Terkobsesi 2

Saya terseret seorang diri melintasi lantai seolah-olah berat saya tidak lebih dari bulu. Darah saya mengikuti di belakang saya saat mengotori ubin putih.

Di titik ini, saya lebih lemah daripada sebelumnya. Saya bahkan tidak bisa menggerakkan jari-jari saya. Vince mengikat pergelangan tangan saya dengan kencang sehingga tali itu menggali dalam daging saya dan membuat tangan saya mati rasa karena sakit.

Saya mencoba menendang dia tapi saya terkejut ketika kaki saya bahkan tidak bergerak sedikit pun. Bagaimana saya bisa melawan jika tidak bisa menggerakkan satu bagian tubuh? Kekuatan saya habis dengan cepat dan rasa sakit di kepala saya semakin memburuk.

Bahkan mata saya mulai kabur dari jumlah darah yang keluar dari luka yang parah. Kapan saja sebentar lagi saya tidak akan mampu mengendalikan diri dan akan kehilangan kesadaran.