Langit hari itu cerah dengan warna biru terang, belum lagi kepulan awan putih tebal yang menghiasi langit pagi hari itu.
Namun jika sedikit menundukkan pandangan, ada yang amat kontras dengan pemandangan yang ada di daratan.
Banyaknya batu nisan yang berjajar, memberikan kesan kesunyian yang abadi. Sebuah penantian akhir yang sangat jarang dimimpikan oleh orang banyak, tapi tempat yang pasti akan didatangi.
Fahri baru saja meletakkan rangkaian bunga Lili, pada sebuah baru nisan hitam bertuliskan Karlina. Dia baru saja mengenang ibu yang amat ia rindukan, terus saja menatap dengan tatapan yang terlihat kosong.
"Fahri rindu sama mami," ucapnya dengan sedih.
"Mami disana, apa kabarnya? Apa mami rindu sama Fahri juga?" tanyanya kembali.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者