Paginya, aku dan Setya benar-benar melakukan apa yang dikatakan Setya. Kami mulai memata-matai gerak-gerik Pandu. Pemuda itu saat ini sedang duduk berdua dengan Ningrum, dan sepertinya putriku belum mengatakan apa yang menjadi tugasnya kemarin.
Syukur, semoga dia ndhak mengatakan apa-apa dulu. Sebab kurasa mengetahui jati diri yang sebenarnya dari Pandu adalah hal yang perlu dilakukan saat ini. Sebab aku ndhak mau, kalau nanti Ningrum bertanya, malah-malah ditertawakan oleh Pandu. Sebab terkesan putriku mengharapkan lebih dari pemuda menyebalkan itu.
Setelah berbincang sebentar, keduanya langsung berdiri. Ningrum masuk kembali ke kamar, dan Pandu berjalan menuju meja makan. Aku ndhak tahu, untuk apa dia berada di meja makan sekarang, di jam sepagi ini pada saat orang-orang bahkan belum makan. Apakah dia sudah lapar, atau yang lainnya? Pertanyaan-pertanyaan itu semakin menjejali otakku dengan sangat aneh.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者