Dea tertawa puas karena berhasil mempermainkan perasaan Melani, yang masih mengejar dirinya. "Ayolah… Lani… jangan marah begitu dong." Ejek Dea, dan ia bersembunyi di balik pilar besar.
"Enggak gitu dong, Dea! Emangnya lo pikir jadi ketua OSIS itu gampang, kenapa enggak lo aja yang jadi ketua OSIS! Rese banget sih!" Balas Melani yang semakin mendekat dengan wajahnya yang semakin garang.
"Lani… udah terima aja!" Dea masih menghindari tangan Melani, yang mencoba untuk meraih rambutnya. "Nama elo itu udah tercantum di mading, kalau mau mundur juga sudah enggak bisa." Jawab Dea yang sudah melangkah mundur.
"Eergghh… Rasanya gue salah pilih teman. Sini enggak… biar gue jambak rambut lo." Ancam Melani dengan serius.
"Jangan dong Melani cantik, masa gue mau dijambak. Jambak aja tuh si Naura, nenek sihir." Ledek Dea yang terus saja melangkah mundur, hingga ia tidak menyadari ada seseorang yang ada dibelakangnya.
Bug…
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者