webnovel

Kaylee's Journal

Kaylee merasakan penderitaan bertahun-tahun bersama degan orang tua asuhnya dan mengajak Sean untuk pergi dari tempat tersebut namun Sean menolaknya. Kaylee meninggalkan kekasihnya, Sean. Dia merasa jengah dengan Sean yang lebih mementingkan obsesi untuk merebut harta yang seharusnya menjadi miliknya. Lantas bagaimana kisah perjalanan cinta mereka? Akan bertahan atau malah justru kandas? Mari simak kisah selanjutnya :)

mrs_geeky88 · 现代言情
分數不夠
12 Chs

Chapter 9

Alicia yang tidak mendapatkan jawaban dari Sean hanya bisa pasrah. Dia keluar dari kamar tidur Sean, pandangannya tidak berhenti menatap Sean. Berharap Sean mencegahnya dan mengatakan menyesal karena telah memaki dirinya atau sekedar menoleh melihat kepergiannya.

Kay sudah bersiap dengan dress rumahannya untuk mengerjakan pekerjaanya seperti biasa, menjadi pelayan Alicia. Hari memang sudah pagi, dia harus segera ke kemar tidur Alicia sebelum Alicia terbangun.

Bersamaan dia yang berjalan ke kamar tidur Alicia, Alicia juga baru saja keluar dari kamar tidur milik Sean. Mereka saling berpapasan dan saling perpandangan sejenak.

Alicia menyeringai melihat Kay yang nampak terkejut mendapati dirinya keluar dari kamar tidur Sean. Di tambah lagi Alicia nampak berantakan. Rambut acak-acakan serta piyama yang dikancingkan tidak sejajar.

Kini Kay mulai berdebat dengan hati dan pikirannya. Berasumsi dengan apa yang dilakukan oleh Alicia dan Sean. Mustahil jika seorang perempuan dan laki-laki berada di dalam kamar tidur dan keluar dengan keadaan berantakan kalau tidak telah melakukan suatu hal. Ya, memang benar. Mereka sedang melakukan suatu hal, namun suatu hal tersebut gagal.

"Dia memang laki-laki yang kurang ajar," Kaylee menggerutu kesal dalam hatinya. Mengumpati Sean sesuka hatinya sambil melemparkan senyuman miring pada Alicia. Alicia pikir senyuman itu adalah cara Kay menutupi rasa cemburu dan kesal Kay terhadap Sean. Dia sangat puas melihat hal tersebut.

Alicia tidak tinggal diam, dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Membuat Kaylee salah paham dalam situasi ini. Alicia berpura-pura tidak menghiraukan Kay yang ada di hadapannya, dia berjalan masuk ke kamar tidurnya. Lalu diikuti oleh Kay.

Mata Kay tidak berhenti mencuri pandangan kepada Alicia. Sebenarnya Alicia mengetahui hal tersebut, namun dia berpura-pura tidak melihatnya.

Alicia duduk di tepian ranjang, menatap jendela dengan gorden abu-abu panjang yang belum dibuka. Memang belum saatnya karena ini masih terlalu pagi, pukul 6 pagi.

Alicia memegang kedua payudaranya dan merintih. "Argh," merintih seolah memang kedua payudaranya sedang sakit. Dia memang pandai untuk berakting. "Sakit sekali." Ucapnya lagi.

Tatapan Kay tajam ke arah punggung Alicia. Dia sudah sangat yakin jika Alicia dan Sean baru saja selesai bercinta. Dia pikir karena dia menolaknya, maka mengajak Alicia untuk melakukan hal tersebut. "Sean kau memang brengsek." Kay kembali mengumpati Sean dalam hati.

Kaylee tidak terlalu memusingkan akan hal tersebut, karena pada dasarnya sejak awal Kay sudah kesal dengan Sean. Dia pergi ke dapur untuk membuatkan kopi untuk Alicia.

Melihat kepergian Kay membuat Alicia merasa senang karena berhasil membuat telinga Kay memanas dan cemburu sehingga memilih untuk pergi dari kamar tidurnya.

Dugaan Alicia salah, Kaylee kembali lagi ke kamar tidur Alicia membawa secangkir kopi. Dia meletakkannya di atas meja dan beranjak pergi ke walk in closet. Kay melupakan apa yang terjadi antara dirinya dan Sean dan melupakan Alicia yang pagi-pagi sekali keluar dari kamar tidur Sean.

Kay dengan tenang menyiapkan handuk dan pakaian dalam yang akan dikenakan oleh Alicia. Namun Alicia tidak suka dengan sikap tenangnya Kay. Dia tidak berhenti dan tidak menyerah begitu saja. Alicia menyusul Kaylee ke walk in closet.

Dia mendekati salah satu lemari di dekat meja rias. Seperti nampak sedang mencari sesuatu, namun tangan kirinya tidak berhenti memegang daerah sensitifnya. Entah apa yang dia maksud dan bersikap konyol seperti itu.

"Argh," Alicia kembali merintih. "Sakit sekali, dimana kotak obatku." Nampak berbicara sendiri. Sebenarnya itu hanya trik agar membuat Kaylee cemburu.

Tapi lihatlah bagaimana reaksi yang dilakukan oleh Kay, dia hanya memutar bola mata malas. Seakan muak dengan semua drama yang dilakukan oleh Alicia.

Kaylee membuka pintu lemari dan menutupnya dengan kasar sehingga menimbulkan suara yang bising. Kaylee ternyata mengambil kotak obat yang dicari oleh Alicia. Hal tersebut diam-diam membuat Alicia tersenyum. Dia tidak menyadari bahwa senyumannya diketahui oleh Kay dari pantulan cermin rias di depannya.

"Kau mencari ini bukan?" Menunjukkan kotak obat yang baru saja diambilnya.

Alicia nampak tersenyum antusias. "Ya, benar. Aku memang sedang mencari barang itu."

Kay tersenyum miring. "Ambillah dan segera obati lukamu. Jika kau tidak bisa melakukannya sendiri, bukalah celanamu. Biarkan aku yang mengobatinya."

Alicia mengambil paksa kotak obat yang masih dibawa oleh Kay, dia nampak kesal karena rencananya masih saja gagal. Dia pikir Kay akan marah, namun dugaannya salah. Kay nampak santai dan seolah tidak peduli dengan apa yang dilakukan. Bahkan sikap Kay terkesan mengejek Alicia.

"Aku bisa mengobatinya sendiri. Sekarang lebih baik kau keluar!"

Kay tersenyum. "Tentu saja aku akan segera keluar, masih banyak pekerjaan yang harus ku kerjakan." Ucapnya lagi. Kaylee segera berlalu dari tempat tersebut dengan santai.

Berbeda dengan Alicia, dia semakin kesal. Membanting pintu walk in closet dengan kasar hingga menimbulkan suara bising. Dia juga melemparkan kotak obat yang sedang dibawanya.

"Argh, sial!"

"Kenapa dia tidak bereaksi apapun. Apa dia sebenarnya sudah tahu jika aku gagal menggodanya." Alicia mengacak rambutnya frustasi. "Sial! Sial!"

Alicia menatap tajam ke arah pintu, tatapannya menyala nampak seperti api yang sedang berkobar. "Aku tidak akan tinggal diam, Kaylee. Aku akan menghancurkanmu dan aku akan pastikan jika kau tidak akan pernah mendapatkan Sean. Karena Sean adalah milikku dan selamanya adalah milikku."

Apa kau tahu kenapa Alicia sampai nekat menggoda Sean? Tentu jawabannya karena Alicia mengetahui kepergian Sean ke kamar tidur Kaylee.

Malam itu Alicia terbangun untuk ke kamar mandi, monitor di kamar tidurnya selalu menyala. Menampilkan CCTV di mansion tersebut sehingga dia sewaktu-waktu bisa mengamati gerak-gerik setiap orang di mansion tersebut, termasuk Sean.

Alicia mendapati Sean yang mengendap-endap masuk ke kamar Kay, hal tersebut tentu saja memancing kemarahan Alicia. Perasaanya menjadi gelisah, namun dia tidak akan gegabah untuk melabrak Kaylee.

Dia masih ingat betul dengan ancaman yang diberikan kepada Kaylee. Dia akan membalas Kay dengan cara menyakitinya dan mengancam akan menyakiti Sean. Tidak mungkin dia akan tega untuk menyakiti Sean begitu saja.

Namun di sisi lain membiarkan Sean masuk ke kamar tidur Kay membuatnya gelisah. Bagaimana tidak, perasaan cemburu dan khawatir bercampur menjadi satu.

Alicia menahan dirinya untuk tidak melabrak mereka, tidak berhenti berkedip menatap monitor sampai Sean keluar.

Hampir satu jam Alicia memandangi monitor yang tidak ada pergerakan sama sekali, hanya menampilkan pintu-pintu kamar tidur di lantai tiga tersebut. Akhirnya Sean keluar dengan pakaian yang berantakan, alhasil membuat Alicia semakin kesal. Dia sangat yakin jika Sean dan Kay tadi bercinta. Alicia nampak cemburu, apalagi Alicia belum pernah melakukannya pada Sean. Dia harus menahan hasratnya dengan melakukan hal tersebut pada laki-laki lain. Itu semua tidak bisa dibiarkan.

Dia memutar otaknya untuk berpikir, bagaimana caranya agar Sean tertertarik padanya dan melupakan tubuh Kay yang dianggapnya cacat karena luka-luka yang dibuat olehnya.

Ide menggoda Sean tiba-tiba muncul. Alicia menyusun rencana untuk menggoda Sean, agar Sean tergoda dan mau bercinta padanya. Dia yakin dengan bercinta pada Sean akan mengikat Sean sepenuhnya karena Sean pasti akan sangat menyukai kemolekan dari tubuhnya.

TBC.