webnovel

Tuan Zerlord menjadi siswa sementara di sekolahku.

Kring.... Kring... Kring...

Lonceng sekolah telah berbunyi menandakan waktunya masuk ke kelas masing-masing. Karena kelasku berada di dekat ruang guru maka diskriminasi yang mengarah padaku menjadi lebih parah dari pada yang ada di awal masuk kemari.

Saat aku masuk ke kelas aku langsung duduk di tempatku yaitu di paling belakang pojok kanan dekat jendela. Setelah duduk seisi kelas mentertawakan diriku yang berbau busuk serta memakai banyak peran layaknya mumi yang ada di Mesir, meskipun aku hanya duduk serta tidak melakukan apa-apa tiba-tiba datang wali kelasku yang menggatakan,

"Kenapa kau selalu berisik, Cliva? Hari ini akan ku panggil orang tuamu kemari akibat perbuatanmu itu yang melanggar peraturan sekolah ini!! Awas saja!!" Ancam wali kelasku seraya menampar pipi kananku setelah itu dia pergi ke ruang guru.

Teman-teman sekelasku yang melihat ini juga ikut memukul serta menghinaku habis-habiskan mulai dari rambutku dan mataku yang berbeda dari yang lain. Di tengah-tengah kekacauan ini tiba-tiba Tuan Zerlord datang entah dari mana lalu menampar mereka semua dengan sangat cepat.

Lalu dia berdiri di sampingku seraya memegang kepalaku dengan lembut, dia(Tuan Zerlord) mengancam mereka semua untuk tidak mengganggu atau melukaiku. Tentu saja, aku sangat senang tapi hatiku terasa sangat sedih karena aku terlalu bergantung pada Tuan Zerlord.

"Semuanya duduk! Dan Tuan Zerlord silakan maju ke depan kelas untuk memperkenalkan diri anda serta saya akan memilihkan tempat duduk yang terbaik bagi anda." Kata wali kelasku yang masuk kembali ke kelasku.

Kami semua duduk di tempat masing-masing kecuali Tuan Zerlord yang maju di depan kelas, mereka semua tidak berani menatap Tuan Zerlord karena tindakan tadi tapi salah satu gadis di kelasku yang berambut pink menatap Tuan Zerlord seraya melambaikan tangan kanannya kepada Tuan Zerlord.

"Salam kenal, namaku Zerlord. Hari ini aku akan menjadi siswa sementara di sekolah yang sangat bobrok ini!" Perkenalan Tuan Zerlord yang tampak sangat jujur terhadap kondisi sekolah ini.

Memang benar sekolah ini sangat bobrok tapi tidak perlu di ungkapkan juga, setelah perkenalan wali kelasku menunjukkan tempat duduk Tuan Zerlord yaitu bersama gadis berambut pink tadi, aku tidak mau mengingat nama orang lain karena sangat merepotkan.

Namun, Tuan Zerlord mengambil kursinya lalu duduk di sampingku dengan wajah yang tampak cukup senang. Gadis pink tadi menjadi sangat kesal lalu menatap wali kelasku dengan wajah kesal itu, dengan terpaksa wali kelas meminta Tuan Zerlord untuk duduk di bersama gadis pink tadi tapi Tuan Zerlord menolaknya.

Merasa Tuan Zerlord tidak akan berubah pikiran, pelajaran pun di mulai. Jam pertama adalah biologi dan nilaiku selalu merah akibat tidak pernah belajar dan tidak memiliki buku yang di gunakan untuk belajar kecuali buku tulis. Tuan Zerlord yang melihat ku kesulitan belajar menawarkan kembali untuk masuk ke Akademi.

Meski pertanyaan yang sama terus di ajukan aku tidak akan mengubah keputusanku, aku tetap menolak. Tuan Zerlord mengambil pulpenku lalu menulis materi biologi di buku catatan yang baru saja aku keluarkan, dia mengajariku mengenai materi biologi ini dengan sangat mendetail bahkan lebih baik dari guru yang mengajar di sini.

Tuan Zerlord sangat pandai serta sangat baik, hanya karena harapannya terkabul secara kebetulan bukan berarti dia melakukan hal ini padaku. Setelah jam pertama selesai, gadis pink beserta geng perempuannya mendatangi kami berdua seraya memberikan sebuah amplop cokelat yang sangat besar kepadaku.

"Tolong bawa ini ke ruangan kepala sekolah sekarang karena aku tidak mau berkeringat saat berjalan menuju ke sana! Ngomong-ngomong, Zerlord kamu sangat tampan serta kau itu adalah tipe kesukaanku, mau gak kamu jadi pacarku?" Gadis pink itu menyatakan cintanya pada Tuan Zerlord.

"Aku tidak tertarik menjadi pacarmu!! Pergilah!! Cliva apa aku boleh ikut denganmu? Aku juga ada urusan dengan kepala sekolah di sini." Tolak Tuan Zerlord lalu mengalihkan pembicaraan.

"Tuan Zerlord bisa meminta ketua kelas untuk menunjukkan jalan ke ruangan ke kepala sekolah, karena aku tidak langsung pergi ke sana jadi silakan minta ketua kelas untuk membantu Tuan Zerlord pergi ke sana!" Setelah menggatakan itu aku langsung keluar kelas dengan wajah cukup panik dan terkejut karena menentang seorang adik perusahaan besar di kota ini.

Seraya memegang amplopnya aku pergi ke belakang sekolah lalu bertemu dengan kepala sekolah yang lagi-lagi memakai baju compang-camping serta seluruh badannya sangat bau, kemungkinan dia membersihkan selokan lagi memakai kedua tangannya tanpa menggunakan alat-alat yang ada di lokernya.

"Selamat pagi pak, ini ada amplop untuk bapak dari gadis pink. Lagi-lagi bapak mengalami diskriminasi yang sama seperti saya padahal bapak adalah kepala sekolahan di sini." Aku mendatangi beliau.

"Selamat pagi Cliva, mau bagaimana lagi? Jika tidak di turut maka sekolah kita ini akan menjadi sekolah mati karena guru-guru di sini nanti akan pindah dari sini jika mereka di beri perintah untuk membersihkan selokan, para siswa juga sangat keras kepala mereka sama sekali tidak mau mendengarkanku. Padahal aku berharap bahwa sekolah ini nanti akan berubah menjadi lebih baik lagi!" Kepala sekolah membicarakan masalahnya seraya mengambil amplop yang kubawa.

"Semoga harapan bapak terkabulkan." Aku hanya bisa mendukung beliau melalui kata-kata saja.

Tidak ku duga-duga, ternyata Tuan Zerlord menguping pembicaraan kami di semak-semak yang cukup jauh dari tempat aku dan kepala sekolah berada. Tuan Zerlord keluar dari tempat ia bersembunyi seraya mengaruk-garuk kepalanya Tuan Zerlord memintaku untuk kembali ke kelas sebelum lonceng berbunyi.

Dengan wajah sedikit memerah aku kembali ke kelas dengan cara berlari secepat yang kubisa seraya di ikuti Tuan Zerlord dari arah belakang. Saat kembali ke kelas aku melihat teman-teman sekelasku tampak menangis sedih, lalu gadis pink memelukku seraya meminta maaf atas tindakan yang telah ia(Gadis pink) lakukan padaku.

Begitu juga dengan mereka semua bahkan guru-guru yang sangat jahat padaku juga ikut meminta maaf padaku dan kepala sekolah atas tindakan mereka selama ini. Aku sama sekali tidak mengerti, tapi aku senang sekolah ini berubah lalu seketika pandanganku menghitam lalu aku jatuh pingsan.

Mereka membawaku ke uks untuk di periksa keadaanku dan secara mengejutkan adalah aku sudah tidak bernapas serta detak jantungku terhenti. Hal ini membuat Tuan Zerlord sangat panik, dia memberikanku napas buatan serta menekan dadaku untuk membuat jantungku kembali berdetak.

Setelah melakukan hal yang sama selama sepuluh menit akhirnya Tuan Zerlord berhasil menyelamatkanku. Setelah selesai dia meminta semua teman-temanku beserta guru-guru yang berada di uks untuk keluar dari sini karena Tuan Zerlord ingin berbicara denganku.

Setelah semuanya keluar, Tuan Zerlord membisikkan sesuatu di telinga ku dan saat terbangun aku berada di mobil milik Tuan Zerlord. Aku merasa ada yang aneh denganku sejak lama tapi aku tidak tahu apa itu tapi sekarang aku bersyukur bahwa harapan kepala sekolah telah terkabulkan.