Di tengah perjamuan istana yang mewah, amarah Venus membara di dadanya. Ia ingin sekali meninggalkan tempat itu namun tidak bisa, karena sikapnya akan menimbulkan pertanyaan orang-orang. Dengan penuh kesakitan, Ia pun menepiskan isi pikirannya tentang gadis itu yang kini tengah membuat ulah. Bukan tidak mungkin para dewa dan dewi lainnya bisa membaca isi pikirannya, Ia pun menghela napas dalam-dalam lalu mengembuskannya. Menepiskan amarahnya untuk sementara waktu.
"Ada apa, Adik Bungsu?" tanya seorang dewa yang merupakan kakaknya.
"Tidak ada apa-apa, Kak," jawab Venus.
Lelaki itu mengerutkan dahi sembari menatap bola matanya dengan tajam, berusaha menembus isi pikirannya. Venus pun juga mengerahkan kekuatannya untuk membangun perisai supaya pikirannya tidak mudah terbaca.
"Kau masih belum bisa menerima Qiani rupanya," gumam kakaknya.
"Ya," jawab Venus singkat lalu berlenggang ke tempat lain.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者