" Tapi kenapa panas banget badan gue?" tanya Kyra lagi sambil mengipas-ngipas lehernya dengan telapak tangannya. Evan menggeser duduknya mendekati mantan kekasihnya itu.
" Tenanglah, sayang!" kata Evan memeluk tubuh Kyra.
" Panas, Van!" ucap Kyra lagi.
Saat matanya menatap Evan, birahinya tiba-tiba muncul begitu saja. Sejenak akal sehatnya mencoba untuk melawan keinginan tubuhnya, tapi sesuatu pada tubuhnya memicu birahinya menginginkan sentuhan seseorang. Dengan sengaja Evan menyentuh bibir Kyra, sontak Kyra mencium pria itu dengan panas. Evan membalas ciuman panas tersebut sambil tangannya bergerilya ke tubuh Kyra.
" Ahh!" desahan lolos dari bibir Kyra saat tangan Evan menyentuh dadanya. Bersamaan dengan itu, mobil mereka tiba di depan sebuah rumah mewah. Evan melumat bibir Kyra dengan nafsu yang sangat besar. Dia telah membayangkan tubuh toples Kyra yang begitu indah menari di atasnya. Kyra dengan tanpa kesadaran malah semakin bersemangat merobek pakaiannya di hadapan Evan, membuat bagian intim Evan terasa menegang sempurna melihat tubuh seksi mantan kekasihnya itu. Dengan cepat Evan membuka pintu mobil untuk menarik Kyra keluar dari mobil.
" Panas! Kenapa tubuhku sangat panas, Van?" tanya Kyra yang menggila meski mendapat sedikit kesadarannya , tapi semua itu tidak dapat mengalahkan rasa panas dalam dirinya.
" Tenang, sayang! Sebentar lagi kamu akan merasa melambung ke angkasa!" kata Evan. Saat dia akan mengangkat Kyra, seseorang menariknya dan langsung memukulnya dibagian yang bisa membuat orang langsung pingsan. Lalu pria itu mendekati Kyra dan dia sangat kaget saat mendapati Kyra yang hanya memakai dalaman saja. Shittt! batin pria itu yang merasakan hal yang sama dengan yang Evan rasakan, juniornya perlahan ikutan menegang.
" Maaf, Non! Saya harus membawa Nona!" kata Lingga.
" Lepas! Ahhh! Kenapa sangat panas! Aku mau kamu! Ahhh!" erangan demi erangan yang dilontarkan Kyra membuat frustasi Lingga. Dia belum pernah merasakan hal ini sebelumnya, dia hanya sering melihat pacar-pacar Rendy yang mengerang akibat sentuhan pria itu. Kyra terus memeluk Lingga erat dan menciumi leher Lingga. Junior Lingga mengeras mendengar desahan dan erangan terlebih ciuman dari bibir Kyra yang meninggalkan kissmark disana.
" Jangan seperti ini, Non! Tolong!" kata Lingga terpaksa mengikat Kyra dan meletakkan di dalam mobil bagian belakang.
" Ahhh! Lepaskan aku! Ahhh! Panas!" ucap Kyra dengan tubuh menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan..
" Maaf, Nona! Saya harus melakukannya!" kata Lingga lagi lalu menutup mulut Kyra dengan sapu tangannya, dia tidak mau menanggung resiko tertangkap polisi nantinya karena dituduh menculik anak gadis orang.
" Emmmm! Emmm!" teriak Kyra marah sambil merasakan tubuhnya semakin panas di dalam. Dengan cepat Lingga masuk ke dalam mobilnya dan segera melarikan mobil itu ke jalanan. Lingga memasang bluetooth ditelinganya dan meraih ponselnya, setelah menyalakannya, dia menekan nomor Rendy.
" Halo, Ga! Tumben! Ada apa, nih?" tanya Rendy yang saat itu sedang berada dibawah kendali seorang wanita.
" Ahhh! Ahhh!" terdengar suara desahan di telpon, membuat Lingga semakin tegang.
" Gimana caranya ngilangin obat perangsang yang sudah terminum orang?" tanya Lingga.
" Apa? Obat perangsang? Siapa yang minum?!" Rendy kaget.
" Jawab aja! Cepet!" kata Lingga.
" Kalo jenisnya kuat, lo harus melampiaskan pada seseorang, bro! Ato akan fatal kejadiannya!" jawab Rendy. Shhhiittt! batin Lingga.
" Apa tidak ada jalan lain?" tanya Lingga bingung.
" Mandi pakai air dingin mungkin?" tanya Lingga lagi.
" Tidak bisa, bro! Karena masing-masing obat itu berbeda reaksi dan hasilnya! " kata Rendy.
" Gue harus gimana? Dia bilang panas terus dan merobek pakaiannya!" kata Lingga.
" Bawa aja ke pacarnya!" kata Rendy.
" Dia belum punya pacar!" kata Lingga.
" Lo aja jadi pelampiasannya!" kata Rendy. Deg! Jantung Lingga berdetak kencang. Dia belum pernah melakukan itu dengan siapapun.
" Thanks, Ren!" kata Lingga mematikan sambungan telponnya.
" Apa yang harus gue lakukan?" kata Lingga ambigu.
Lingga memacu kendaraannya lebih cepat ke arah apartementnya, dia tidak mungkin membawa pulang Kyra dalam keadaan seperti ini, Tama bisa marah dan membuat Kyra kalah. Batin Lingga bertengkar hebat, antara hati dan pikirannya. Mobilnya memasuki arena parkir apartementnya, Lingga membuka pintu mobilnya dan melihat Kyra yang menggeliat-geliat di kursi mobil. Lingga melihat ke kanan-kekiri, khawatir ada yang melihat kehadirannya. Apartement Lingga terdapat di lantai 25, lantai tertinggi di gedung itu dan hanya terdapat 2 unit pada satu lantai. Semua dibeli oleh Lingga. Rencananya satu unit akan diberikan untuk adiknya kalo dia menikah nanti sebagai hadiah. Lingga mengangkat tubuh Kyra setelah menutup dengan jaketnya.
" Jangan banyak bergerak, Nona!" kata Lingga. Dengan cepat dibawanya anak majikannya itu ke dalam lift dan naik ke lantai 25. Lingga menahan nafasnya saat Kyra menggosok-gosokkan kepalanya ke dada Lingga. Setelah sampai, Lingga menekan kode pintu apartementnya dan masuk kedalam. Dibaringkannya tubuh Kyra di ranjang, lalu dia masuk ke dalam kamar mandi. Dia harus melakukannya atau akan berakibat fatal pada anak majikannya. Lingga keluar dari kamar mandi dan menatap pada Kyra yang menatapnya dengan sayu, seakan memintanya untuk membebaskannya dari rasa panas ditubuhnya.
" Nona janji harus diam!" kata Lingga. Kyra menganggukkan kepalanya karena sudah tidak tahan lagi. Lingga berjalan mendekati Kyra dan membuka tutup mulutnya, lalu ikatan tali di tubuhnya. Tanpa menunggu lagi, Kyra langsung mendorong Lingga hingga terjatuh dibawahnya. Kyra mencium bibir Lingga dengan ganas, meski Lingga menahan gelora di dada dan tubuhnya, tapi tubuhnya juga bereaksi berbeda, dia menginginkan wanita diatasnya ini.
" Ahh!" desahan lolos dari bibir Lingga yang ditahannya dari tadi karena tangan Kyra yang masuk ke dalam celana Lingga dan memainkan juniornya. Kyra semakin gila mendengar desahan Lingga, dia melumat bibir Lingga dan akhirnya runtuh juga penjagaan Lingga. Lingga balasan ciuman panas dari Kyra, astaga lembut sekali bibir kamu, Key! Kulitmu sangat halus dan tubuhmu sangat harum. Tanpa disadari Lingga, Key telah membuka bra yang masih menempel di dadanya. Lingga terkejut dan memandang takjub keindahan yang ada dihadapannya. Kyra melemparkan begitu saja branya dan kembali mencium Lingga, lalu dia melepaskan ciumannya dan duduk diatas perut Lingga. Lingga merasakan benda kenyal menempel didadanya saat Kyra kembali menciumnya, membuat tubuhnya merasa seperti tersengat aliran listrik. Lingga sedikit mengalami kesulitan dalam hal berciuman, karena ini baru pertama kali bagi Lingga. Astaga! Ciuman pertama gue harus gue lakukan karena obat perangsang. Kyra telah habis menjilat dan mencium wajah dan leher Lingga. Kyra menarik keatas kaos Lingga dan dengan cepat dia menjilat dan menggigit puting milik Lingga.
" Sshhh! Ahhh!" desisan keluar dari bibir Lingga tanpa dapat dia sadari dan dia tahan. Sial, tubuh gue kenapa terus seperti terkena setrum! Apakah seperti ini rasanya bercinta? batin Lingga. Sementara Kyra seperti kesetanan menjilat seluruh tubuh Lingga hingga turun ke perut pria polos tersebut. Lingga menahan kepala Kyra.
" Mau apa, Nona?" tanya Lingga menahan kepala Kyra.
" Jangan, Nona! Sadarlah!" kata Lingga khawatir , tapi obat itu telah merasuk ke pembuluh darah Kyra.