Malam itu Kyra diundang oleh teman-temannya untuk party, mereka memaksa Kyra agar datang karena ini pesta untuk penyambutan dirinya. Kyra pikir apa salahnya, yang penting beberapa bulan ini dia sudah bekerja keras untuk kemajuan perusahaannya sehingga saat ini bisa berkembang dengan pesat.
" Kayyyyy!" panggil Manda saat melihat Kyra masuk ke tempat VVIP yang telah mereka booking.
" Hi, girls!" jawab Kyra lalu mereka saling mencium pipi.
" Lo cantik banget Kay!' kata Manda.
" Kyra mana pernah terlihat jelek!" kata Kyra bangga akan keindahan tubuhnya.
" Iya, gue tahu!" jawab Manda.
" Ini asisten gue! Vania!" kata Kyra.
" Hai!" sapa mereka. Vania tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Setelah pulang dari kantor, Kyra tidak langsung pulang ke rumah, dia pergi ke apartementnya dan berganti baju. Kyra memang bukan type gadis rumahan, dia terkenal sebagai Ratu pesta. Sejak dulu sampai sekarang dimana ada pesta yang dilakukan oleh orang-orang kalangan atas, Kyra pasti hadir disana. Dulu dia selalu didampingi oleh sahabatnya Helen dan Selin, tapi saat dia kuliah ke Inggris, mereka berpisah karena Helen menikah dengan pilihan orang tuanya dan dibawa ke Singapore oleh suaminya. Sedangkan Selin pergi keliling dunia sebagai penerus bisnis papanya dan sampai sekarang belum menikah karena dia lebih suka sendiri. Tapi Kyra masih terus berhubungan dengan Helen dan Selin hingga sekarang. Ternyata Helen sudah tinggal lagi di Indonesia karena dia harus membantu suaminya mengembangkan perusahaan mereka. Dan Selin masih senang di LA. Karena kesibukan masing-masing, Helen dan Selin belum bisa menemui Kyra.
" How're you?" tanya Terry. Terry dan Manda adalah teman partynya sejak dulu. Jadi mereka yang mengadakan pesta ini dengan mengundang teman-teman mereka dulu.
" I'm great!" jawab Kyra dengan wajah ceria lalu duduk di kursi yang ada di sebelah Manda.
" Welcome home!" kata Manda.
" Thanks! I miss you guys so much!" kata Kyra. Mereka berbincang-bincang tentang banyak hal sambil meminum sampanye.
" No boyfriend?" tanya Manda.
" No! They just want to have a sex with us!" jawab Kyra santai.
" Don't you?" tanya Terry.
" It's a secret!" bisik Kyra, lalu mereka tertawa bersama dan minum lagi. Vania duduk dipojok ruangan dan telah mendapat mangsa yaitu teman Kyra yang bernama Jack. Jack mendekati Vania dan berbincang-bincang. Tiba- tiba Vania merasa birahinya memuncak saat dengan sengaja Jack memegang pahanya. Vania menatap Jack penuh nafsu dan langsung mencium pria itu dengan ganas.
" Apa kita bisa pergi?" tanya Jack yang tidak tahan akibat ciuman itu.
" Tidak bisa... beb! Bosku mas...sih disini!" kata Vania yang terus mendesah karena tangan Jack yang sudah kesana-kemari menjelajah tubuh Vania. Tapi bukan Jack kalau tidak bisa memanfaatkan suasana, melihat ada kesempatan, dia membawa Vania masuk ke dalam toilet yang ada di situ.
" Hey, Ra!" sapa seseorang beberapa lama kemudian. Wajah Kyra langsung kaku dan perlahan menjadi sendu, saat di dengarnya suara pria memanggil nama kesayangan untuknya dulu.
" Evan?" ucap Kyra pelan tanpa melihat ke arah pria itu.
" Apa kabar, Ra?" tanya Evan. Seorang pria tampan dengan gaya modis berdiri di hadapan Kyra, pria pertama yang pernah singgah di hati Kyra beberapa tahun yang lalu hingga membuat dia menangis.
" Sorry, Kay! Kita nggak ngundang dia! Serius!" kata Terry yang merasa tidak enak.
" Iya, Kay!" sahut Manda.
" Don't blame them! Aku yang menyuruh anak buahku untuk selalu mengikuti kegiatanmu selama ini!" kata Evan. Evan adalah anak pertama dari Rey Gibson, pengusaha alat berat yang cukup terkenal di dunia. Evan telah menikah dengan Bianca, seorang model terkenal di kota X dan telah di karuniai 2 orang anak. Tapi dia sangat terobsesi pada Kyra yang tidak mau disentuhnya saat pacaran dulu. Kyra berdiri dan meneguk sampanyenya yang tersisa di dalam gelas hingga habis.
" Sorry, girls! Gue cabut!" kata Kyra lalu dengan sedikit limbung dia berjalan ke arah pintu.
" Ra!" panggil Evan sambil memegang pinggang Kyra yang hampir jatuh karena sedikit cepat saat berjalan.
" Let me go, Van!" kata Kyra pelan, dia takut tidak bisa menahan gejolak hatinya saat berhadapan dengan pria itu. Bukan karena dia masih mencintai Evan, tapi karena rasa bencinya pada pria yang telah meninggalkannya saat status mereka masih sepasang kekasih.
" No! I won't!" jawab Evan. Kyra mencoba untuk meronta, tapi Evan dengan sangat erat memeluk gadis yang sangat dicintainya itu.
" Why, Evan?" tanya Kyra dengan menatap nanar ke mata Evan.
" Because i love you, Ra! Sorry! Please, forgive me, Ra! I love you so much!" kata Evan lembut.
" But you're married and have children!" kata Kyra kecewa.
" I never love her, Ra!" ucap Evan dengan lembut dan melancarkan aksinya. Evan membawa Kyra keluar dari ruangan itu lalu menyandarkan tubuh Kyra ke tembok. Sesaat Kyra terhanyut dengan ucapan lembut Evan, saat Evan mencoba mendekatkan bibirnya ke gadis itu, sebuah tangan dengan kasar melepaskan pelukan mereka.
" Let her go!" kata pria itu dingin. Kyra terkejut dan membuat kesadarannya kembali.
" Hei! Siapa lo? ini bukan urusan lo, brengsek!" teriak Evan marah karena kesenangannya diganggu.
" Ini urusan gue!" jawab pria itu. Kyra yang terlihat sedikit mabuk karena sampanye yang diminumnya, melihat pria itu.
" Siapa lo?" tanya Kyra memicingkan matanya.
" Saya Lingga, Non!" jawab Lingga, seketika mata Kyra melotot dan sangat marah.
" Pergi lo!" kata Kyra menampar pipi Lingga, pria itu terpaku melihat perlakuan anak Bosnya itu.
" Tapi, Non...!" Plakk!
" Pergi lo jongos!" kata Kyra lagi sambil kembali menampar Lingga. Hati Lingga terasa sakit mendengar hinaan dari Kyra, tapi dia telah mendapatkan mandat dari Tama untuk menjaga Kyra. Kyra sangat membenci Lingga karena telah membuat papanya membagi perhatiannya pada orang lain. Sementara Evan kembali masuk ke dalam ruang VVIP tersebut saat terjadi perdebatan antara Kyra dan Lingga. Dia kembali mendekati Kyra dan membawa sebotol air mineral untuk Kyra.
" Minumlah, Ra!" kata Evan tersenyum menang ke arah Lingga.
" Jangan meminumnya, Nona!" kata Lingga. Kyra menatap tajam ke arah Lingga dan dengan sengaja meminum air tersebut sampai habis.
" Ayo, sayang! Kita pergi!" kata Evan lembut dan Kyra seperti terhipnotis menurut saja saat Evan memeluk pinggangnya dan membawanya pergi.
" Non! Tuan Tama pasti akan marah!" kata Lingga.
" Gue bukan anak kecil lagi!" kata Kyra marah. Kyra sangat membenci Lingga, karena itu dia membiarkan saja Evan membawanya pergi.
" Lo bilang sama papa, kalau gue bisa jaga diri!" kata Kyra dengan tegas. Evan berjalan menuju ke tempat parkir, Kyra merasa kepalanya sedikit pusing, tubuhnya limbung dalam pelukan Evan. Evan memasukkan Kyra ke dalam mobilnya, lalu Evan tersenyum smirk.
" Antar aku pulang, Van!" kata Kyra.
" Iya, sayang!" jawab Evan yang sudah masuk dan duduk disamping Kyra. Selama perjalanan, Kyra hanya diam saja sampai tiba-tiba.
" Kenapa tubuhku terasa panas?" tanya Kyra, dia mulai menggeliat kepanasan, Evan hanya diam saja.
" Van! Kenapa Panas banget?!" tanya Kyra.
" Masak, sih? Aku udah besarin AC nya, sayang!" jawab Evan dengan senyum liciknya.