Ini baru gelang. Maria akan mendapatkan segalanya satu per satu. Memikirkannya membuat Maria bersemangat menjalankan apa rencana selanjutnya. "Kau mau apakan gelang itu? Apa lebih baik dibuang saja?"
Maria menggeleng cepat. "Ini adalah hadiah berharga, biarkan ini menjadi kenangan karena aku membuat Hera tak berkutik."
"Baiklah." Kemudian tak ada lagi pembicaraan sampai ke kediaman Pranaja. Begitu masuk mereka langsung disapa oleh kepala pelayan.
"Selamat datang Tuan." Zen hanya menganggukan kepala sebagai respons.
"Siapkan teh favoritku, aku ingin bersantai."
"Baik Tuan Zen, tapi si kembar ada di sini." Gerakan Zen terhenti sedang Maria menatap bingung. Apa yang di maksud dengan si kembar?
"Keponakanku?"
"Iya Tuan. Mereka sudah di sini beberapa hari."
"Dan di mana mereka sekarang?" tanya Zen sesaat memalingkan kepalanya ke kanan dan ke kiri melihat apakah mereka berada di tempat tersebut.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者