duduk di sofa menonton televisi yang baru saja menyala.

Alandra melirik ke ponsel Lex Luthor. "Apa itu? Jangan bilang jika kau ingin sibuk meladeni itu?" ia langsung menatap agak kesal.

"Kenapa? Ini pekerjaan, ada yang mengirimi ku pesan soal dokumen."

"Kau tak bisa melakukan itu di sini," Alandra langsung berdiri dan mengambil ponsel Lex Luthor lalu mengangkatnya ke atas.

"Hei!"

"Ini harus di hapus," Alandra mengangkat ponsel itu sambil menekan nekan dari tangan yang terangkat.

"Berikan ponsel ku, kamu!!!" Lex Luthor kesal, dia bahkan tak bisa meraih Alandra karena saking tingginya Alandra.

"Kau harus berjanji padaku, kau tak boleh membawa bisnis mu di rumah ku," Alandra menatap.

"Hei, kenapa kau menjadi memaksa begitu? Bukankah ini baik baik saja?" Lex Luthor menatap.

"Tidak bisa, untuk sebentar, kau tak boleh memegang ini," Alandra meletakkan ponsel Lex Luthor di atas rak buku di sana dan itu begitu tinggi untuk Lex Luthor.

"Oh ayolah, jangan main main," Lex Luthor kesal.

Tapi Alandra menggendong nya dan kembali membawanya ke sofa, dia membuat Lex Luthor duduk dan Alandra terbaring di dekatnya dengan paha Lex Luthor yang menjadikan nya bantal.

"Ha.... Apakah ini hal yang harus di habiskan sebelum aku pergi?" Lex Luthor menghela napas pasrah.

"Ini tentu saja harus dilakukan sebelum kau benar benar pergi," kata Alandra sambil menatap televisi.

"Sebenarnya, mereka bilang, aku akan pergi besok," kata Lex Luthor seketika Alandra terkejut dan langsung bangun menatap.

"Apa maksudmu?! Kau bilang...."

"Karena itulah aku diminta bersiap siap nanti," Lex Luthor menyela, dia juga membuang wajah dengan kecewa.

Tapi yang paling terpukul adalah Alandra. Dia tak tahu harus apa, bahkan menggigit bibirnya, namun tiba tiba dia memeluk Lex Luthor. "Aku tak mau kau pergi secepat ini...."

Lex Luthor yang mendengar itu hanya bisa menghela napas panjang lalu memeluknya juga. "Ini bukan seperti aku akan pergi selamanya, jangan khawatir..."