Gunawan tengah makan malam ketika terdengar suara ribut-ribut yang berasal dari halaman rumahnya.
Lelaki tersebut kemudian mengintip dari gorden ruang tamunya. Matanya langsung menyipit bingung melihat banyak lelaki yang berada di halaman rumahnya.
"Kurang ajar, siapa mereka, hingga berani membuat keributan di rumah orang lain?" batin Gunawan dalam hati.
Setelah mengumpat Gunawan merasa curiga karena orang-orang tersebut sepertinya tidak mempunyai rasa takut, Gunawan hampir saja keluar dari rumahnya ketika dia menyadari bahwa salah satu orang yang sedang berada di halaman adalah bawahan dari mertuanya.
Menyadari bahwa orang-orang tersebut kemungkinan besar adalah suruhan dari keluarga besar mertuanya, nyali Gunawan menjadi ciut. Karena dia merasa telah berbohong kepada istri dan mertuanya.
Tidak bisa dipungkiri bahwasanya keluarga besar istrinya adalah orang-orang yang berpuasa sehingga mereka bebas melakukan sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh Gunawan.