"Benar - benar konyol! Apa ujian masuk ke inner sect sekarang hanya main - main?!"
Setelah dimulai oleh Xue Yong'e, beberapa murid yang lain juga ikut protes.
Kakak Yushan yang mulanya merasa kecewa, saat ia mendengar kalau ada seseorang yang akan ikut ujian masuk ke inner sect lebih dulu daripada dirinya, justru merasa senang, saat ia tahu kalau orang itu adalah Jing Jiu.
"Kenapa tidak mungkin? Di Pine Pavilion Selatan ini, siapa yang tidak tahu betapa baiknya Kakak Jing Jiu? Kalian hanya iri, karena dulu kalian terus mengejek Kakak Jing Jiu dan sekarang, kalian pasti sangat malu kan?" cemoohnya, sambil memandang ke arah Xue dan murid - murid yang lain.
Selama dua tahun ia berada di Pine Pavilion Selatan, Jing Jiu seringkali membantu murid - murid lain menjawab pertanyaan mereka, walau hanya sesekali, tapi itu sangat berarti bagi murid - murid yang belum pernah belajar tentang kultivasi. Tapi, beberapa orang memilih untuk melupakan semua kebaikannya dan menganggapnya sebagai orang asing, sementara beberapa orang yang lain yang telah mendapat bantuan darinya masih saja mengolok - oloknya. Namun, sebagian besar murid - murid di sana tetap merasa bersyukur, walaupun hanya dalam hati. Mereka memihak pada Kakak Yushan, ini membuat Xue dan gerombolannya terdiam. Mereka juga terus menyoraki Jing Jiu, saat ia berjalan ke dalam aula latihan.
"Aku tidak tahu kalau di sini ia begitu populer."
Ming Guoxing keheranan mendengar sorakan yang berasal dari luar aula.
"Ia memang selebritis kan." ujar guru dari Xilai sambil tersenyum lebar.
Sambil berbincang, mereka melirik ke arah pintu yang tertutup itu.
Semua orang yang ada di sana terus mengira - ngira apakah Jing Jiu bisa melewati ujiannya dan perhatian mereka yang berikan pada Jing Jiu jauh lebih besar dibandingkan saat ujian Liu satu tahun yang lalu.
Murid - murid baru di Pine Pavilion Selatan tahun ini memang cukup dikenal di sembilan puncak gunung.
Yang paling terkenal tentunya adalah Liu Shisui yang memiliki kualitas Dao alami, diikuti oleh Jing Jiu. Semua orang tahu kalau ada pemuda berpakaian putih dengan ketampanan yang tidak tertandingi datang ke Paviliun Pinus Selatan dan ada beberapa murid perempuan dari Puncak Qingrong yang bahkan mencari - cari alasan untuk bisa pergi ke Pine Pavilion Selatan, hanya untuk melihat ketampanan wajah pemuda itu.
Namun, Jing Jiu selalu berdiam diri di pondok kecilnya dan murid - murid perempuan itu hanya bisa pulang ke Puncak Qingrong dengan penuh kekecewaan.
Ia tidak akan sepopuler sekarang, jika ia hanya memiliki wajah yang tampan saja. Ia juga dikenal karena ia teramat sangat malas...
Perbedaan inilah yang dengan mudah menjadi topik pembicaraan.
Seperti apa yang dikatakan oleh Ming Guoxing, reputasinya yang buruk berasal dari perbedaan ini.
Mereka membenci orang yang tidak mau bekerja keras dan mereka juga iri pada orang yang terlahir dengan wajah yang rupawan.
Tapi, siapa yang menyangka, kalau Jing Jiu tidak hanya berhasil mencapai tahap Spiritual Stability, namun, ia juga mendapatkan dukungan dari begitu banyak murid?
----------------------------------------------------------------
Tiba - tiba, terdengar suara pedang yang begitu jernih namun dingin yang berasal dari ruangan yang pintunya tertutup itu, suara itu terdengar sampai ke lereng - lereng gunung yang ada di sekitar situ.
Ming Guoxing dan guru yang satu lagi saling bertukar pandang dan kemudian tersenyum.
Suara pedang kali ini memang lebih lemah dibanding suara pedang Liu waktu itu, tapi, masih bisa diterima.
Guru Lu yang ada di depan gerbang aula, merasa sangat bahagia, saat ia mendengar suara pedang itu dan tubuhnya menjadi rileks.
Kemudian, Jing Jiu berpaling dan ia berhenti memandang Sword Embryo berwarna gelap, yang ada di ruangan itu. Lalu, ia melangkah menuju ke pintu.
Tidak ada seorang pun yang tahu, kalau ia sama sekali tidak meletakkan tangannya di Sword Embryo, ia juga tidak menyalurkan semua zhenyuan-nya.
Jika ia melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh murid - murid lain yang ikut serta dalam ujian ini, pedang itu bisa meleleh jadi seonggok besi karenanya.
Namun dari awal, yang ia lakukan hanyalah melirik ke arah Sword Embryo itu.
...
Saat pintu aula terbuka, Guru Lu terlihat berjalan keluar bersama dengan Jing Jiu. Ia kemudian tersenyum ke arah murid - murid yang ekspresi wajahnya berbeda - beda.
Ada yang bersorak, namun, juga terdengar suara helaan nafas dan cacian di antara suara sorak - sorai itu.
Jing Jiu dengan tenang menyapa orang - orang yang maju untuk memberikan ucapan selamat kepadanya, walaupun ia sebenarnya merasa terkejut.
Ia tidak ingat kalau ia pernah berhubungan dengan orang - orang ini dan tidak tahu sejak kapan terjalin hubungan pertemanan di antara mereka, karena ia hanya tahu nama dari beberapa orang yang ada di situ.
Apakah gadis kecil yang rambutnya disanggul itu bernama "Yushan" ataukah "Jinshan"?
Ia kemudian kembali ke pondok kecilnya dan melihat ke sekitarnya, lalu terdiam untuk beberapa saat sebelum ia pergi tanpa ada rasa nostalgia sedikitpun.
Kursi bambu serta piring keramiknya yang berisikan pasir juga ikut menghilang...
Puncak - puncak gunung di Sekte Green Mountains selalu diselimuti awan tebal sepanjang tahun. Jika ada yang datang ke sembilan puncak gunung itu, awan - awan di sana akan menipis dan menjadi lebih transparan. Akan tetapi awan - awan yang ada di Puncak Tianguang tidak pernah menghilang, namun justru menutupinya sepanjang tahun. Walaupun awannya akan menjadi sangat tipis, bahkan lebih tipis dari awan - awan yang ada disekitar Puncak Xingyuan.
Kabut putih yang menyelimuti dataran yang ada di depan lereng - lereng gunung itu, terlihat seperti lautan awan. Dan di kejauhan, ada gerbang batu dan paviliun yang kadang terlihat namun sebentar kemudian kembali tersembunyi, seakan mereka datang dari alam peri.
Soo Soo Soo! Terdengar suara udara yang tertembus oleh sesuatu. Dengan cahaya pedang yang menyinari puncak gunung itu, awan - awan yang ada disekitar mulai berkurang dan menghilang tidak lama kemudian.
Ada lima pedang terbang yang melayang di atas lautan awan, dengan aura yang berbeda - beda, entah yang sederhana namun dingin, atau penuh aura yang mendominasi, yang mengeluarkan tekanan yang tidak terbayangkan.
Pedang Tiga Kaki!
Pedang Kehampaan!
Pedang Zither!
Pedang Matahari!
Pedang Tua!
Kelima pedang dari sembilan pedang yang dimiliki oleh masing - masing puncak gunung di Sekte Green Mountains telah tiba di sini.
Pedang Pewaris Langit berada di tangan Ketua Sekte yang berada di Puncak Tianguang dan pedang itu memang jarang terlihat.
Pedang Tanpa Perasaan dari Puncak Shengmo sudah naik ke dunia lain bersama dengan Great Grandmaster Jingyang.
Sedangkan Pedang Penyendiri dari Puncak Liangwang sudah lama menghilang dan lagi, puncak ini adalah tempat dimana murid - murid muda berlatih Sword Mind mereka. Lagipula, Pedang Penyendiri biasanya memang tidak ikut serta dalam pertemuan Sekte Green Mountains.
Tapi kenapa Pedang Arus dari Puncak Bihu masih belum juga tiba? Apakah terjadi sesuatu di puncak gunung yang ketujuh ini?
Keadaan di puncak gunung itu sangat sunyi, dan tidak ada yang menanyakan keberadaan dari Pedang Arus.
Lalu, dari Pedang Tiga Kaki muncul suara yang terdengar sangat tua dan kering.
Suaranya terdengar seperti kotak, mungkin karena pedang utama dari Puncak Shangde ini juga berbentuk kotak.
Suara ini adalah suara dari Pimpinan Puncak Shangde yang bernama Yuan Qijing, yang bertanggung jawab atas pedang keadilan di Sekte Green Mountains dan ia terkenal karena ketegasan dan kekejamannya.
"Buku Keadilan sudah dikirimkan ke semua puncak gunung dan jika tidak ada pertanyaan, kita bisa ambil keputusan hari ini."
Saat Ketua Sekte tidak hadir, Yuan Qijing adalah pemegang wewenang tertinggi dan juga kekuasaan absolut, di Sekte Green Mountains.
Dengan wataknya yang dingin dan penyendiri, hampir tidak ada orang yang pernah menentang pendapatnya.
Begitu juga dengan hari ini. "Tidak ada pertanyaan." terdengar jawaban yang keluar dari pedang - pedang yang lainnya.
Kemudian, terdengar suara merdu dan menenangkan yang berasal dari Pedang Zither. Itu pasti suara dari Pimpinan Puncak Qingrong.
"Pine Pavilion Selatan sudah mendidik beberapa murid untuk inner sect, terutama yang memiliki kualitas Dao alami seperti Liu Shisui dan Guru Lu sudah memberi kontribusi yang besar kepada sekte dan sudah seharusnya mendapat imbalan yang sepadan."
Tidak terdengar suara dari Pedang Tiga Kaki, ini menandakan, kalau Yuan Qijing menyetujui proposal dari Pimpinan Puncak Qingrong.
Ini bukanlah hal yang mengejutkan bagi pimpinan puncak gunung yang lainnya, karena mereka semua tahu kalau Liu yang ada di Pine Pavilion Selatan adalah muridnya.
Kemudian, suara Pimpinan Puncak Yunxing terdengar dari Pedang Kehampaan. "Sejak Master Jingyang naik ke langit, reputasi sekte kita terus menguat, dan aku yakin tidak akan ada yang berani mengganggu kita, sampai sepuluh tahun mendatang. Namun, kita harus tetap mempersiapkan diri untuk menyambut masa depan. Dan aku terus merasa khawatir setiap kali aku teringat akan Kontes Plum, dan konfrontasi antara pendekar-pendekar dari Zhaoge dengan monster-monster pemakan es dari Underworld. Namun aku merasa lebih tenang karena sekarang kita punya Zhuo, Layue, dan juga Shisui."
Lalu, Pimpinan Puncak Qingrong menjawab, "Tuan Muda Zhuo sedang melakukan latihan tertutup dan Layue sedang berlatih di tempatmu, di Puncak Yunxing. Sedangkan Liu Shisui masih terlalu muda, apakah kita harus memanggilnya ke puncak gunung sekarang?"
Kembali terdengar suara Yuan Qijing yang keras dan dingin. "Yang aku khawatirkan adalah, apakah Liu Shisui benar - benar memiliki kualitas Dao yang alami. Sedangkan saat Zhao Layue lahir, aku sudah mengirim seseorang untuk terus berada di sampingnya dan menolongnya. Jadi, aku mengetahui kondisinya dengan sangat jelas, tapi bagaimana dengan Liu Shisui ini?"
"Kakak, kamu tidak perlu khawatir. Aku sudah memeriksanya sendiri dan aku yakin Liu Shisui tidak bermasalah." ujar Pimpinan Puncak Qingrong dengan suara yang terdengar dingin.
Yuan Qijing baru saja menyadari kalau ternyata dia sudah bertemu dengan Liu Shisui dan setelah beberapa saat ia terdiam, ia lalu bertanya, "Kapan kejadiannya?"
"Setahun yang lalu." jawab Pimpinan Puncak Qingrong.
Jika Pimpinan Puncak Qingrong sudah memeriksanya sendiri dan berniat untuk melindungi Liu Shisui, biasanya Yuan Qijing tidak akan terus mempermasalahkannya. Namun, kali ini, ia tetap berkata, "Aku juga sudah memeriksa anak ini. Ia sudah berlatih teknik pernafasan yang jarang ditemui bahkan sebelum ia sampai di sekte kita, karena itulah aku curiga kalau ia adalah seorang mata - mata. Kita harus menyelidikinya dengan seksama."
"Kalau kamu sudah memeriksanya, harusnya kamu tahu kalau ia bukan seorang mata - mata." ujar Pimpinan Puncak Qingrong pelan, dengan suara yang tenang dan acuh.
Ketiga pedang yang lainnya tetap berdiam diri, namun tersembunyi dibalik pedang - pedang itu, mungkin puluhan mil jauhnya dari situ, ketiga pimpinan puncak gunung dapat mendengar dengan jelas apa yang dimaksud oleh Pimpinan Puncak Qingrong dan mereka tahu kalau tidak perlu ada diskusi hari ini.
Benar saja, setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Pimpinan Puncak Qingrong, Yuan Qijing memilih untuk diam.
Tapi, Pimpinan Puncak Qingrong juga tidak memaksa untuk memanggil Liu Shisui naik ke sembilan puncak gunung.
Sesaat kemudian, kelima pedang terbang itu pergi dan lautan awan kembali menutupi puncak gunung itu seperti sebelumnya, seakan tidak ada yang terjadi di tempat itu...
Puncak Shangde terasa sangat dingin, terutama setelah kilatan cahaya pedang itu kembali ke dalam ruangan. Seketika itu juga, suhu di puncak gunung itu turun beberapa derajat, sehingga lereng gunungnya tertutup lapisan es yang terbentuk dengan begitu cepat.
Tempat ini adalah salah satu Puncak Utama di Green Mountains dan tempat ini bertanggung jawab untuk mengawasi seluruh Sekte Green Mountains. Pedang utamanya adalah Pedang Tiga Kaki.
Nama pedang ini bukan berasal dari ungkapan yang berbunyi, "Tuhan mengawasimu dari jarak tiga kaki di atasmu." tapi diambil dari ungkapan "Es setebal tiga kaki tidak tercipta dalam satu hari yang dingin."
Di sudut terdalam dari gua tinggal ini, ada seorang lelaki tua yang menatap lapisan es yang menutupi dinding gua, tanpa mengatakan apa - apa.
Ia adalah Pimpinan Puncak Shangde, namanya Yuan Qijing dan ia bertanggung jawab atas pedang keadilan. Posisinya di Sekte Green Mountains hanya berada di bawah Ketua Sekte. Sifatnya yang dingin dan muram membuatnya ditakuti oleh murid - murid dari generasi yang lebih muda.
"Sepertinya, pemuda bernama Liu Shisui itu adalah murid yang telah dipilih terlebih dahulu oleh guru yang ada di salah satu puncak gunung."
Orang yang baru selesai berbicara itu adalah seorang pendekar pedang paruh baya yang bernama Chiyan, ia adalah rekan Yuan Qijing. Tampaknya, ia ikut mendengarkan pembicaraan yang terjadi dalam pertemuan di puncak gunung tadi.
Tatapan mata Yuan Qijing terkesan tidak peduli namun tetap tegas.
Setelah bertahun - tahun di Sekte Green Mountains, kejadian seperti ini semakin sering terjadi. Demi meneruskan tradisi dan terus mengembangkan sekte nya. Semua sekte berencana untuk mencari murid - murid berbakat dan kemudian menawarkan diri untuk mengajari mereka teknis magis secara diam - diam. Sehingga dengan mengandalkan hubungan ini, sekte - sekte itu bisa mendapatkan murid berbakat yang mereka inginkan di Turnamen Pewaris Pedang.
Keponakan Zhuo yang berbakat itu, sekarang sedang melakukan latihan tertutup di Puncak Tianguang dan Ketua Sekte membekalinya dengan Sabuk Giok, sejak ia masih berumur enam tahun.
Sedangkan para pemuda yang ada di Puncak Tianguang juga sudah dihubungi secara diam - diam sejak mereka belum tiba di gerbang gunung. Bahkan, Zhao Layue sudah diawasi dan dilindungi oleh orang - orang dari Sekte Green Mountains semenjak ia belum lahir dan ia kemudian dibawa ke gerbang gunung sampai ia berusia dua belas tahun. Namun, yang sekarang jadi masalah adalah, tidak ada yang tahu siapa orang yang menemukannya dan jawaban dari pertanyaan ini harus menunggu sampai Turnamen Pewaris Pedang diadakan tahun depan.
Tentunya, berdasarkan aturan yang ada di Sekte Green Mountains. Orang - orang di puncak gunung tidak akan bisa menjamin kalau mereka pasti akan mendapatkan murid yang mereka inginkan, bahkan dengan semua persiapan yang sudah mereka lakukan. Tapi, memiliki persiapan akan selalu lebih baik daripada tidak memiliki persiapan sama sekali.
Apa yang dikatakan oleh Chiyan, semuanya berdasarkan atas pertimbangan - pertimbangan ini. Akan tetapi, ia tetap merasa penasaran akan sikap Kakaknya yang justru memilih untuk diam setelah semua yang dikatakan oleh Pimpinan Puncak Qingrong. Kecuali, jika ia sudah mengetahui teknik pernafasan apa yang sudah dilatih oleh murid bernama Liu Shisui itu sebelum ia memulai latihan kultivasi-nya disini.
"Teknik Pernafasan Yumen."
Terdengar suara Yuan Qijing yang sangat dingin, seakan bercampur dengan angin dan salju.
Mendengar kalimat ini, Chiyan terkejut dan ia mengira kalau Liu Shisui adalah murid yang dipilih oleh Ketua Sekte. Inilah alasan kenapa Pimpinan Puncak Qingrong tidak mengungkapkan apa - apa dan Kakak juga tidak mempermasalahkannya.
Memikirkan tentang hal ini, muncul penyesalan dan kemarahan dalam dirinya.
Tampaknya, kakaknya ataupun Chiyan sendiri tidak akan punya kesempatan untuk mendapatkan Liu Shisui di Turnamen Pewaris Pedang yang akan diadakan tahun depan.
Tidak peduli se-istimewa apa status yang dimiliki Puncak Shangde di Sekte Green Mountains, itu tidak akan bisa dibandingkan dengan Ketua Sekte yang ada di Puncak Tianguang.
"Dia sudah punya Keponakan Zhuo dan separuh dari murid - murid yang ada di Puncak Liangwang dan sekarang Liu Shisui..."
"Semua sudah terjadi dan kita harus melakukan semua yang kita bisa untuk memastikan agar kita tidak lagi melewatkan orang - orang yang memiliki kualitas Dao." ujar Chiyan setelah ia menghela nafas.
Meskipun ia berkata seperti itu, namun, ia sendiri masih tidak yakin. Dari semua puncak gunung itu, siapa diantara mereka yang tidak mengharapkan Zhao Layue untuk mewarisi Pedang itu?
"Keponakan Lu telah melakukan tugasnya dengan baik di Paviliun Pinus Selatan selama dua tahun terakhir dan aku dengar, ada satu lagi muridnya yang berhasil melewati ujian masuk ke inner sect. Mungkin aku bisa pergi kesana untuk melihatnya?"
"Siapa namanya?" tanya Yuan Qijing tetap tanpa ekspresi.
"Jing Jiu." jawab Chiyan.
"Si pemalas itu?" dengus Yuan Qijing.