webnovel

mereka

pengawal sudah menceritakan semua yang telah terjadi, mulai dipasar saat kejadian tertusuk Duri ikan hingga mencari informasi tentang Renata. pengawal tidak mengetahui kenapa den Budi sakit. karena memang dia tidak mengetahui kalau Renata jalan dengan orang lain.

nyonya Sri akhirnya tahu apa yang terjadi pada Budi. Budi terkena panah cinta. bila dibiarkan akan merusak masa depan anaknya. bukan tidak selevel kekayaan dan juga bukan karena anak panti asuhan. tetapi rasa cinta yang berlebihan bisa membunuh.

mumpung masih awal, masih mudah untuk dihilangkan. diusulkan ke suaminya raden Wijaya Putra Djojohadikusumo. agar si Budi dipindahkan ke rumah sang kakek. di kota bungah. 'toh, sejak kecil Budi suka dikota bungah' pikir nyonya Sri.

"kenapa kok mendadak sayang ku? apakah Budi mau pindah? ". tanya raden Wijaya Putra Djojohadikusumo ke istrinya. merasa kaget dengan keputusan mendadak tanpa tahu alasannya.

" pastilah mau kan Budi suka di kota bungah." jawab nyonya Sri meyakinkan suaminya.

"kan biasanya kamu yang rewel kalau pisah sama Budi, sekarang malah kamu yang meminta untuk Budi pergi" bingung raden Wijaya Putra Djojohadikusumo masih belum bisa menemukan alasan istrinya menyuruh Budi ke kakeknya.

"ya agar kakeknya tidak kesepian, lagian sudah lama Budi tidak menemui kakeknya di kota bungah" jawab nyonya Sri.

"yaudah besok tanya Budi mau tidak ke kota bungah?" jawab raden Wijaya menyetujui permintaan istrinya.

"makasih sayang. MMMUUUACCHHH" diciumnya sang suami. memulai untuk ritual pemanggilan bayi.

pagi hari yang indah saat bungah bermekaran saat itu juga Budi bersiap menuju pasar hanya sekedar melihat Renata tanpa berani mendekati. jangankan mendekat bertatapan mata saja sudah membuat dengkul budi lemas tak bertenaga.

saat akan menaiki keretanya Budi dipanggil sang ayah.

"Budi, kamu tidak ingin ke kakekmu kah dikota bungah?".tanya sang ayah.

" tidak yah, Budi ingin berjalan-jalan dulu sudah seminggu Budi sakit." jawab Budi tak ingin ayahnya tahu kemana tujuannya.

"kakekmu sungguh merindukan kamu" kata ayahnya. saat itu juga Budi sedang merindukan Renata.

"kapan-kapan saja kesana Budi mau pergi dulu" segera Budi menaiki keretanya takut kehilangan saat berharga melihat Renata.

Budi menyusuri jalan ke arah panti asuhan. menuju ke arah pasar. berharap bisa menemukan Renata dan melihatnya lebih lama.

Budi tidak menemukan Renata dijalan maupun dipasar, ditunggu nya lama dipasar kemudian mencarinya ke menuju panti asuhan. sudah 4 kali dari pasar ke panti asuhan. tidak menemukan Renata. bahkan sudah menunggu lama juga tak muncul batang hidungnya.

akhirnya dengan sedikit keberanian Budi masuk ke dalam halaman panti asuhan. sungguh keberanian karena cinta, bagi Budi seumur hidupnya jika mau ke tempat yang baru kalau tidak dengan keluarganya dia tidak akan mau. tapi sekarang demi melihat Renata keberanian muncul dengan sendirinya. suatu kemajuan. walaupun sedikit.