ISTRI TUAN MUDA NIELS BAB 14.
Setelah beberapa lama hanya berjalan-jalan saja di dalam Mal, Calista Kay menemukan sebuah toko yang sangat menarik di matanya.
"Keandre, bisakah kita masuk dan melihat perhiasan di dalam sana?" tanya Calista dengan penuh semangat.
Calista sangat tertarik dengan sebuah toko yang sudah ada di hadapannya. Dengan meminta izin, wanita berambut hitam itu ingin sekali memasuki toko perhiasan tersebut.
"Ayo." Keandre setuju dan mengikuti langkah Calista di belakang.
Calista berjalan lebih dulu masuk ke dalam toko. Dia meninggalkan suaminya setelah mendapatkan izin.
"Benar-benar berkilauan…" puji Calista saat masuk ke dalam toko itu.
Di Sekeliling toko terpampang jelas berbagai macam jenis perhiasan yang diletakkan di dalam etalase kaca. Sangat berkilau dan membuat mata menjadi cerah saja.
Dari mulai kalung, cincin, gelang dan yang lainnya, semuanya tersedia lengkap di sana. Emas, perak, ataupun permata, hanya tinggal memilih apa yang diinginkan.
"Selamat datang nona," sambut salah satu penjaga toko di sana.
"Apa ada jenis perhiasan yang sedang anda inginkan? Saya akan membantu memilihkannya untuk anda," ujar penjaga wanita itu dengan sangat ramah.
"Baiklah, apa aku bisa melihat-lihat dulu? Aku juga bingung jika melihat semua perhiasan yang berkilau ini," kata Calista.
"Silahkan lewat sini nona."
Penjaga itu membawa Calista ke depan meja etalase dan membantu untuk memilih perhiasan apa yang diinginkan oleh pelanggannya ini.
"Nona, coba lihat yang ini," unjuk penjaga itu.
Dia menunjukkan sebuah kalung permata yang sangat indah. Dan juga beberapa jenis permata lain yang ada di sebelahnya.
"Ini indah tapi sepertinya itu terlihat terlalu mewah. Apa ada sebuah kalung yang memiliki model sederhana, tapi terbuat dari permata dan berlian murni?" tanya Calista.
Sepertinya Calista sedikit tidak puas dengan perhiasan yang sedang ditunjukkan penjaga itu. Dia ingin sesuatu yang berbeda dari perhiasan lain, itulah pilihan yang diinginkan Calista.
"Baik, tunggu sebentar nona."
Penjaga wanita itu mengerti apa yang diminta oleh Calista. Dia pergi menuju meja lain dan mengambil contoh perhiasan apa yang diinginkan pelanggannya itu.
"Nona, apa kau suka model yang ini," tunjuk penjaga itu.
Dengan membawa kalung beserta kotak simpanannya juga, penjaga itu meletakkan di atas meja dan menunjukkannya kepada Calista Kay.
"Kalung ini memiliki model paling sederhana tapi ini terbuat dari berlian murni. Ini adalah salah satu kalung paling mahal di toko kami," ungkap penjaga toko itu.
Dia menjelaskan dengan detail tentang perhiasan itu kepada pelanggannya. Berharap pelanggan yang satu ini puas dengan perhiasan yang ia tunjukkan.
"Ini bagus." Calista sepertinya puas dengan perhiasan yang dipertunjukkan kali ini.
"Berapa harga kalung ini?"bCalista mulai masuk untuk menawar harga perhiasan tersebut.
"ini terbuat dari berlian dan permata murni, harganya tidak kurang dari 800 juta nona," jawab penjaga wanita itu.
"Baik, aku akan membelinya."
Calista tidak terkejut mendengar harga dari perhiasan itu. Karena merasa mampu dan memiliki cukup uang, bagi Calista harga 800 juta hanya untuk sebuah kalung, itu biasa baginya.
'Di kehidupanku sebelumnya, aku tidak pernah membeli perhiasan semahal ini. Aku juga tidak pernah menggunakan uang yang diberikan Ayahku sama sekali,' batin Calista.
'Sekarang aku akan menggunakan uang yang sudah sedari lama Ayah berikan padaku. Dia pasti akan senang nanti.'
Pikiran Calista kembali pada masa lalunya lagi. Tidak pernah menerima bahwa dia adalah seorang nona muda yang kaya raya, itulah kehidupan Calista yang dulu.
Selalu ingin hidup mandiri tanpa bantuan orang tua, bahkan uang saku yang diberikan Ayahnya sendiri tidak pernah digunakan sekali pun.
Kini Calista menyadari, jika memiliki uang, kenapa tidak digunakan dengan baik untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kesehariannya.
Wanita itu mengambil sebuah Black Card yang ada di dalam tas selempang kecil yang sedang digunakan sekarang.
"Ini, tolong berikan kalung itu padaku." Calista memberikan Black Card itu kepada penjaga wanita sebagai alat transaksi pembayarannya.
'Black Card?! Nona ini pasti orang yang sangat kaya. Pantas dia tidak terkejut mendengar harga kalung ini,' dalam pikiran penjaga wanita itu.
"Haha, baik nona. Saya akan mengurus pembayarannya."
"Tidak! Tunggu!"
Saat penjaga wanita itu hendak mengambil Black Card Calista, tiba-tiba ada seorang wanita yang menghentikannya.
"Aku akan membayar 1 Miliar untuk kalung itu!" teriak wanita itu sembari berjalan mendekat ke arah Calista.
"Cellin Hades?!"
Calista Kay sepertinya sangat mengenal wanita yang mengganggu transaksi pembayarannya itu.
"Aku akan membayar kalung itu lebih mahal darinya. Berikan kalung itu untukku."
Cellin yang baru saja sampai, tanpa rasa ragu ingin merebut perhiasan yang sudah dipilih oleh Calista lebih dulu.
"Aa … itu nona, nona ini sudah lebih dulu memilih kalung ini. Anda bisa melihat perhiasan yang lebih bagus dari ini," si penjaga wanita itu berusaha menjelaskan bahwa kakung itu sudah dipesan lebih ulu oleh Calista Kay.
"Dia belum membayar, kan? Jadi kalung itu, aku masih punya hak untuk memilikinya," ujar Cellin dengan nada congkak.
Cellin juga menunjukkan sebuah Black Card dan menyerahkannya kepada penjaga wanita itu. Dia benar-benar ingin merebut perhiasan Calista.
"Tidak! Bagaimana kau bisa merebut kalung itu dariku sesuka hatimu?! Aku sudah memilih kalung itu lebih dulu, kalung itu adalah milikku." Akhirnya Calista tersulut emosi karena perbuatan dari wanita bernama lengkap Cellin Hades itu.
"Aku akan membayar lebih mahal darimu, tentu kalung itu akan menjadi milikku," sombong Cellin.
"Kau bisa memilih perhiasan lain untukmu. Namun kalung ini, hanya aku yang akan memilikinya."bCellin malah menyuruh Calista mencari perhiasan lain. Dia benar-benar kekeh ingin mengambil kalung yang sudah diincar Calista sejak awal.
"Tidak!" tolak Calista.
"Aku yang melihatnya lebih dulu dan memilihnya! Kenapa jadi kau yang seenaknya mengambil dariku?!"
Sepertinya ada pertarungan adu mulut antara Calista Kay dan Cellin Hades. Keduanya tidak ada yang mau mengalah satu sama lain.
Walau hanya memperebutkan sebuah kalung berlian tetapi rasa pertengkarannya seperti sedang memperebutkan seorang pria tampan saja.
"He, aku nona dari kediaman Hades, apapun yang kuinginkan pasti akan aku dapatkan, bagaimanapun caranya," ujar Cellin.
Dia menunjukkan latar belakang kekuasaan keluarganya. Begitu sombong sebagai nona muda keluarga kaya, itulah sifat Cellin Hades yang sesungguhnya.
'Jadi nona ini adalah Cellin Hades?! Nona kediaman Hades yang terkenal itu! kalau begitu aku tidak boleh menyinggung nya,' benak penjaga wanita itu.
"Maafkan saya, bagaimana jika menyelesaikan masalah pertengkaran ini," kata penjaga itu.
"Nona, saya akan merekomendasikan perhiasan lain untuk anda. Anda sebaiknya menyerahkan kalung ini untuk nona Hades," ungkap pelayan itu.
Penjaga wanita itu sekarang menyuruh Calista untuk menyerah atas kalung berlian itu. Dan membiarkan agar Cellin yang memilikinya.
"Apa?! Kau tidak bisa bersikap seperti ini! Kalung itu sudah kupilih lebih awal! Kenapa kau malah memberikannya kepada dia?!" kesal Calista.
Tentu Calista tidak bisa menerima, bagaimana bisa dia sekarang disuruh untuk mengalah dengan pesaingnya. Padahal ia yang lebih dulu datang dan memilih kalung berlian itu.
Baca juga kelanjutan ceritanya ya.