Reihan menemani Panji semalaman sambil menunggui Arini. Ikatan persahabatan mereka memang perlu diacungi jempol. Melihat keadaan Panji yang sedang menunggu Arini yang masih terbaring lemah di kasur rumah sakit, membuat Reihan tidak tega meninggalkan Panji seorang diri disana. Alhasil Reihan kini memutuskan untuk tetap menemani Panji disana.
Dret dret
"Hahhh."Panji menarik nafasnya dalam-dalam sebelum mengangkat telepon dari mamahnya itu. Disaat dia dan Reihan menunggui Arini sambil duduk di depan kamar Arini tiba-tiba dikejutkan dengan telepon dari mamahmya. Maklum saja seharian ini, dirinya belum memberi kabar kepada mamahnya hingga malam begini belum pulang. jadi wajar saja mamahnya sampai menelepon.
"Ya mah,"jawab Panji mengangkat telepon mamahnya.
"Nak sudah jam segini kamu belum pulang? Kamu dimana sekarang?"Nyonya diana terdengar sangat mengkhawatirkan keadaan Panji yang sampai malam larut begini belum pulang juga.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者