webnovel

Kampung sebelah

Kisah 2 remaja antara kampung sebelah. yang dimana setiap kampung mempunyai jagoan yang setiap ketemu berantem. tiada hari saling mengejek, saling berargumen dalam setiap apapun. di tengah kisah remaja dia mulai menyukai salah satunya tapi terhalang oleh aura permusuhan dari sekitarnya. mereka bimbang satu sama lain padahal dia juga tahu bahwa dia menyukai nya. "Aku bingung jika harus memilih, karena kedua sangat berarti. Tapi jika memilih salah satunya akan aku bisa melepaskan salah satunya huft." Ucap Myta sambil menghela nafas dengan kasar.

saputranugroho · 都市
分數不夠
8 Chs

Salting

"Ibu Ka Myta itu mau merebut Kelvin dari Aneth!" Pekik Aneth kepada sang ibu yang sedang memasak di dapur dan seketika ia meninggalkan dapur dan berlari tergopoh-gopoh melihat putri bungsunya.

"Kenapa toh nduk?" Tanya ibu sambil mengusap pelan dada nya.

" Tadi malam Kelvin memutuskan Aneth, dan ia bilang bahwa di akan menjadi kakak ipar Aneth ibu." Jerit Aneth kepada sang ibu sedangkan Ibu mengelus dadanya.

"Myta apakah benar ia akan menjadi calon suamimu?" Tanya Ibu sambil menatap anak sulung nya.

"Ibu berapa kali, Myta itu engga suka sama Kelvin jika Myta suka Kelvin kenapa engga dari dulu sama Myta di terima!" Ucap Myta sambil melenggang pergi dari hadapan adik nya dan ibu nya.

"Ibu lihat ka Myta dia bersikap acuh kepadaku. Awas aja kalau Kelvin jadi suami ka Myta!" Beo Aneth dan ibu hanya menggelengkan kepalanya. "Kamu sudah dengar bukan dari mulutnya, mesti nya kamu percaya kepada kakak kamu Ane." Ujar Ibu sambil mengelus pelan rambut Aneth.

Myta POV.

"Myta Adik Lo benaran suka sama Kelvin?" Tanya Aldo sambil membakar jagung di tengah malam dan di balas dengan anggukan dari Myta. " Gua tuh kadang heran sama Lo dan adik Lo. Lo itu ko beda sama keluarga Lo sendiri ya?" Tanya Aldo kepada Myta sambil menengok ke arah Myta.

"Beda gimana?" Tanya Myta sambil mengangkat alisnya.

"Coba deh Lo itu bola matanya biru ke abu, terus putih pucat, tinggi, rambut agak pirang dan hidung Lo mancung. Benar bukan si menurut kalian?" Tanya Aldo kepada teman-teman yang sedang berkumpul.

"Secara dari segi keluarga juga eh iya anjir, maaf ya Myta tapi apa yang Aldo ucapkan itu benar ko beda ya Lo sama keluarga Lo!" Sahut Aldi sambil mengetuk pelan dagu.

"Menurut kalian aja kali. Hehehehe, mungkin pas waktu ibu gua mengandung ia mengidam bule jadi pas lahir anak nya jadi sedikit ke bule-bule an!" Kekeh pelan Myta dan di balas dengan anggukan dari yang lain.

"Eh ini sudah matang jagungnya ayo makan!" Ujar Aldi dan seketika anak-anak yang lain mengerumuni Aldi.

Biasanya kami melakukan hal seperti ini di malam Minggu dan sampai jam 10 malam. Waktu yang tepat adalah sehabis Isya dan ketika pulang dari masjid semua berkumpul di pos ronda yang tak jauh dari masjid. Tak jarang pula para bapak-bapak berkumpul untuk sekedar mengobrol ataupun sekedar kopi bareng.

"Ini udah malam mau balik kagak?" Tanya Myta dan di balas dengan gelengan dari semua nya.

"Masih juga jam sembilan Myta kalau Lo mau balik ya balik atau mau gua anterin?" Tanya Aldo dengan nada tak terbantahkan. "Maaf nih gua bisa balik sendiri. Jagung nya gua bawa untuk nanti di jalan bye." Pekik Myta dengan nada senang lalu pergi meninggalkan tempat nongkrong nya atau tempat pos ronda nya.

Di perjalanan menuju ke rumahnya ia bertemu dengan Adnan dan teman-teman nya yang sehabis bertemu ke gebetan salah satu dari teman Adnan.

"Eh ada neng Myta habis dari mana?" Tanya Handoko dengan nada genit.

"Biasa aja dong engga usah gemulai tuh nada nya?" Decak Teguh dan Handoko mendelik ke arah Teguh, " Ya biasa aja dong engga usah ngegas juga!" Sahut Handoko dengan nada sebal dan Adnan memutar bola dengan malas menghadapi tingkah laku mereka berdua.

"Habis dari mana Myta?" Tanya Adnan sambil memperhatikan Sekitarnya.

"Oh itu gua baru tempat pos ronda!" Ujar Myta sambil memakan jagung bakarnya dan Adnan hanya mengangguk kepala. " Kirain mencari kita." Ucap Handoko sambil cengar-cengir.

"Kalian habis dari rumah nya Dwi?" Tanya Myta dan di balas dengan anggukan dari mereka berempat, "Cie yang malam mingguan ada doi. Jadi siapa pacarnya Dwi?" Tanya Myta lagi dengan nada kepo.

"Noh bocah yang suka sama Dwi!" Tunjuk Teguh kepada Chandra sedangkan Chandra tertunduk malu melihat Myta dari dekat ini.

"Heh sini maju Lo!" Ucap Myta dengan nada preman dan berkacak pinggang.

"Iya kenapa ada yang salah gitu sama gua?" Tanya Chandra sambil membenarkan kacamata yang hampir terjatuh.

"Lo kalau mau main-main sama yang lain jangan sama anak kampung ini dan awas aja kalau Lo menyakiti Dwi. Gua orang pertama yang bakalan hajar Lo. Paham kagak?" Tanya Mya sambil mencengkram pundak Chandra sedangkan Chandra sudah berkeringat dingin mendengar ucapan dari Myta.

"Iya gua paham jadi lepaskan ini terlalu tegang buat kita yang humoris." Ucap Chandra sambil melepaskan dengan pelan.

"Gua pegang omongan Lo ya. Kalau terjadi apa-apa sama Dwi Lo orang pertama yang bakala gua temuin!" Ujar Myta sambil pergi meninggalkan Chandra dan teman-teman ny.

"Gila pantesan aja dia jadi ketua. Aura nya kuat banget si Chandra aja sampai mau pingsan di tempat. Wkwkwkwkwk." Sahut Teguh sambil tertawa terbahak-bahak dan Chandra tersenyum masam. "Gimana engga kalah duluan lawan bicaranya. Jika tak di kasih kesempatan buat menjelaskan." Ujar Handoko sambil terkekeh kecil.

"Damage nya bukan kaleng-kalengan si Myta." Ujar Adnan sambil tersenyum tipis bahkan hampir tak terlihat oleh teman-temannya.

"Ya beruntung yang dapatkan si Myta cuman satu kelemahan nya dia itu keras kepala banget sekali bilang A ya tetap A. Percuma ngomong sama itu bocah engga bakalan di dengar meski lo benar juga karena ia melihat apa yang ia lihat." Sahut Handoko

" Tapi dia cantik ya!" ucap Adnan dan seketika terdiam dan hanya terdengar suara jangkrik.

"Alhamdulillah si Adnan mengakui bahwa si Myta cantik. Kemana aja Lo selam ini hah?" Teriak Teguh dan di balas dengan geplakkan dari Adnan, "Berisik ini kampung orang lain mau kita di hajar oleh warga sini?" Tanya Adnan dan seketika semua tertawa mendengar ucapan dari Adnan yang menahan malu.

"Cie yang salting nih. Pipi nya juga merah lagi!" Sahut Chandra dan Adnan pergi meninggalkan mereka menghiraukan ucapan teman-teman nya.

Sebuah kertas menempel di tiang listrik dan memajang sebuah pengumuman yang bagi siapa saja pasti senang. Dan akan di adakan lomba Agustusan di kampung Myta. Sontak seluruh warga bersorak ria sebab nanti bakalan terdapat hadiah yang menarik dan akan ramai.

"Anjir Myta ada lomba nih ikutan lah." Ujar Aldo sambil bersorak gembira

"Heh kita tuh panitia ya kali ikutan lomba?" Sahut Aldi sambil memutar bola mata dengan malas

"Oh iya kita kan panitia ya, gua lupa hehehehe!" Ujar Aldo sambil tertawa kecil.

"Ya sudah kita ke gudang siapa tahu perlu ada yang bisa kita bantu." Ucap Myta sambil berjalan meninggalkan tempat tersebut.