webnovel

Sebuah Pertemuan

Cermin kaca itu terjatuh diiringi dengan banyaknya darah berhamburan akibat kaca yang melukai korban.

Yang terluka bukanlah Aron, ia diselamatkan oleh perempuan yang mendorongnya agar tidak mengenai Aron, dia sangat kaget melihat perempuan yang menolongnya ini, ketika ingin kembali ke dalam untuk membantunya, beberapa komponen bangunan menutupinya, dan karena begitu ramai, Aron jadi kesulitan untuk kembali kedalam, namun ia masih bisa melihat pergelangan tangan perempuan tersebut, memakai gelang kupu-kupu berwarna putih dan terluka parah dibagian kaki sebelah kiri. Tetapi tidak bisa melihat wajah perempuan tersebut karena tertutup keramaian, beberapa warga berlarian begitu panik dan tak terarah, Aron tidak bisa mengabaikan itu dan menolong mereka terlebih dahulu, sampai mereka merasa aman, dia kembali lagi ketempat kejadian, dan sudah tidak menemukan siapa-siapa lagi, hanya bekas darah yang begitu berhamburan, gempa pun akhirnya berhenti.

Aron tak berhenti sampai disitu, dia masih mencari keberadaan perempuan yang menolongnya, dia khawatir terjadi hal yang membahayakan terhadapnya karena lukanya yang sangat parah, tapi hasilnya nihil, Aron tidak menemukan perempuan tersebut.

Dua tahun kemudian, terlihat kamar yang penuh dengan barang-barang berantakan, jam menunjukkan pukul tujuh pagi alarm dari tadi berbunyi. Namun perempuan ini tidak juga bangun, padahal ini sudah jam kerjanya, ponselnya pun juga berbunyi ada telepon yang dari tadi masuk ke ponselnya, dan akhirnya berhasil membangunkannya, dia meraba ponselnya dan menjawab telepon.

" Halo."

"Hazel! gila ya masih tidur?”

“cepat bangun, udah jam berapa ini kamu udah telat banget," teriak Nomi dari telepon.

Telepon pun berakhir, dan Hazel langsung buru-buru untuk pergi bekerja tanpa mandi.

Tamat lah riwayatmu Hazel, kenapa bisa telat terus sih, ya begini lah aku menyambung hidupku lepas dari kepergian kedua orang tuaku, seharusnya aku tak perlu repot-repot seperti ini, karena orang tuaku dari dulu mempersiapkan aku selalu hidup dengan bergelimang harta, tapi semenjak mereka pergi, entah trik busuk apa yang adik ayahku lakukan sehingga mereka menguasai semua harta peninggalan ayahku, aku di nilai tidak layak untuk menjadi penerus perusahaan yang ayahku bangun , dan perusahaan ayahku dikuasai mereka semua, hingga aku terlantar dan mencari uang sendiri dengan bersusah payah, beruntung aku mengikuti kehendak orang tuaku yang bersekolah di kedokteran, walau dulu aku bermalas malasan belajar, dan ketika lulus juga masih bermalasan, sampai sekarang sih hehehe tapi aku jadi punya pekerjaan tetap menjadi Dokter, walaupun aku hampir setiap hari diomelin oleh atasan karena sering tidak tepat waktu,tapi aku menikmati ini, untuk saat ini.

Di Rumah Sakit, beberapa Dokter sedang di dalam ruangan bersama Kepala Dokter menganalisis penyakit pasien, yang seharusnya Hazel juga ikut serta dalam rapat ini, ketika mereka sedang serius menjelaskan tiba-tiba.

Tok tok

Semua langsung menoleh ke arah sang pengetok pintu.

"Maaf Dokter Wisnu, Saya telat," ucap Hazel.

"Cepat masuk," ucap Wisnu.

Dokter Wisnu adalah Kepala Dokter bagian Bedah.

Mereka pun melanjutkan rapat,dan akhirnya menemukan solusi, rapat pun berakhir.

"Hazel,temui saya di ruangan saya," perintah Wisnu

"Baik Dok," ucap Hazel memelas.

"Hazel kamu nih bener-bener ya, keterlaluan banget kenapa sih telat terus," ucap Nomi, sahabatnya.

"Nomi gimana ini, aku pasti dimarahi oleh Dokter Wisnu," ucap Hazel.

"Dokter Wisnu itu udah sangat kebaikan banget sih sama kamu, kalo aku jadi dia kamu sudah kutendang ke UGD," ucap Nomi.

"Janji deh gak bakal telat lagi," ucap Hazel.

"Ngapain kamu janji ke aku astaga,janji itu kepada dirimu sendiri, udah pergi sana temui Dokter Wisnu," ucap Nomi mendorong Hazel agar segera keruangan Dokter Wisnu.

Didepan pintu ruangan Dokter Wisnu, Hazel mempersiapkan diri untuk masuk ke ruangannya, dan dengan terpaksa dia masuk keruangan Dokter Wisnu.

Dokter Wisnu sedang membaca laporan mengenai Hazel.

"Sering telat, membentak pasien, menolak pasien ,ketiduran, bolos, kamu ini Dokter atau Preman?" tanya Wisnu.

"Dokter, tapi saya punya alasan kenapa membentak dan menolak pasien tersebut Dok," bantah Hazel.

"Karena pasiennya banyak ulah? seharusnya kamu membujuknya,bukan membentak atau menolaknya,Hazel saya tau kamu anak yang pintar, tapi kenapa jiwa malasmu itu tidak tertolong?" ucap Wisnu.

"Maafkan saya Dok," jawab Hazel.

"Udah beribu kali kamu selalu meminta maaf seperti ini, tapi selalu terulang lagi, harus bagaimana saya menasihatimu?" ucap Wisnu.

"Maaf" ucap Hazel lagi.

"Hazel, kalau bukan kakekmu orang yang sangat baik kepada saya, saya tidak akan bersikap sebaik ini sama kelakuanmu, kakekmu Dokter yang cerdas, dan saya yakin kamu sebagai cucunya mempunyai bakat tersebut, saya melihat itu di kamu,tapi kenapa kamu sangat malas dan mencari masalah terus, kamu sudah lupa dengan sumpah Dokter yang kamu ucapkan?" ucap Wisnu.

"Saya masih sangat ingat dengan sumpah yang saya ucapkan Dok," ucap Hazel.

"Saya lihat dalam sebulan ini, kalau tidak ada perubahan di kamu, saya akan kirim kamu ke Desa C," ancam Wisnu.

"Jangan Dok, saya janji akan memperbaiki diri," ucap Hazel.

"Saya harap ini terakhir kali nya saya menasehati kamu," ucap Wisnu.

"Baik Dok," jawab Hazel.

Disisi yang berbeda, di kamp tempat Aron latihan, dia sedang mendapat tugas untuk menangkap Kriminal.Aron dan empat anggotanya pun pergi bertugas, setelah menyusun rencana dia memilih untuk pulang sebentar ke rumah yang dia beli enam bulan lalu, namun belum pernah dia tempati sama sekali, Aron sampai di rumahnya, dia melihat begitu kotor rumahnya, pikirnya wajar karena sudah enam bulan tidak pernah ditempati, Aron pun membereskan Rumahnya hingga sekarang sudah lebih layak disebut Rumah.

Aku pulang ke rumah mau istirahat sebentar, tapi ternyata malah tidak bisa istirahat sama sekali, rumah ini kotor sekali, ada beberapa hal yang mengganjal, ada panci yang kotor di atas kompor, kulkas yang ada makanannya, dan ada beberapa pakaian perempuan, seperti ada yang tinggal di rumah ini,tapi tidak mungkin juga ada yang tinggal disini, rumah ini sangat kotor tadi, tidak mungkin ada yang sanggup tinggal disini.

Malam pun tiba, sebenarnya Hazel seharusnya sudah pulang dari sore, cuma karena ingin dilihat lebih baik, ia berjaga sampai malam.

"Kamu gapapa pulang malem?" tanya Nomi.

"Gapapa kok," jawab Hazel.

"Langsung pulang?" tanya Nomi.

"Mau belanja dulu sih ke super market atau Mall, kebutuhanku udah pada habis, temenin yok," ajak Hazel.

"Maaf ya cantik, aku ngga bisa nemenin, ngantuk banget mau pulang," ucap Nomi.

"Oke deh, aku duluan ya," ucap Hazel.

Hazel pun memilih ke Mall untuk mencari kebutuhannya , di Mall sangat ramai padahal dia sengaja memilih jam malam untuk berbelanja agar tidak melihat keramaian ini, dia memilih ke kamar mandi,untuk mencuci tangan dan wajahnya, saat baru keluar dari kamar mandi, ada ibu dengan dua balita kembarnya sedang kewalahan untuk menenangkan anaknya, dikarenakan yang satunya sedang buang air besar yang satunya menangis, Hazel melihat itu merasa prihatin dan menawarkan niat baiknya.

"Permisi ibu, mau saya bantu?" tanya Hazel.

Ibu tersebut terlihat ragu.

Hazel pun tak enak hati karena sudah bersikap lancang menawarkan bantuan pikirnya.

"Oh maaf atas kelancangan saya," ucap Hazel lalu keluar.

"Dek, mohon bantuannya sebentar ya," ucap Ibu itu mengejar Hazel lalu memberikan balita nya untuk di gendong Hazel.

"Uh cantik banget sih kamu dek gemes, jangan nangis ya," ucap Hazel menenangkan.

Sementara itu, Aron dan anggotanya berada di Mall sedang menjalankan tugas, mengintai target yang mereka ingin tangkap.

Hazel asik bermain bersama anak kecil tersebut, tiba-tiba ada balon yang lucu, sontak anak kecil tersebut tertarik dan langsung berlari mengejar balon lucu itu tanpa melihat kiri kanan lagi, Hazel langsung mengejar dan...

BRUK!

Anak kecil itu menabrak seorang Laki-Laki tinggi besar.

"Ya ampun adik kamu gapapa," ucap Hazel langsung membantu Anak kecil itu dan yang menabraknya, selagi membereskan mereka, siapa sangka Hazel malah bertemu dengan.

"Hazel?" panggil orang tersebut.

Hazel langsung membulatkan matanya melihat orang yang sangat tidak ingin dia lihat.

"Si brengsek ini kenapa muncul di saat seperti ini sih, mereka keluarga bahagia sekali ya sudah memiliki dua anak pula,aku benar-benar tidak ingin melihat mereka seumur hidupku." batin Hazel.

“Hazel, udah punya anak juga ya selamat ya," ucap Mia menyadarkan Hazel situasinya sekarang, dengan anak kecil dan seorang laki-laki.

"Ya Tuhan siapapun Laki-laki ini, tolong maafkan aku atas kelancanganku ini"

Hazel lalu…