webnovel

Kerajaan Valerian

“Tapi dia pria yang baik,” dia membantah dan melihat matanya menyipit karena perkataannya. “Dan aku bisa saja seorang pria yang jahat,” dia memperingatkan, “Sampai kamu berada di bawah perlindunganku, aku harap kamu jaga sikapmu dan patuh akan perintahku. Jangan biarkan seorang pria manapun menciummu, Katherine. Kami tidak ingin kamu jatuh ke tangan yang salah seperti sebelumnya, jadi ikuti saja perkataanku.” “Aku bukan milikmu, jadi aku tidak harus mendengar perkataanmu,” dia keceplosan dan merasa wajahnya memerah karena malu untuk yang kedua kalinya di malam itu, “Maksudku, kamu tidak bisa.” “Dasar bandel,” dia bergumam sebelum tangannya bergerak dari pinggangnya ke punggungnya, menariknya mendekat dan berbisik, “Apa kamu ingin menjadi milikku?” Tahun 1834 Sebuah masa kegelapan dimana mahluk-mahluk bayangan turun ke tanah manusia yang damai dan secara perlahan menunjukkan keberadaan mereka. Waktu dimana kerajaan-kerajaan diatur oleh persekongkolan, penghianatan, dan kebencian manusia tetapi tidak sadar bahwa mereka hanyalah para wayang. Dalang-dalang asli yang berada di balik layar adalah para mahluk bayangan, yang memiliki kekuatan untuk menghancurkan apapun yang ada di depan mereka. Apakah yang terjadi ketika seorang gadis kecil menarik perhatian salah satu Raja berdarah murni? Akankah dia selamat dari urusan politik antara kerajaan ketika ada seorang Raja tampan yang ikut serta, dan juga yang tidak bisa dilupakan adalah adanya hantu yang mengikutinya kembali ke rumah.

ash_knight17 · 奇幻言情
分數不夠
125 Chs

Balas Dendam - Bagian 2

編輯: AL_Squad

Alexander baru saja sampai di istana bersama Elliot dari pertemuan dengan Dewan dan sedang dalam perjalanan menuju ke ruangannya, ketika ia memutuskan untuk memeriksa anak gadis kecil itu dan dia mendapati ruangan itu kosong, itu membuatnya curiga. Dia tidak bisa merasakan kehadirannya di ruangan itu, seolah - olah gadis itu tidak tidur disini. ketika Dia melangkah keluar dari ruangan itu, Telinganya menangkap suara pecahan gelas dan pergi mengeceknya dan hanya mendapati gadis kecil itu disitu. Matanya dengan cepat memeriksa kondisi gadis itu, tapi apa yang membuat darahnya mendidih dalam kemarahan adalah luka memar yang jelek yang terbentuk di kulitnya yang rapuh.

Katie berdiri ketika ia melihat dia, dan ketika dia melangkah maju, gadis itu mengambil selangkah mundur. Itu adalah reaksi yang menjengkelkan bagi Alex. Dia bisa melihat ketakutan menari di mata gadis itu.

"Apa yang kau lakukan di sini di ruangan vampire yang lain?" Dia bertanya sambil melihat kepada gadis itu dan melihat dia menatapnya balik. Dia dapat mencium darah gadis itu dan seketika mengerutkan dahinya "Tsk, jarimu berdarah. apa yang kamu pikirkan ketika memungut gelas yang pecah?

Dia menaruh jari gadis itu ke tangannya dan menjilatnya bersih. segera dia merasakan gadis itu kehilangan kesadarannya dan dia menggunakan tangannya untuk menangkap tubuhnya. Dia bertanya - tanya apa yang sedang dilakukan gadis kecil itu di bagian istana ini yang dikhususkan untuk para tamu. Ketika itu dia mendengar Nyonya Magdalene berbicara,

"Apakah kau sudah selesai dengan lantai itu, manusia rendahan?" Nyonya Magdalene bertanya dari kamar mandi sambil berjalan menuju ruangan itu. "Astaga, Tuan Alexander," perempuan itu berkata dengan wajah terkejut

Alexander melihat ke arah perempuan itu lalu ke gadis kecil yang berada di tangannya yang baru saja kehilangan kesadarannya.

"Sampai bertemu di aula, nyonya magdalene," Alexander keluar dari kamar tanpa sepatah kata apapun.

Sesampainya di ruangannya, Alexander meletakan gadis kecil itu di tempat tidurnya dan menutupinya dengan selimut. Dia akan aman di sini, pikirnya, dan dia mengunci ruangannya dari luar.

Di luar, dia bertemu dengan Elliot dan Sylvia. Sylvia terlihat sangat khawatir dan ingin menanyakan sesuatu tetapi Alexander memotongnya,

"Sylvia pergi ke ruanganku dan bawa Katie bersamamu setelah dia bangun. Eliot kumpulkan semua orang di aula dalam waktu sejam," Dia memerintahkan kedua bawahannya kemudian berjalan menuruni tangga.

Aula yang dimaksudkan Alexander adalah ruangan yang di bangun oleh kakenya Alexander, Vlad. Dia membangunnya dengan tujuan untuk memberikan perintah kepada sejumlah orang yang bekerja di dalam maupun di luar istana atau untuk mendiskusikan hukuman bagi mereka yang melakukan kesalahan. Berjalan ke dalam aula itu, Alexander duduk di atas sebuah kursi yang terlihat seperti tahta dan di hadapannya sekarang berdiri 4 vampir elite dan para pelayan di belakang mereka. Giselle , Loren, Magdalene dan seorang pria tua memandang Raja Valerian yang sedang menutup matanya sambil berpikir. Sylvia berdiri dekat kerumunan dengan Katie sementar Eliot berdiri di samping Alexander dan menepukan tangannya menarik perhatian dari semua hadirin yang langsung diam seketika.

Ketika Alexander membuka matanya, warna matanya telah menjadi merah pekat.

"Bawa gadis kecil itu kemari," Dia menunjuk ke arah tempat Katie berdiri.

Seorang penjaga maju membawa Katie ke tempat di mana ke empat vampir itu berdiri.

"Dapatkah seseorang menjelaskan apa yang terjadi ketika aku tidak berada di sini? Dan mengapa orang ketiga dalam pemerintahanku diikat di ruangannya sendiri?" Dia bertanya kepada kerumunan kecil yang ada di hadapannya dengan senyuman, "Siapa saja?"

Giselle tidak mengharapkan Alexander kembali begitu cepat. Dia merencanakan untuk meninggalkan kerajaan Valerian sesaat matahari terbit, tetapi hal itu tidak akan terjadi. Dia menyadari bahwa dia berada dalam masalah besar jika dia tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri.

"Tuan Alexander, ijinkan saya bicara. Gadis kecil ini," Giselle membuat suaranya terdengar manis, "Dia telah mencuri Kalung Nyonya Loren dan menyembunyikannya di ruangannya."

"Apakah itu benar?" Alexander bertanya kepada Katie yang menggelengkan kepalanya.

"Dia berbohong! Kami menemukannya di ruangannya," Nyonya Loren mendukung perkataan Giselle.

"Tuan jika saya bisa menambahkan, gadis kecil ini membawa seekor serigala ke tempat ini. Sejauh yang kita tahu serigala bukanlah hewan yang baik dan hanya Tuhan yang tau apa yang direncanakannya dengan hewan tersebut," Lanjut nyonya Magdalene.

Raja Valerian menatap mereka satu per satu dan pandangannya jatuh pada orang yang keempat.

"Apa ada yang akan kau tambahkan?" Elliot bertanya ketika melihat pria itu menelan ludah.

"Saya memang melihat gadis kecil itu bersama seekor serigala ketika sedang menemani Nyonya Magdalene ke kandang kuda," Pria itu menjawab dengan gugup.

"Benarkah begitu?" Alexander menyandarkan punggungnya di kursinya, "Menampar gadis kecil dan menjatuhkan hukuman kepadanya tanpa bukti yang jelas apakah dia benar-benar mencuri atau tidak. Dan tentang serigala itu, aku yang memberikan hewan itu kepadanya," Perkataan Alexander membuat wanita itu membelalakan matanya.

"Apa?" dia berbisik.

"Itu benar. Dan jika kalian lupa gadis kecil itu adalah tamuku di sini. Jadi mari kita lihat apa yang sebenarnya terjadi," Alexander menyeringai, "Menampar manusia tanpa bukti yang jelas, membuatnya kelaparan, membunuh hewan peliharaannya dan yang terakhir, mengikat salah satu bawahanku. Apakah aku benar?" Dia melanjutkan sementara yang lainnya menatapnya ketakutan dengan apa yang akan terjadi.

"Benar! Benar!" terdengar suara dari sekeliling ruangan.

"Apa hubunganmu dengan manusia itu?!" Giselle bertanya dengan penuh kebencian dan amarah. Topeng yang dikenakannya perlahan mulai memudar, "Dia manusia yang menyedihkan dan tidak ada setetespun darah vampir murni dan mengapa dia diperlakukan sama seperti kita?"

"Raja Alexander, apa yang kau lakukan ini bukanlah hal yang benar. Kau meninggikan seorang manusia daripada kami, dia bukanlah dari ras kita. Apa yang akan kau lakukan jika seluruh kerajaan mendengar hal ini? Apa yang akan dikatakan oleh vampir yang lain?" Nyonya Magdalene mengancamnya secara langsung.

"Katherine, kesini," Dia memanggil Katie yang berjalan menuju ke arahnya dan meletakan tangan kecilnya di atas tangan Alexander. Tanpa membuang waktu, Alexander menggigit leher Katie dan membuatnya menggigit bibirnya kesakitan. Ketika dia menarik dirinya dari leher Katie terdengar suara-suara terkejut saat mereka melihat tanda di leher gadis kecil itu dan dia melanjutkan, "Saya rasa ini bukan lagi masalah besar."

"Sylvia antar gadis kecil ini kembali ke ruangannya," perintah Alexander dan melanjutkan pembicaraannya setelah mereka pergi, "Jadi apa yang akan kita lakukan adalah apa yang telah kau tanam. Lagi pula, kau tuai apa yang kau tanam, bukan begitu sayangku Giselle?"

"Aku dengar mereka biasanya memotong tangan jika hal ini terjadi," Elliot mengusap dagunya sambil menatap mata Magdalene.

"Maafkan aku telah menuduhnya mencuri!" Nyonya Loren bicara dengan panik tetapi hukuman telah dijatuhkan dan tidak ada lagi yang bisa dilakukannya.

"Nyonya Loren dan kau tuan akan dicabut gelarnya. Sementara nyonya Magdalene gelarmu akan dicabut demikian juga dengan tanganmu yang sangat kau sayangi. Dan sayangku Giselle apa yang bisa aku katakan sementara menikmati hal ini tetapi tentu saja kau akan diingat. Penjaga siapkan eksekusi atas penghianatan," Alexander memberikan perintah terakhir sebelum dia beranjak dari tempat duduknya dan berjalan keluar dengan Elliot.

Ketika mereka sendirian berdiri di teras di atas istana, Elliot bertanya,

"Apa kau tahu apa yang telah kau lakukan dengan menggigitnya?" keningnya mengerut saat dia menatap Alexander.

"Aku tahu," Jawabnya sambil memandang matahari terbenam.

Di dunia Vampir ada beberapa bentuk untuk menandai sesuatu. Pertama adalah ikatan antara tuan dan bawahannya, dan tanda yang lain adalah ikatan perkumpulan. Dan juga ada tanda yang digunakan untuk membentuk ikatan jiwa dimana vampir akan memilih seseorang menjadi pasangannya. Benar bahwa hidup seorang manusia dibandingkan vampir tidaklah seberapa dan walaupun Alexander tidak mau mengakuinya tetapi dia telah menumbuhkan rasa belas kasihan terhadap anak kecil itu, seperti seekor hewan.

Untuk menghindari situasi tersebut Alexander telah menggigit gadis kecil itu di depan kerumunan, meninggalkan tanda yang terlihat seperti ikatan jiwa, membuat yang lain percaya Alexander telah menandai gadis kecil itu tetapi sebenarnya tidak demikian. Tetapi, yang tidak disadarinya adalah, dia telah mengikat sebagian jiwanya pada gadis kecil itu.