Rachel memesan taxi untuk menjemputnya ke apartemen karena motornya masih berada di rumah Danique sejak Ia pulang lebih awal kemarin. Pagi ini persiapan berangkat kerjanya sangat berantakan. Ia pun hanya sarapan sepotong roti dan sari jeruk yang dimakannya saat berada di taxi menuju kantor.
Sesampainya di kantor, Ia langsung menuju ruang kerja Danique. Lelaki itu sudah duduk di meja kerjanya seperti biasa dengan pakaian yang sudah rapih dan nampak sangat segar.
"Ada apa denganmu?" Danique menatap Rachel dari ujung rambut sampai ujung sepatu.
Rachel sedikit beringsut karena tidak nyaman, Ia memang memakai sepatu yang lama karena sepatu yang biasa Ia pakai sangat kotor oleh tanah. Wajahnya juga sembap karena tidak tidur semalaman.
"Ada apa denganmu, apa Kau lupa jobdesk seorang asisten?" tanya Danique sekali lagi.
"Maaf, ada urusan yang lebih penting. Apa Kau lupa soal semalam? Aku menunggunya sampai pagi," ucap Rachel.
Di sisi lain Ia merasa aneh karena Danique berekspresi seolah tidak ada apapun.
"Semalam? Mana kutahu, aku di rumah seperti biasa. Memangnya apa yang kulupakan?" Danique malah balik bertanya sembari mengerutkan dahinya.
"Semalam aku menunggu seseorang dan berakhir diserang kawanan serigala. Kau datang menolongku. Masa Kau lupa?" papar Rachel.
"Hah, Kau ini bicara apa, Rachel. Mengapa Kau jadi aneh begini?" Danique meninggikan suaranya.
"Danique, apakah Cuon adalah dirimu?"
"Cuon? Siapa Cuon itu?"
Mendapati reaksi Danique, Rachel menjadi ragu. Apakah lelaki itu pura-pura lupa dan berlagak tidak tahu apapun. Atau di dunia ini ada banyak lelaki yang rupanya persis Danique. Tapi Ia yakin bahwa semalam lelaki yang ternyata manusia serigala itu adalah Danique.
"Kau pandai berpura-pura dan menyembunyikan banyak hal, Danique. Aku pun baru tahu bahwa Kau adalah manusia serigala. Sama seperti orang yang sedang kucari," Rachel kini memilih untuk berterus terang.
BRAKKK
"Rachel! Kau tidak perlu mendongeng untuk alasan ketidak profesionalanmu. Sekarang jawab pertanyaanku. Ke mana Kau kemarin sampai pulang lebih awal dan mengapa hari ini Kau terlambat!" omel Danique.
"Aku pergi ke hutan Green Moon untuk mencari kekasihku yang bereinkarnasi," jawab Rachel.
"Hah, Kau pergi ke Green Moon?" Danique mencondongkan wajahnya dan berlagak memastikan Rachel tidak berbohong.
"Iya, ak... aku..."
"Kau tidak tahu bahwa hutan itu terlarang?" Danique menyipitkan netranya.
"Jika terlarang, mengapa bisa ada ducati terparkir di sana beberapa waktu lalu?" Rachel memiringkan kepalanya.
"Oh, jadi Kau ke sana mengendarai ducati?"
"Bukan itu maksudku! Ada orang lain yang berada di sana selain aku, dan ducati itu mirip sekali dengan milikmu," Rachel berusaha untuk menekan Danique.
"Hampir setiap orang kaya yang hobi mengoleksi kendaraan, memiliki ducati, Rachel," ujar Danique dengan nada mengoreksi gadis di depannya.
Setelah mendapat perlakuan Danique yang membuatnya ragu-ragu kepada lelaki itu, Rachel pun memulai pekerjaannya dengan menyiapkan menu sarapan Danique berupa daging mentah. Ia yakin semalam Ia tidak salah lihat. Ia bekerja dengan dihantui perasaan campur aduk. Penasaran, penyesalan, dan sesekali menahan lengannya yang nyeri oleh luka softgun.
Saat kebetulan bertemu dengan sopir Danique, Rachel tidak menyia-nyiakan kesempatan. Jikapun Danique menyembunyikan sesuatu, setidaknya sopirnya kemungkinan tidak bisa mengelak.
"Mr. Miles," panggil Rachel.
"Oh, panggil aku Sammy," lelaki itu menoleh dan menyambut Rachel.
"Iya. Sammy, bukankah Anda kemarin sore mengantarkan Pak Danique ke Green Moon?"
"Iya, benar. Bukannya Pak Danique menemui Anda juga? Beliau sangat khawatir dan heran mengapa Anda berada di tengah hutan sendirian," jawab Samuel dengan jujur.
"Oh, Pak Danique khawatir padaku?"
"Iya. Mengapa Anda menanyakan hal ini Miss Juvenil?"
Seharusnya Rachel memang tidak perlu menanyakan hal yang dialaminya sendiri.
"Mmm, tidak. Aku hanya heran mengapa Ia kembali lagi setelah memutuskan untuk pulang denganmu," ujar Rachel. Ia mencari-cari bahan pembicaraan supaya tidak terlihat bodoh.
"Pak Danique mengantarku sampai gang keluar hutan," jawab Samuel.
"Oh, jadi Anda baru pertama kali mengantarkan Pak Danique ke Green Moon?" Rachel terkejut sekaligus senang mendapat info ini.
"Ya, biasanya Pak Danique berangkat sendiri dengan motornya," Jawabnya.
Dalam hati, Rachel girang sekali mendapat kejujuran sopir bosnya yang satu ini. Lelaki yang sangat polos.
"Begitu, ya. Ngomong-ngomong terima kasih banyak, Sammy. Aku harus kembali ke tempat kerjaku," ujar Rachel.
"Selamat bekerja, Miss Juvenil. Semoga lengan Anda lekas sembuh," Ia menunjuk lengan Rachel yang masih juga diperban.
Semua sudah jelas. Danique adalah manusia serigala dan kemungkinan besar Ia adalah Cuon yang ditunggunya selama hampir seratus tahun. Tetapi lelaki itu telah berubah, Ia bukan hanya terlahir kembali di tubuh yang berbeda. Ia bahkan juga menjadi pribadi yang berbeda, Cuon lahir sebagai orang asing.
Fakta ini tidak pernah diduga oleh Rachel. Selama hidupnya Ia selalu berharap dan berharap tanpa pernah sekalipun berpikir bagaimana seandainya kemungkinan pahit sejenis ini bisa terjadi. Danique adalah Cuon yang Ia cari, lelaki itu juga sudah mengatakan bahwa Ia adalah penguasa wilayah itu, tidak ada manusia serigala lain selain dirinya.
Green Moon adalah hutan yang sejajar garis lintang maupun garis bujur dengan Ancala Tunggal. Hutan itu berjodoh, jika Rachel tidak menemukannya di Ancala Tunggal, maka sudah pasti Ia menemukan Cuon di Green Moon. Sekarang Ancala Tunggal sudah tidak ada lagi dan menjelma menjadi perkotaan modern setelah sembilan puluh tahun berlalu.
"Cuon, apa Kau tidak mengenaliku lagi?"
Ia teringat bahwa berbagai kesulitan masa demi masa telah Ia lewati. Tak ada masa bahagia dalam hidupnya kecuali saat Ia yakin bahwa Danique adalah cinta sejatinya yang Ia tunggu.
Dulu Ia pernah bahagia dalam asuhan Ibu Haur Sani sebelum mengenal lelaki itu. Haur Sani, ibu sejati yang merawat dan mengasuh Rachel meskipun Rachel hanyalah bayi yang ditemukan terapung-apung di sungai. Tak ada siapapun yang tahu bahwa Rachel sejatinya adalah Putri Kaisar, namun akhirnya Haur Sani pun menyadari akan tanda keluarga kekaisaran di tubuh Rachel.
Haur Sani menuliskan biografi Rachel kecil, mengumpulkan berbagai informasi kekaisaran, biografi kedua orangtuanya, catatan penting tentang bencana alam dan penyerangan besar-besaran yang menyebabkan runtuhnya kekaisaran, serta catatan-catatan lain dari berbagai sumber supaya Rachel mengenal dirinya sendiri jika waktunya telah tiba.
Rachel bisa menerima kenyataan tentang dirinya dengan mudah. Ia sadar bahwa dirinya merupakan putri kaisar, tetapi menurutnya gelar itu sudah tidak ada gunanya lagi. Kekaisaran sudah pecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil yang salah satunya dikuasai oleh keluarga pamannya, dalang utama kudeta sekaligus orang yang sangat menginginkan kaisar mati. Yang Rachel tunggu dalam kurun waktu seribu purnama hanyalah reinkarnasi Cuon.
"Dewi Bulan telah menentukan takdir jodoh, Cuon pun sudah bereinkarnasi. Maka jika Cuon tidak menerima takdir jodohnya, Dewi Bulan yang akan bertindak," Rachel pasrah pada situasi ini.
Cuon yang kini berada di dalam tubuh Danique tidak hanya menolaknya, tetapi juga malah mengambil wanita lain sebagai kekasih. Saat ini yang bisa Rachel lakukan hanyalah menunggu dan membaca situasi yang sebenarnya terjadi.
Ada dua kemungkinan yang terjadi pada Cuon hingga bersikap seperti ini. Pertama, Ia kehilangan Ingatan tentang siapakah dirinya karena lahir kembali di tubuh yang berbeda. Kedua, Ia tidak enak hati pada Rhea yang terlanjur dipacarinya sehingga pura-pura lupa pada janji seribu purnama yang lalu.
"Jika Kau memang lupa, aku akan mengingatkan," desis Rachel sembari tersenyum miring.
***