webnovel

Just show me Your Love

_Putri Aku selalu mencintaimu, karena kamu adalah lelaki yang memberiku banyak kebahagiaan. Meski kamu jauh kebahagiaan yang kamu berikan tak berkurang. Walau begitu terkadang masih ada kekosongan karena dirimu yang tak ada di samping ku. Hari tenang yang sudah terencana dengan baik akan kah terwujud? Aku yang menanti kepulangan mu dengan tenang dan menyibukan diri dengan keseharian yang menyenangkan, bermain dengan teman-teman atau mengunjungi orangtua mu. Aku sudah mengatur semuanya agar bisa lekas bertemu dengan mu yang jauh di sana. Hari-hari ku yang penuh tawa selalu terasa kurang tanpa dirimu yang semakin sibuk di sana. Aku coba untuk pahami kesibukan mu, tapi entah mengapa perasaan hatiku tak tenang memikirkan mu yang jauh di sana bersamanya. Bukannya aku tak percaya padamu, hanya saja aku khawatir kalau ada yang lebih baik dariku dan mungkin kamu menyukai nya. Meski kamu tak berniat memiliki nya tapi tetap saja kamu menyukai nya. Itu lah yang aku lihat saat menemuimu di sana, tatapan hangat itu membuat ku kesal dan marah. _Bayu Kesibukan yang ku alami tak membuat ku lupa tentang mu, setiap hari aku merindukan mu. Meski setiap hari bertukar kabar dengan mu, aku tetap merindukan mu. Tapi tiba-tiba saja dia datang mengguncang hatiku, aku memang masih memikirkan mu tapi dia juga muncul di benak ku. Apa aku kehilangan akal? Itulah yang aku pikirkan saat perasaan itu muncul, semakin berusaha untuk lepas darinya semakin kuat cengkraman nya menari ku kedasar. Walau aku memikirkan mu tapi aku juga tak bisa lepas darinya, mau kah kau memaafkan aku?

Chocolatte_Latt3 · 青春言情
分數不夠
312 Chs

Kebiasaan Bayu

Kursi penonton sudah di penuhi oleh para pendukung Bayu dan Rizal, suara mereka sangat keras memanggil-manggil nama Bayu dan Rizal.

"Wahh ini kayak konser kalian aja, bukannya acara bola" salah seorang teman sekelas sekaligus teman satu tim Bayu mencoba bercanda dengan Bayu dan Rizal

"Ahh mereka juga dukung kalian kok" jawan Rizal sambil menepuk punggung temannya tersebut

"Iya deh percaya, itu si Tiara musuh bebuyutan si Bayu belum muncul. Temen-temennya juga belum keliatan lagi" teman satu tim yang lain juga ikut bertanya

"Tadi katanya mau nonton taekwondo dulu" jawab Rizal sambil tertawa

"Oh iya si Eric juga tampilkan" jawab orang tersebut. Bayu tak bisa menyembunyikan wajahnya yang khawatir, dia terus saja melihat ke bangku penonton tapi Putri belum juga datang padahal sebentar lagi pertandingan di mulai.

"Bayy ayo siap-siap udah mau mulai nih, tenang jangan tegang gitu dong kalah atau menang itu perkara belakangan yang penting kita senang-senang" teman setim itu merangkul Bayu yang terlihat khawatir. Tentu ke khawatiran yang berbeda dari pemikiran temannya, sedangkan Rizal hanya bisa pura-pura tak tahu soal ke khawatiran Bayu itu. Pertandinganpun di mulai tapi Putri dan teman-temannya belum datang, Bayu terlihat kalut. Tapi dia tak bisa membuat teman-temannya merasa terbebani oleh masalah pribadinya. Bayu bangkit dari perasaannya dia berusaha semangat, senyum perlahan dia perlihatkan. Wajahnya yang tadi kusut berubah menjadi garang, begitu peluit dibunyikan pertandinganpun di mulai. Rizal tersenyum senang saat melihat temannya kembali semangat, dia pun mulai serius dalam permainan bolanya. 20 menit berlalu Bayu dan tim akhirnya mencetak gol pertama, begitu bola masuk penonton langsung histeris. Waktu terus berjalan pertandinganpun sudah akan berakhir kedudukan masih 1-0 dan masih di menangkan oleh tim Bayu. Tapi Bayu dan teman-temannya tak langsung berbangga hati mereka masih terus berjaga takut kalau lawannya akan balik menyerang. Setelah bertahan cukup lama akhirnya pertandingan berakhir, dan kemenangan di miliki oleh tim Bayu. Setelah saling memberi salam pada tim lawan Bayu dan rekan satu timnya pun berpelukan serta berselebrasi. Penonton yang berada disanapun ikut bersorak senang atas kemenangan tim Bayu. Di tengah selebrasi Bayu masih mencari sosok gadis yang dia harap menyaksikannya tapi dia harus berlapang dada karena gadis yang dia cari tak ada. Yang ada hanya Tiara, Nesya dan Gea mereka melambaikan tangan ke arah Bayu dan Rizal. Walau mereka bukan orang yang Bayu cari dia tetap tersenyum ke arah mereka sambil melambaikan tangan. Hari sudah malam sampai saat penyerahan hadiah tapi para siswa yang ada di sana seperti tak punya rasa lelah mereka masih tampak semangat saja.

"Wahh Bayy musuh kamu dateng tuh" tunjuk salah seorang pemain pada Tiara yang datang ke arah para pemain yang sedang beristirahat di pinggir lapangan

"Yehh apaan sih, aku kesini ngasih semangat malah di ledekin" Tiara kesal atas ledekan teman sekelasnya tersebut

"Makasih iya kalian sampe bela-belain pulang malem" Bayu tersenyum

"Iya tapi kita mau pulang udah malem" Gea tampak khawatir

"Kenapa udah di cariin?" tanya Rizal

"Iya nih, duluan iya" Nesya berpamitan dan di susul oleh teman-temannya yang juga pulang. Bayu dan Rizal melambaikan tangan kepada mereka, tampak wajah Bayu yang kurang puas karena Putri tak ada disana. Rizal yang melihat itu hanya bisa menepuk pundak temannya dia tak tahu harus berkata apa karena Putri hadir atau tidak itu adalah haknya, dan lagi Bayu bukan pacarnya Putri.

---------------

Badan yang lengket serta kotor membuat Bayu tak tahan ingin segera mandi. Begitu sampai depan rumahnya Bayu berlari ke kamarnya, Masnya yang sedang menonton televisi di ruangan tengah melihat tingkah Bayu hanya bisa menghela nafas panjang

"Tadi denger suara Bayu pulang, kemana dia?" Tanya Bu Citra pada Mas Agung

"Mamah kayak yang nggak tahu si Bayu aja dia langsung masuk kamar terus mandi kayaknya" jawab Mas Agung masih menatap layar televisi

"Ohh...., dia ikut lomba tujuh belasan iya?" Tanya Bu Citra lagi sambil meminum teh hangat yang dia buat tadi

"Iya kemarin bilangnya kayak gitu, gengnya diakan udah beberapa minggu ini nggak kumpul karena sibuk untuk acara tujuh belasan" jawab Mas Agung kemudian meminum teh yang di buatkan Bu Citra untuknya

"Ohh gitu.., Putri juga kayaknya ikut lomba dia sibuk banget keliatannya" Bu Citra teringat Putri yang terkadang pulang malam

"Putri...? Setahu aku sih enggak, tapi nggak tahu juga sih Mah" jawab Mas Agung sambil tampak berpikir. Tak ingin berkepanjangan Mas Agung kemudian mengalihkan pembicaraan, karena biasanya bila sudah membicarakan Putri mamahnya tidak bisa berhenti, beliau sangat suka pada pribadi Putri yang manis dan rajin bekerja walau usianya masih teramat muda

"Bayu udah makan belum iya mah?"

"Ohh iya, kasian Bayu kalo belum makan. Mamah mau masak dulu aja lauk yang tadi udah abis" Bu Citra langsung bangkit dari duduknya pergi menuju dapur. Setelah melihat Ibunya pergi Mas Agung menghembuskan nafas lega, akhirnya bisa nonton dengan tenang gumamnya. Selang setengah jam Mas Agung menikmati acara komedi di televisi tiba-tiba

"Mas di toko kita pake jasa reseller nggak?" Tanya Bayu tiba-tiba bahkan kedatangannya tak di sadari oleh Masnya. Sedangkan Masnya masih memegang dada karena kaget oleh kedatangan Bayu yang tiba-tiba sudah duduk di sampingnya

"Kalo mau nanya iya pelan-pelan, ini dateng-dateng langsung teriak di kuping bikin jantungan aja"

"Iya maaf Mas, jadi gimana pake jasa reseller nggak" tanya Bayu lagi semangat

"Pake, tapi kenapa tiba-tiba nanyain soal reseller? Temen kamu ada yang lagi butuh kerja paruh waktu?" Tanya Mas Agung

"Mas mau nggak bantuin aku?" Bayu memasang wajah manis sambil mengambil kue mochi yang ada di meja dan memberikannya pada Masnya tersebut

"Kenapa tiba-tiba ada mochi di meja?" Mas Agung melihat ke arah Bayu dengan wajah yang ketakutan

"Aku yang bawa tadi dari dapur, bantuin aku iya. Please...." Bayu terus saja merayu Masnya supaya membantunya dengan menyuapi mochi manis padanya. Dengan mulut yang masih mengunyah Mas Agung menatap Bayu, terlihat Mas Agung ragu

"Bantuin soal apa?" Tanya Mas Agung

"Bujuk Putri jadi reseller iya?" Permintaan Bayu cukup membuat Mas Agung kaget dan langsung tersedak makanan yang sedang dia kunyah. Dengan sigap Bayu memberikan minum pada Masnya tersebut, tapi niatnya memberi minum bukannya membantu tapi malah membuat Masnya kesal. Karena minuman yang dia berikan adalah teh panas, Mas Agung bukannya terbantu malah semakin tersiksa. Mas Agungpun lari ke dapur dan mengambil minum sendiri, dan Bayu malah mondar-mandir nggak jelas karena panik

"Maaf Mas nggak sengaja beneran deh" Bayu panik melihat Masnya sekarat gara-gara keselek mochi

"Kamu...bukannya....bantuin...malah mondar-mandir nggak jelas" dengan nafas yang masih terengah-engah Mas Agung memarahi Bayu. Bu Citra kaget melihat Mas Agung, nafasnya terengah-engah dan berpegangan pada kulkas di dapur

"Agung kenapa? Coba tarik nafas.... keluarkan....iya gitu bagus, sekarang coba ngomong sama Mamah kenapa?" Bu Citra berusaha memberi intruksi pada Mas Agung dan diikuti oleh Mas Agung

"Nggak apa-apa Mah cuman keselek" jawab Mas Agung yang kemudian berdiri tegak nafasnya juga sudah stabil

"Iya Mah, Mas Agung keselek gara-gara aku" dengan wajah menyesal Bayu mengakui kesalahannya pada Mamah tercinta

"Loh kok bisa?" Tanya Bu Citra. Baru juga Bayu akan menjawab Mas Agung langsung menyela

"Ohh itu tadi dia lagi ngelucu pas aku makan mochi terus aku ketawa jadinya keselek deh" jawab Mas Agung sambil tertawa dan menepuk bahu Bayu. Walau awalnya bingung tapi Bayu ikut tertawa bersama Masnya tersebut, Bu Citra yang melihat tingkah lucu kakak beradik itu juga ikut tertawa

"Mamah kira kenapa? Tahunya keselek gara-gara ngetawain Bayu. Emang tadi kamu ngelucu soal apa?" Pertanyaan Bu Citra ini membuat Mas Agung dan juga Bayu bingung mereka saling menatap sambil tertawa garing

"Ohh...itu...tadi.." Mas Agung dan Bayu menjelaskan dengan terbata-bata bingung harus berkata apa

"Itu tadi di sekolah kan temen aku ikut lomba makan kerupuk terus dia menang padahal awalnya dia nggak mau tapi pas menang dia girang banget, Mamah mau liat videonya nihh" untungnya Bayu teringat soal  Gea yang memenangkan pertandingan, Bayu memperlihatkan video Gea yang heboh tersebut. Seperti perkiraan Bayu, Mamahnya langsung saja tertawa terbahak-bahak saat melihat video tersebut. Mas Agung yang ada disana pun ikut tertawa tapi tawanya terlihat pudar dia melihat ke arah Bayu dengan tatapan yang misterius. Bayu yang melihat Masnya menatapnya dengan cara yang tak biasa membuatnya penasaran. Kenapa Mas Agung liatin aku kayak gitu pikirnya, tapi dia belum bisa bertanya pada Masnya mengingat Mamahnya masih ada di sana. Mas Agung kemudian meninggalkan dapur, Bayu ingin menyusulnya tapi akan terlihat aneh bagi Mamahnya bila dia tiba-tiba pergi menyusul Masnya sekarang. Bagaimana harus bilangnya agar dia mengerti iya? Gumam Mas Agung.

************