" Cih! Ganteng dari hongkong!" jawab Kyra. Memang sejak kedatangannya, Kyra belum pernah sekalipun melihat wajah Lingga, karena dia menganggap hal itu sangat tidak penting!
" Lihat aja, Bos!" kata Vania memperlihatkan foto Lingga.
" Nggak penting!" jawab Kyra berdecih tanpa melihat sama sekali.
" Apa saya boleh mendekatinya, Bos?" tanya Vania.
" Apa masih kurang penis pacarmu?" tanya Kyra.
" Ckkk! Bos nggak seneng banget liat orang seneng!" kata Vania dengan raut wajah dibuat manyun.
" Selera kamu kampungan banget, Van! Bagusan juga si Mark!" kata Kyra tidak perduli.
" Dia sangat tampan, Bos!" kata Vania berbinar.
" Cih! Tampan juga si Mark! Mana kaya lagi!" kata Kyra lagi.
" Astaga, Bos! Bos kayak baru kenal saya aja!" jawab Vania tersenyum smirk.
" Jaga vagina kamu, Van! Jangan main naik ke tubuh pria seenak jidat kamu!" kata Kyra sebel melihat nafsu birahi asistennya yang sangat besar itu.
" Astaga, Bos! Mana bisa saya tahan? Itu asupan nutrisi buat saya! Siapa tahu Lingga mau dan jadi asupan saya saat saya butuh!" jawab Vania terkekeh.
" Dasar penjahat vagina lo!" kata Kyra kesal.
" Astaga, Bos! Sampe segitunya julukin saya!" kata Vania sebel.
" Habisnya kamu juga, sih! Pokoknya aku gak mau tahu, Van! Ini Indonesia, bukan London!" sahut Kyra.
" Come on, Bos! I promise, no body will know!" ucap Vania pelan. Kyra tidak bisa lagi menolak kemauan asistennya tersebut, karena dia sangat membutuhkan Vania disisinya.
" Whatever! Dengan satu syarat!" ucap Kyra.
" What?" tanya Vania dengan mata disipitkan, karena dia sangat tahu sifat Bosnya satu ini.
" KEEP MY FAMILY'S GOOD NAME!" kata Kyra tegas.
" Ok, Bos! Saya janji nggak akan kelewat batas!" jawab Vania sambil menyilangkan jari tengah dan telunjuknya dibelakang punggungnya.
" I know what you doing!" kata Kyra sambil membaca dokumen kerjanya. Dijawab Vania dengan senyum kecutnya.
" Gak bisa liat orang seneng si Bos!" kata Vania pelan.
" Kamu ingat saja kejadian di Aussie setahun yang lalu!" kata Kyra.
" Astaga, Bos! Apa harus ya diungkit-ungkit lagi? Itukan akibat kebodohan saya!" kata Vanis sebel.
" Makanya selama disini kamu harus selalu mengingatnya!" kata Kyra menahan tawanya.
" Si Bos, ih! Sebel!" kata Vanis kesal. Kyra hanya diam saja sambil tersenyum tipis. Mereka akan sampai di kantor beberapa menit lagi.
" Hubungi bagian Administrasi, katakan agar seluruh kepala divisi untuk melakukan meeting pagi ini juga! Aku ingin melihat kesiapan pegawai daddy!" kata Kyra pada Vania.
" Iya, Bos!" jawab Vania, lalu menghubungi pihak Administrasi. Setelah sampai di kantor, Kyra dan Vania langsung naik lift khusus dan menuju ke ruang meeting.
" Selamat Pagi!" kata Kyra saat memasuki ruang meeting yang terletak di sebelah kiri pintu lift di lantai yang sama dengan ruangannya.
" Selamat Pagi, Bu!" jawab kepala seluruh divisi serentak.
" Saya akan langsung fokus pada pekerjaan kalian! Saya minta laporan selama 2 tahun terakhir dari masing-masing divisi hari ini juga!" kata Kyra. Semua mencatat apa saja yang di inginkan Kyra tanpa ada yang berani mengeluarkan suara sedikitpun.
" Saya harap sebelum pulang nanti, laporan kalian telah ada di meja saya!" kata Kyra lagi.
" Apa ada pertanyaan?" tanya Kyra setelah mengatakan semua permintaannya. Karena semua diam, Kyra menganggap semua sudah paham dan mengerti akan tugas dari bidangnya masing-masing.
" Karena tidak ada, kalian bisa kembali!" kata Kyra tegas.
" Selamat Pagi, Bu!" salam mereka bersamaan sambil berdiri dan menganggukkan kepalanya. Kyra yang melihat semua itu jadi terkesima.
" Pagi!" jawab Kyra pelan.
" Astaga! Mereka sangat tertib, Bos!" kata Vania yang terlihat terkesan pada mereka semua.
" Kita lihat saja apa mereka bisa setertib dan juga cepat dalam memberikan laporan!" kata Kyra lalu berdiri dan berjalan ke arah ruangannya yang diikuti oleh Vania. Mereka berdua memeriksa beberapa dokumen baru yang masuk hari itu. Tok! Tok! Pintu ruang kerja Kyra diketuk.
" Kamu lihat, Nia!" kata Kyra. Vania berjalan ke arah pintu dan membukanya.
" Bos!" panggil Vania, Kyra melihat ke arahnya. Masuk beberapa orang sambil membawa beberapa dokumen.
" Permisi, Bu! Ini laporan dari masing-masing divisi selama 2 tahun terakhir dan untuk laporan 3 bulan baru akan selesai di akhir bulan!" tutur seorang wanita cantik di depan Kyra. Kyra menyandarkan duduknya dikursi kerjanya.
" Kamu siapa?" tanya Kyra.
" Saya Talia! Kepala Divisi Administrasi!" jawab Talia tegas.
" Duduklah!" kata Kyra.
" Terima kasih, Bu!" jawab Talia yang kemudian duduk di hadapan Kyra. Vania memeriksa satu-persatu laporan tersebut dan Kyra menatapnya tanpa jeda. Beberapa saat kemudian, Vania mengacungkan jempolnya pada Kyra.
" Kamu boleh pergi!" kata Kyra pada Talia.
" Permisi, Bu!" kata Talia kemudian berdiri dan berjalan keluar diikuti anak buahnya.
" Bos nggak akan menyangka semua ini!" kata Vania.
" What?" tanya Kyra sebel melihat wajah Vania yang berbinar seperti itu, karena dia ingin melihat siapa saja orang yang tidak pantas bekerja di perusahaan papanya dan segera mengganti mereka dengan beberapa temannya.
" Ini sangat sempurna, Bos! Ternyata mereka sudah siap dengan laporan ini dan ini sangat rapi sekali!" jelas Vania.
" Kamu serius?" tanya Kyra.
" Iya, Bos! Bos bisa melihatnya sendiri!" jawab Vania. Kyra berdiri dan mendekati Vania yang sedang duduk di sofa bersama dokumen perusahaan. Kyra membuka beberapa dokumen dan membacanya sekilas. Shhhiitt! Ini memang sangar rapi! batin Kyra. Dia meraih ponselnya dan menghubungi Daddynya.
" Halo, baby!" jawab Tama.
" Daddy sedang apa?" tanya Kyra manja.
" Sedang memeriksa dokumen!" jawab Tama.
" Kay mau bilang sesuatu!" kata Kyra.
" Apa, baby?" tanya Tama.
" Daddy hebat banget punya pegawai yang mampu membuati laporan tahunan dengan sangat rapi!" kata Kyra.
" Hahaha! Kamu salah, baby!" jawab Tama tersenyum, di depannya Lingga sedang memegang catatatan.
" Maksud, Daddy?" tanya Kyra mengerutkan dahinya.
" Itu semua kerja keras Lingga, baby! Dia yang mengajari mereka semua agar tertib administrasi sebagai wujud pendidikan yang ditempuhnya di jepang! Kamu kira kenapa dalam kurun waktu 3 tahun perusahaan daddy berkembang sangat pesat?" kata Tama bangga.
" Daddy nggak usah meneruskan!" tanya Kyra dengan nada benci.
" Tentu saja harus, baby! Lingga yang melakukannya, daddy hanya sedikit membantu!" jawab Tama.
" Ok, dad! Bye!" kata Kyra kesal.
" Bye, baby!" jawab Tama tersenyum. Kamu harus banyak belajar dari dia, baby! batin Tama ambigu. Sial! Tu anak hebat banget! batin Kyra kesal.
" Van! Ambilkan data mengenai Lingga!" kata Kyra dengan sedikit gengsi.
" Bos penasaran juga, ya?" kata Vania tertawa.
" Gak perlu kalo gitu! Aku nggak perduli jika memang dia yang membantu daddy! Intinya dia hanya seorang pekerja yang sudah dibayar dengan pantas oleh perusahaan Daddyku!" kata Kyra tegas. Vania hanya diam jika Bosnya sudah mengeluarkan taringnya, dia tidak berani berkomentar apapun.
Kyra bekerja dengan sangat keras, dia tidak mau papanya menganggapnya remeh dan lebih memuji pegawainya dibanding dirinya segabai anak. Kyra memang sangat cerdas, dia mampu mendapatkan beberapa proyek raksasa diberbagai negara. Tapi yang disayangkan Tama adalah cara kerja putrinya yang terkadang memakai sedikit cara licik dan terkadang dengan kekerasan dalam mencapai keinginannya.