dirumah Yunus
bapak madi ayah Yunus terbaring lemah di tempat tidur buat kemar kecil saja pak madi harus ada yang bantu, biasanya Yunus yang cebokin kalau habis buang air .
sebenarnya waktu kemarin sakit pak madi tak begitu parah ada teman menyarankan kalau mau sembuh harus minum alkohol ditas dua puluh persen saking pengen sembuh pak madi meminum nya. penyakit nya malah merembet kemana mana.
"Rika kalau sudah selesai masak nya Uda Yunus tolong antarin nasi "kata pak madi ayah Yunus memberitahu dari tempat tidur nya .
"iya ayah" jawab Rika .
tak lama dengan meneteng rantang berisi makanan Rika pamit sama ayah nya
"Ayah Rika kepantai pasir putih dulu ngantrin nasi , kalau ayah mau buang air pispotn nya ada di bawah tempat tidur' kata Rika adik satu satunya Yunus .
ibu Yunus meninggal waktu Rika umur sepuluh hari tak lama Rika lahir banyak orang yang pengen mengadopsi Rika jadi anak angkat nya termasuk uni jus iparnya pak madi sudah lima belas tahun berumah tangga uni jus belum dikarunia anak,pak madi lebih memilih membesarkan keduanya sendiri .
waktu Rika masih orok sering dibawa melaut.
umur dua tahun ketika Rika sudah mulai lasak sering dititipkan sama nenek sulan ibunya pak madi . seminggu sekali pak madi baru balik kerumahnya.
pantai pasir putih kalau siang hari merupakan sebuah tempat wisata walaupun belum terlalu terkenal seperti pantai lainnya .tiap hari ada saja yang datang berkunjung apa lagi pada hari libur.
sudah lama keluarga Yunus menggantungkan hidupnya dari pantai pasir putih.
kalau hari libur pak madi menyulap perahu kecil nya jadi angkutan wisata kepulau penyu yang tak jauh dari pulau naga.
"uni dar liat Uda saya gak "tanya Rika sama salah seorang pedagang di pantai pasir putih tempat Yunus sering tidur kalau lagi gantiin bapak nya jaga perahu satu satunya ekonomi keluarga.
"semenjak buka subuh tadi uni cuma lihat motor nya saja orang dan perahu juga kagak ada , melaut kali"kata uni dar.
"saya tunggu dulu disini sampai saya berangkat sekolah kalau belum balik juga saya nitip rantang di sini "kata Rika pada uni dar.
Baginda raja mengganti perahu kami pakai dengan kapal kecil yang biasa dipakai raja berpergian ke daerah air yang dangkal. kami berempat tak langsung pulang kami mengubur dulu ular'naga yang mati dan membakar batang jambu air warna ungu biar tak jadi sumber petaka di kemudian hari.
"Yunus ayo nyalain kapalnya "kata ku
"kalau kapal bermesin tempel saya belum bisa da jon kata Yunus.
"rongsokan dibawa kaga "kata Uda Khairul.
"bawa saja buat barang bukti
kata Yunus.
kemudian aku dan Uda kairul mengikatkan perahu kebagian belakang kapal mesin pemberian Baginda raja.
"
biar aku saja "kata Anton langsung menyalakan mesin kapal mengendalikan kemudinya.
Yunus memperhatikan bagaimana Anton menyalakan mesin nyuri nyuri ilmu.
aku salut sama Anton apa saja dia bisa melakukannya pengen seperti dia tapi tak bisa.
perjalanan sekitar setengah jam kami sudah sampai di muara sungai pantai pasir putih kami menambatkan kapal.
satu persatu kami turun, ketika Yunus keluar seorang gadis langsung mengejar dan memeluknya.
"Uda kemana saja tak memberi kabar dulu kalau mau melaut "kata Rika khawatir.
"panjangnya cerita nya dek ayok mampir dulu ke warung uni dar tidak baik dilihat orang "kata Yunus pada ada adik.
kemudian kami berlima mampir dulu warung lesehan uni mar
kami memilih pondok nasi yang paling dekat dengan pantai pasir putih.
" pesan minuman saja Rika bawa rantang' kata Rika sambil menghidangkan masakan yang dia bikin sendiri.
"kalau nyari bini yang begini ton biasa berhemat "kata ku
"siapa yang mau sama saya da Jon saya sudah tua orang miskin pula "jawab Anton
"biar tua yang penting gocekan nya bro" kata Uda Khairul berkelakar
"hus porno ah, ga liat ada anak dibawah umur" kataku.
setelah makan
"ayo mas kita pulang kasian ayah sendirian saya juga mau sekolah" kata Rika pada Yunus Abang nya.
kemudian kami bertiga mengantar Yunus kerumah nya sekalian kenal sama keluarga nya.aku bareng Anton , Uda Khairul dengan yunus.rika bawa motor sendiri.
"assalamualaikum "kata Yunus sambil membuka pintu.
"waalaikum salam" sahut pak madi dari tempat tidur nya.
"ini yah teman saya orang bunian yang semalam menyewa perahu kita pakai koin emas* kata Yunus memberikan beberapa koin emas yang semalam aku berikan sebagai ongkos perahu.
kemudian mata pak madi berkaca kaca
karena terharu mendapatkan bayaran sebanyak itu.
"sudah pak jangan begitu malu ada teman saya kata Yunus menenangkan bapak nya
"Uda Yunus antarin bentar" kata Rika
"sudah libur saja ga enak ada tamu" kata Yunus.
"saya sekarang lagi ujian" jawab Rika lagi.
"biar aku yang ngantar" kata Anton yang tidak tega melihat orang yang butuh pertolongan.
kemudian Rika berangkat diantar sama Anton.
"saya kasihan sama Rika dari kecil cuma kenal ibu nya lewat foto doank "kata pak madi sedih.
"jangan sedih pak malu sama da Jon dan Uda kairul
"ga apa apa "kataku
kalau Rika sudah cukup umur akan aku cariin jodoh nya kata pak madi
"ada Anton yang masih perjaka" kata Uda Khairul menjodohkan Rika sama anton.
"hus bapak ngomong apa ,anaknya masih SMP sudah mau di kawinkan kasian pak Rika masih mau menikmati masa muda nya dulu kuliah kerja jangan seperti ibu umur dua belas tahun sudah dinikahkan tiap hari kerjaannya di kasur di sumur dan di kasur kata Yunus.
"sekolah kamu seperti nya tak lanjut SMA bapak sudah tak kuat melaut lagi nak "kata pak madi sambil merangkul putra kesayangannya itu.
"biar saya yang gantiin bapak melaut buat biaya berobat dan sekolah duit koin emas itu bisa kita jual" kata Yunus membalas pelukan bapak nya.
"Yunus kalau ada duit beliin bapak hp biar bapak mau mati bisa nelpon Kamu" kata pak madi .
jangan putus asa pak dosa jangan ngomong begitu kata Yunus melepaskan pelukan bapak nya.
sungguh terharu melihat ayah dan anak yang ada di hadapan ku.
iya jangan putus asa begitu pak coba berobat dulu kerumah sakit kata ku.
"sudah berobat ke mana mana tak sembuh sembuh juga" kata pak madi.
kemudian aku dan Uda Khairul berusaha ngobrol yang lain agar pak madi tak terlalu sedih.
tak lama Anton pulang kami pamit pulang kami pulang kembali bonceng tiga posisi sama seperti kami berangkat.
tak lama sampai juga di rumah Uda kairul dan aku melanjutkan perjalanan pulang bersama Anton.
aku langsung kerumah Anton setelah melewati jalan besar kemudian motor melewati pematang sawah melewati rumah kosong peninggalan Belanda melewati kebun singkong.
rumah Anton terletak dipinggir sungai semejak rumah nya runtuh karena gempa bapak Anton bikin dua rumah satu buat bapak nya satu lagi buat Anton dan adik nya.
orang tua Anton sangat ramah pertama kenal saja kami langsung akrab
"ini Mak teman saya Jon dari bunian kata Anton memperkenalkan aku kepada kedua orang tua nya yang kebetulan waktu itu mau makan malam.
"sudah makan Jon kami bikin gulai tabuhan ,apa itu kataku
larva lebah kata bapak Munir ayah Anton.
"piak tolong ambilkan piring dua lagi" kata pak Munir ke zubaedah ibu Anton.
"ayah ada ada saja nawarin Uda Joni makan beginian diistana makan nya mewah dan enak
kata Anton.
"ga apa apa kok justru itu aku bosan makan enak terus aku rindu masakan kampung apa lagi yang ini jarang ketemu" kataku.
"nak Joni sudah menikah "kata pak Munir.
"ini kita baru pulang nyari jambu air warna ungu buat istri nya kata Anton.
"kalau ada yang kenal anak gadis atau janda cariin satu buat Anton ya kata pak Munir.
masak cowok seganteng Anton ga ada yang mau barusan baru di antar ke sekolah kata ku.
kamu ada ada saja da Jon anak kecil mau di jodohkan sama aku apa lagi baru kenal kata Anton malu.
"memang banyak cewek yang diajak kesini tapi giliran diajak serius tak ada yang mau kata pak Munir sedih.
"belum ada jodoh kali "kata ku.
"apa sih baru kenal sudah curhat "kata Anton kemudian kami mencoba mengalihkan pembicaraan.