"Jadi, di mana letak jamur-jamur itu? katanya ada banyak, ini kok tidak ada sama sekali,"
Ini adalah kali ke lima bocah ndhak tahu diri ini mengeluh, sepertinya dia benar-benar hanya setengah hati untuk mengurus masalah keracunan di kampung kami.
"Sudahlah, diam saja," kubilang. "Apa mungkin semua jamurnya habis dimakan oleh penduduk kampung?" kataku pada akhirnya.
Setya kemudian menghentikan langkahnya, membuatku ikut berhenti melangkah. Lalu kulihat dia yang tampak berpikir keras.
"Kurasa benar apa yang kamu katakan. Kalau dipikir-pikir, berapa, toh jumlah tumbuhan jamur yang bisa tumbuh di sini. Terlebih, penduduk kampung di sini cukup banyak," jawabnya.
Aku kembali terdiam untuk sekadar memikirkan berbagai kemungkinan. Tapi kurasa, ndhak seperti itu juga.
"Coba kita lihat di atas, mungkin masih ada sisa beberapa. Aku tidak percaya jamur-jamur itu akan langsung musnah dengan sendirinya," kubilang.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者