Di samping itu,dirumah Tuan Li. Neneknya Rina sangat ingin bertemu dengan cucunya karena ia merasa cucunya seharian tidak bermain dengannya dan berpikir cucunya diculik sama seperti tragedi anaknya yang diculik pada beberapa tahun yang lalu.
Dan karena sudah seperti biasanya ketika sudah agak sore pada saat jam pulang sekolah,Rina akan sering mengatakan sesuatu sambil merangkul Neneknya dengan penuh kasih sayang,
"Nenekku sayang....apa nenek merindukanku.Sekarang tenanglah Nek, dan lihatlah Rina sudah datang,dan mari kita bermain.."dan Neneknya menjawab dengan anggukan kepala seperti anak kecil.Itupun Rina sering bertanya pada Neneknya apakah mau makan,atau mau dibacakan dongeng untuk tidur agar Neneknya bisa merasa tenang.
Dan dari sore ini ia tidak bertemu dengan Rina. Dan itu membuatnya menjadi tidak tenang. Karena jika Nenek tidak bertemu atau bersama cucunya ,maka itu akan membuat nenek merasa tidak tenang dan berpikir bahwa cucunya pasti telah diculik oleh orang jahat. Jadi dia harus selalu bersama cucunya,jika tidak ia akan memberontak dan terus berteriak memanggil nama cucunya terus menerus ataupun melempar benda-benda yang berada didekatnya.
Dan pernah dalam beberapa hari yang lalu Neneknya ingin Rina terus menemaninya bermain sepanjang malam,dan Rina harus terus menjaga Neneknya agar tidak terjadi sesuatu pada Neneknya. Hal itulah yang membuatnya akhir-akhir ini sering mengantuk dikelas sekaligus sedih akan keadaan Neneknya itu.
Tapi sekarang Neneknya telah memberontak dan membuat kekacauan di rumah Tuan Li. Nenek terus berusaha keras untuk berteriak dan memanggil nama Rina karena ingin sekali bertemu cucunya pada saat itu juga.
"Nek.....tenanglah, Nona Rina pasti datang sebentar lagi.Tenang yah..Nek,Tuan pasti sedang menjemput Nona Rina"kata seseorang dengan lembut untuk berusaha menenangkan Nenek.
Yang itu adalah perawat yang telah dikhususkan untuk merawat Neneknya Rina semenjak kemarin,jika Rina sedang pergi ke sekolah. Dan terasa panik dengan keadaan Nenek tersebut.
"Rina!!..Rina!!..Rina.."Nenek terus berteriak histeris sambil melempar benda.
"Apa aku harus menelpon pengasuh Zhang,tentang kondisi Nenek?."berpikir sejenak,lalu melanjutkan "yahh!!..lebih baik aku memberitahukan kondisi Nenek sekarang juga!!" setelah mengatakan itu perawat tersebut langsung mengambil telepon untuk menelpon.
*****
Di ruangan tunggu VIP, terlihat dua orang lelaki yang sedang menunggu dalam kekhawatiran yang mendalam. Yang seorang dalam keadaan berdiri dan yang satunya lagi sedang duduk. Dan yang paling menderita adalah seorang lelaki yang duduk di kursi tunggu dengan tangan yang menutupi wajahnya sendiri yang ketakutan akan suatu hal dan sesekali melirik ke pintu ruangan operasi(VIP).Dan perasaan itu seperti kejadian beberapa tahun lalu, yaitu seseorang yang selama ini selalu merindukan sosok yang dicintainya namun sosok tersebut telah lama pergi meninggalkannya.
Dan kursi yang hanya diduduki oleh lelaki itu,terbuat dari kayu yang pahatannya sangat indah membuat kursi itu menjadi terlalu mewah hanya untuk sebagai kursi tunggu.
Suasana disana sangat hening,sehingga hanya terdengar suara napas kekhawatiran dari seseorang dan itu adalah Tuan Li.
Lalu terdengarlah bunyi telepon berdering,dari lelaki yang sedang berdiri. Itu adalah pengasuh Zhang. Memecah keheningan di ruangan tersebut.
"Tuan saya permisi mau mengangkat telepon dulu" pengasuh Zhang mendekati Tuan Li, sambil membungkukkan tubuhnya.
Tuan Li melihatnya sekilas,lalu memalingkan kembali wajahnya untuk melihat pintu ruangan operasi.
Dan pengasuh Zhang telah mengerti apa artinya itu,kemudian iapun mencari tempat untuk menerima telepon tersebut.
"Halo..pengasuh Zhang"terdengar suara ditelepon seberang sana,setelah dijawab panggilannya.