webnovel

Hukuman!

Tuan Zerlord mengatarku pulang ke rumah, setelah sampai tanpa berlama-lama aku keluar dari mobil dan mengucapkan,"Terima kasih Tuan Zerlord." Kemudian aku berlari masuk ke dalam rumah. Tuan Zerlord hanya terdiam sejenak lalu pergi menuju ke perusahaannya.

"DASAR ANAK TERKUTUK TIDAK TAHU DI UNTUNG!!! KEMANA SAJA KAU SELAMA INI, HAH? BESOK KAU BERHENTI SEKOLAH DAN PERGI BEKERJA SAMA SEBAGAI HUKUMANMU KARENA SILVA ANAKKU TIDAK MAU BERTEMU DENGANKU!!!" Sambut ibuku dengan sangat meriah di sertai menampar pipi kanan dan menjambak rambutku dan melanjutkan tamparannya, kali ini di pipi kanan dan kiri.

Setelah cukup lama ibuku melakukan hal itu, ayah pulang seraya membawa botol miras yang sudah kosong dalam jumlah banyak lalu semua botol itu ayah pecahan di kepalaku hingga darah bercucuran dari kepalaku membuatku merasa sangat pusing dan berakhir pingsan.

Saat terbangun aku berada di kamarku yang sudah tidak ada isinya alias semua barang sudah di buang oleh kedua orang tuaku termasuk kotak p3k. Darahku terus bercucuran tanpa henti jika seperti ini terus maka aku bisa mati kehabisan darah,

"Mungkin lebih baik aku meminta bantuan kakak. Tapi nanti... Aku pasti akan di paksa pindah ke Akademi, biarlah jika mati ya sudah siapa yang peduli padaku?" Aku merasa sangat putus asa seraya berbaring di lantai.

"Aku peduli padamu!!" Suara Tuan Zerlord terdengar sangat jelas di telinga ku.

Ternyata Tuan Zerlord masuk ke rumahku lalu ingin membawaku ke rumah sakit dengan cara di gendong tapi kakakku juga ikut datang jadi dia melarang Tuan Zerlord menyentuhku meski hanya sedikit saja. Jadi kakakku yang mengendongku menuju ke rumah sakit dan kedua orang tuaku di tahan oleh polisi akibat tindakan kriminal yang telah mereka perbuat.

Dengan transportasi mobil milik Tuan Wilio kami sampai di rumah sakit Sun Rise dan kakak langsung memanggil dokter untuk datang ke mobil dengan suara yang sangat keras. Tuan Zerlord menutup telinga lalu keluar dari mobil untuk memanggil dokter dan perawat.

"Zerlord itu mau menyentuh adikku yang sangat rapuh ini dengan tangan merahnya itu? Tidak akan kubiarkan hal itu terjadi Cliva, kakak pasti akan menyelamatkanmu untuk yang kedua kalinya! Apa ketiga kalinya? Yang penting sekarang adalah kesembuhanmu dulu." Kakakku langsung membawaku ke dalam.

Tuan Zerlord telah memesan satu kamar VIP kelas atas dan dokter terbaik yang ada di rumah sakit ini. Setelah aku di bawa ruangan VIP aku langsung di periksa oleh dokter itu tapi terjadi hal yang cukup aneh setelah pemeriksaan, saat dokter itu keluar dari kamar dia tampak kebingungan lalu memberi tahu hasil pemeriksaan pada Tuan Zerlord, Tuan Wilio yang ikut masuk ke dalam, dan kakakku.

"Ehem.. Hasilnya.. Gimana ya? Saya jadi bingung sendiri jadi dia... Begitulah!" Ucap dokter itu dengan wajah kebingungan sembari membaca hasil pemeriksaan.

"Oi!! Adikku kenapa? Jawab sekarang sebelum kepalamu jadi pajangan di perusahaan Sun Rain!!" Ancam kakakku dengan ekspresi yang sangat menakutkan.

"Maafkan saya, sebenarnya hasilnya tidak dapat terbaca oleh sistem atau alat pemeriksaan lainnya. Kami sudah mengobati lukanya lalu melakukan tes darah, hasil dari tes darah cukup mengejutkan! C-Cliva memiliki golongan darah O. Padahal sebelumnya golongan darahnya adalah B." Dokter itu membeberkan sesuatu.

Tuan Zerlord ingin mendekati dokter itu dengan wajah cukup kesal tapi dia di hadang oleh Tuan Wilio yang berada di dekatnya. Setelah selesai memberitahukan hasilnya dokter itu pergi seraya mencatat sesuatu di kertas laporan isi pemeriksaan itu.

Kakakku langsung membuka pintu dan melihat keadaanku yang sangat menyedihkan. Kakakku mendekatiku lalu memelukku dengan sangat erat seraya meminta maaf karena tidak dapat menjadi kakak yang bisa menjaga adiknya meski sudah tahu bahaya sedang mendekatiku.

Selama tiga hari aku sama sekali tidak bisa bangun dan saat hari keempat aku terbangun dengan keringat yang sangat banyak serta berbagai alat medis berada di sekitarku lalu aku di kelilingi oleh dokter dan perawat. Salah satu dokter dengan pakaian operasi mendekatiku lalu menikamku dengan alat bedah yang sangat banyak.

Setelah itu salah satu bola mataku di tusuk menggunakan jarum kecil seketika aku langsung terbangun dari peristiwa aneh itu dengan wajah penuh keringat dan suara terengah-engah akibat aku sangat ketakutan setengah mati. Ternyata itu hanya mimpi buruk terlebih lagi aku sudah tidur selama seminggu penuh.

"Hanya mimpi? Tapi terlihat sangat nyata sampai-sampai seluruh badanku bergetar hebat... A-aku..."

"Nona Cliva apa anda baik-baik saja? Ada apa dengan anda? Saya akan segera memanggilkan dokter dan kakak anda, tolong tunggu sebentar!" Seorang perawat sangat terkejut melihat keadaanku lalu memanggil kakakku.

Setelah kakakku datang bersama dengan Tuan Wilio, Tuan Zerlord, dan seorang perempuan berambut keriting gantung yang sangat lengket dengan Tuan Zerlord. Mereka yang melihat keadaanku hanya bisa terdiam dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi padaku.

Namun, dokter dan perawat yang menanganiku tidak bisa berkata apa-apa karena sudah berkali-kali di periksa tidak ada hasil yang menunjukkan keadaanku saat ini. Aku hanya bisa terbaring menatap langit-langit dengan wajah yang sangat ketakutan serta mulutku sedikit tersenyum.

Tuan Wilio mendekatiku lalu menyentuh keningku dengan tangan kanannya lalu dia menatapku dengan wajah sedikit dingin. Dia(Tuan Wilio) merasa kalau aku kerasukan iblis tapi karena merasa tidak terlalu percaya, kakakku langsung pergi memanggil Pendeta yang dapat mengusir iblis dari dalam diriku.

"Kakak, apa benar Cliva kerasukan iblis? Rasanya itu sangat tidak mungkin!" Ragu Tuan Zerlord.

"Jangan merasa sedih karena Cliva ini memiliki hati yang sangat bersih bisa di bilang saat ini mungkin Dewa sedang berada di dekatnya untuk menolongnya. Cliva ini di selimuti aura putih yang sangat banyak!" Ucap Tuan Wilio seraya melepaskan tangannya dari keningku.

Tidak lama setelah itu, aku merasa ketakutanku menghilang seketika layaknya kabut hitam yang sirna karena cahaya yang sangat indah. Aku bangun dari tempatku terbaring seraya menatap Tuan Wilio dan Tuan Zerlord dengan wajah yang cukup pucat.

"Terima kasih banyak sudah menolong saya." Aku berterima kasih dengan sepenuh hati.

Tuan Zerlord dan Tuan Wilio tampak ingin bertanya padaku tapi tiba-tiba kakakku datang sembari membawa seorang Pendeta yang dapat melakukan ritual pengusiran iblis. Namun, karena aku yang sudah kembali normal membuat kakakku sedikit kecewa lalu dia(Kakak) menyuruh Pendeta itu untuk pulang karena dia sudah tidak di perlukan lagi.

Kakakku memelukku dengan erat lagi seraya mengelus-elus rambutku, dia ingin aku masuk ke Akademi seperti yang sudah aku perkirakan tapi aku tetap menolak. Lalu perempuan yang lengket dengan Tuan Zerlord itu tampak tersenyum jahat padaku.