webnovel

Serangan Petang

Setelah meninggalkan ibukota, Gagna langsung menuju markas organisasi X. Fox. Disana dia mengabarkan bahwa syarat untuk bersekutu telah dipenuhi. X. Fox adalah organisasi oposisi yang menentang kerajaan demi kepentingan tersendiri. Berbeda dengan Pangeran Lawalatu yang memiliki tujuan mulya dibalik kudeta, sedangkan X. Fox hanya menginginkan kekuasaan untuk kelompoknya.

Sadar akan kekuatan kerajaan Shindra yang begitu kuat, X. Fox hanya menunggu selama puluhan tahun untuk mencari kesempatan membunuh raja. Saat Gagna menawarkan untuk bersekutu, dahulu X. Fox memberikan syarat agar Gagna bisa membawa 4 pahlawan veteran untuk ikut membantu dalam penyerangan, dan kini syarat itu telah dipenuhi.

Gagna dan para petinggi X. Fox sedang merencanakan penyerangan yang akan mereka lancarkan besok.

"Jadi kau sudah berhasil membawa 4 pahlawan veteran untuk membantu kita," tanya Hanon, ketua organisasi X.Fox.

"Tidak semuanya, aku hanya berhasil membawa 3 dari 4 veteran, pahlawan Arion pengendali element air tetap setia kepada raja," jawab Gagna.

"Itu sudah lebih dari cukup, aku sudah tidak sabar membantai para kesatria agung yang sombong itu," ujar Felix.

"Inilah saatnya kalian mengamuk, bunuh semuanya. Lagipula sama saja, raja hanya mementingkan dirinya dan kelompoknya, prilakunya itu sama jahatnya dengan kita," sambung Hanon.

"Bagaimana dengan gurumu, apa tidak apa-apa kalau dibunuh?" tanya Dimas.

"Kau pikir apa? Sudah sejauh ini mana mungkin aku perduli! Lagipula  aku muak dengan orang tua yang menjadi bawahan seperti anjing pada raja yang lemah dah zolim," jawab Gagna.

'Itupun kalau kalian mampu membunuhnya', batin Gagna.

Keesokan harinya penyerbuan dilangsungkan, beberapa petinggi X. Fox sudah berada di atas benteng pertahanan kerajaan Shindra dengan menumbangkan para penjaga.

Dari atas benteng Dimas menembakkan panahnya ke dalam ibukota, tentu saja panah itu memiliki daya ledak yang luar biasa, sehingga korbannya tidak hanya para tentara, tetapi juga mengenai para warga sipil.

X.Fox berhasil membuka gerbang namun penyerangannya berhasil dicegat oleh pasukan korps 1. Dawrin ketua divisi 1 dari korps 1 memegang komando untuk melakukan serangan balik tapi serangannya berhasil dipukul mundur oleh Felix. Pertarungan sengit sedang terjadi di benteng pertahanan kerajaan Shindra.

Indra ketua devisi 4 dari korps 1 mengincar Dimas yang berada di atas benteng, dengan kemampuan khusus teleportasi Indra berhasil membuka celah untuk menusukkan pisaunya, akan tetapi Dimas menembakkan panahnya terlebih dahulu ke arah langit yang kemudian dari atas turun pelindung dengan ratusan anak panah menghujaninya, sontak saja panah itu menumbangkan Indra.

Monk Devano wakil ketua dari korps 1 yang melihat bawahannya terbunuh akhirnya marah, dia membuat tombak besar dari mana lalu melemparkannya ke arah Dimas. Bidikannya meleset dan menghancurkan bagian benteng disisi lain dekat dengan posisi Dimas berdiri.

Tombak itu tidak akan meleset kalau saja Monk Devano tidak diganggu oleh Rudra saat melemparkannya. Sesuai dari namanya X. Fox, penyerangan mereka juga layaknya sekelompok serigala yang berburu, mereka memiliki insting untuk saling melindungi kelempoknya dan berkerja sama dalam membunuh buruannya.

Sekarang Monk Devano tidak bisa berbuat banyak dihadapan Rudra. Tombak raksasa yang tadi dilemparkannya sudah membuang mana yang cukup banyak. Jika harus bertarung dari jarak dekat dengan petinggi X.Fox setelah kehabisan mana, lari adalah pilihan terbaik, akan tetapi Rudra yang memiliki kemampuan khusus kecepatan peluru tidak akan membiarkan target buruannya kabur.

Tanpa membuang waktu Rudra langsung melakukan serangan ketubuh Monk Devano dengan pedangnya, meski hanya satu serangan akan tetapi bagian tubuh dari Monk Devano sudah tercabik-cabik dengan darah yang bercucuran.

"Keparat kau manusia lemah, berapa banyak lagi anak buahku yang mau kau bunuh" ujar Hanzo, ketua korps 1.

Saat itu meski tidak diketahui dari mana datangnya, tiba-tiba saja Hanzo sudah mencengkram kepala Dimas dengan tangannya.

"Jangan bergerak atau kepecahkan kepalamu," ujar Hanzo.

"Kau mau apa?" tanya Dimas dengan panik.

"Dimana pemimpinmu, dan siapa otak dari kekacauan ini?"

Sebelum Dimas sempat menjawab pertanyaan itu, tiba-tiba saja benteng runtuh sehingga cengkraman tangan Hanzo terlepas, Dimas segera membuat jarak sejauh mungkin untuk menciptakan ruang tembak bagi dirinya.

Belum sempat Hanzo mengejar Dimas, serangan kedua muncul, reruntuhan benteng berubah menjadi kepalan tangan raksasa dan menghantam Hanzo, akan tetapi serangan itu tak memberikan damage yang berarti terhadap Hanzo yang berubah menjadi asap hitam saat diserang.

"Apa yang ada lakukan Tuan Maha, apa anda sedang melindungi musuh," ujar Hanzo yang sudah berada dibelakang Maha.

"Kekuatan ketua korps memang luar biasa, terkadang aku heran dengan raja, raksasa apa yang sedang dia bentuk, apa dia berancana untuk menguasai dunia," jawab Maha.

"Jika aku membunuh satu dari 4 pahlawan veteran tentu ini adalah duka bagi kerajaan, tapi sebuah penghianat adalah kesalahan yang tak termaafkan," Hanzo menyerang dengan kecepatan yang brutal, pedangnya yang memiliki nyawa melakukan serangan terpisah dengan dirinya. Zona saat itu memperlihatkan sayatan yang cepat pada pelindung tanah yang tebal.

Kecepatan yang mengerikan itu perlahan mengikis pelindung tanah, mustahil bagi Maha untuk bertahan, namun setelah pelindung tanah itu hancur, Maha sudah tidak berada di dalamnya, dia menyelam ke tanah lalu melakukan serangan dari bawah. Tanah mengerucut dan menciptakan medan dengan ratusan paku bumi yang menyerang Hanzo, tapi seperti biasa Hanzo menghilang. Sulit untuk melawan pengendali elemen saat Hanzo masih butuh berpijakan pada tanah untuk melawan.

Saat wakil korps 1 sudah terbunuh dan  Hanzo yang tersibukkan dengan pertarungannya dengan Maha saat itu juga seluruh anggota X. Fox masuk lebih dalam dan membantai siapa saja yang menghalanginya.