Aku berlari menuju tempat kerjaku. Aku bekerja di sebuah restoran untuk kalangan atas. Disini, aku bekerja sebagai seorang pelayan. Bagiku, cukup menyenangkan untuk menjadi seorang pelayan di restoran ini. Hal itu dikarenakan seragam yang digunakan tampak elegan dan mewah dimana aku sangat menyukainya.
Aku mengganti bajuku dengan seragam bekerja. Berapa kali aku bercermin, aku sangat menyukainya. Hanya disini aku dapat mengenakan baju yang mewah dan elegan meskipun hanya sebagai seorang pelayan restoran. Aku tidak menyesali hal itu. Justru aku bersyukur pemilik restoran dapat memperkejakanku.
"Tumben, kau datang jam segini, Jason" ucap seseorang.
"Hehe, ini hari pertama masuk sekolah. Jadi, pulangnya cepat. Dan aku juga mau melembur hari ini" ujarku.
"Kau sangat bersemangat sekali, Jason. Andaikan aku bisa meniru sifat positifmu. Atau mungkin karena kau masih muda yah?"
"Kak Volta ada-ada saja"
Pria berbadan tinggi dan berambut pirang tersebut adalah rekan kerjaku. Dia bernama Volta Bound. Umurnya 10 tahun lebih tua dariku. Meskipun begitu, aku dan Volta sangat akrab sebagai rekan kerja. Disaat aku terkena musibah, Volta selalu menolongku. Suatu saat aku akan membalas kebaikannya.
***
Tampak suasana yang begitu ramai. Orang-orang saling berbicara di tempat duduknya masing-masing. Para pelayan terlihat mondar-mandir untuk mencatat maupun membawa pesanan yang dipesan oleh pengunjung.
"Selamat datang, tuan dan nyonya. Ada yang bisa saya bantu?" ucapku.
"Oh, tentu. Aku dan istriku memesan Honey Roast Chicken, Mashed Potato with Mozarella Cheese, Red Wine, Pancake, dan Verse Munt Thee"
"Baik, tuan. Apakah ada hal lain?"
"Oh, untuk yang Verse Munt Thee, sajikan dalam keadaan hangat"
"Baik nyonya. Apakah ada hal lain?"
"Aku rasa itu sudah cukup"
"Baik, tuan dan nyonya. Hidangan segera dipersiapkan. Tuan dan nyonya harap bersabar untuk menunggu. Terima kasih sudah berkunjung di restoran kami"
Aku langsung menuju ke arah kasir.
"Anak itu terlihat sangat menyenangkan yah, sayang"
"Kau benar. Biasanya, ketika kita makan di restoran, pelayanannya selalu bersifat terpaksa untuk melayani kita berdua. Tapi tidak dengan anak itu"
"Mungkin kita bisa memberikannya tips. Apa kau tidak keberatan, sayang?"
"Aku tidak masalah akan hal itu"
Tak lama kemudian, pesanan yang dipesan oleh sepasang suami istri datang. Mereka tampak senang. Sebelum aku meninggalkan meja mereka, mereka bertanya kepadaku.
"Anak muda, jika kami boleh tahu, namamu siapa?" ucap seorang wanita paruh baya.
Jika dilihat-lihat, pasangan suami istri ini mengenakan pakaian yang tidak begitu menarik perhatian. Aku tidak mempermasalahkan hal itu karena selera orang berpakaian itu berbeda-beda. Mungkin mereka tampak nyaman dengan pakaian yang sederhana itu.
"Namaku Jason Stigeweard, nyonya. Apakah nyonya memerlukan hal lain?"
"Jadi, namamu Jason ya. Setelah bekerja, apakah kamu tidak keberatan datang di tempat tinggal kami?"
"Tapi, aku tidak tahu dimana tuan dan nyonya tinggal"
"Tidak masalah. Aku akan memberikan alamat kepadamu. Tetapi, jika terlalu malam, kamu bisa menemui kami kapan saja"
"Baik nyonya"
"Oh, dan ini sedikit tips untukmu"
"Nyonya, ini terlalu banyak. Aku tidak dapat menerimanya"
"Tidak apa-apa. Terima saja tips dari istriku. Kamu bisa menggunakan itu untuk kebutuhanmu"
Aku tidak tahu harus mengatakan apa. Apakah ini hari keberuntunganku? Tips yang diberikan oleh pasangan tersebut sangat besar bagiku. Aku tidak tahu pasangan tersebut sebenarnya orang seperti apa. Apakah mereka dari keluarga yang terkenal? Tapi, aku tidak berani menanyakan hal tersebut kepada mereka. Menurutku, hal tersebut merupakan privasi seseorang. Aku akan datang menemui mereka ketika ada waktu luang.
"Huft, capeknya. Apa kau tidak merasa lelah, Jason?" ucap Volta
"Tidak. Apa mungkin aku sudah terbiasa yah?"
"Dasar anak ini"
Volta merangkul kepalaku dan mengusapnya. Dia memperlakukanku seperti anak kecil. Tapi entah kenapa aku tidak dapat menolaknya dan aku menyukainya.
"Jason, apa kau dapat menemui tuan Valen di ruangannya?" ucap salah satu seorang pelayan.
"Baik, kak. Aku akan mengganti bajuku"
Valen Valentine merupakan pemilik restoran dimana tempatku bekerja. Keluarga Valentine sangatlah kaya. Mereka menjalankan berbagai bisnis, salah satunya adalah restoran ini.
"Semangat dong, Jason. Siapa tahu kau dapat bonus"
Volta berusaha menghiburku agar aku tidak tegang. Aku tidak tahu kenapa tuan Valen memanggilku. Apakah aku melakukan kesalahan? Yah, sebaiknya aku segeran menemuinya untuk memastikannya.
"Baiklah, aku pergi dulu, kak Volta"
"Jangan lupakan diriku ketika kau butuh pertolongan, Jason"
*suara pintu terbuka
"Maaf, tuan Valen. Apakah ada yang bisa saya bantu?" tanyaku.
"Jason. Hari ini kau bekerja dengan sangat baik. Kau bahkan melayani sepasang suami istri dari keluarga Solomia dengan sangat baik. Mereka sangat puas terhadap pelayananmu"
"Maaf, tuan. Pasangan suami istri yang mana? Tadi saya banyak melayani pengunjung sepasang suami istri"
"Ah, begitu rupanya. Aku dengar bahwa mereka memberikan alamat tempat tinggalnya kepadamu"
Astaga, jadi tuan dan nyonya tadi berasal dari keluarga Solomia. Aku sangat terkejut. Keluarga Solomia dikenal sebagai keluarga yang sangat kaya raya, namun tetap dermawan kepada kalangan bawah. Sudah berapa banyak orang yang mereka bantu hingga akhirnya orang tersebut mendapatkan kesuksesan. Aku masih tidak percaya apa yang terjadi.
"Memang banyak yang tidak menyadari keluarga Solomia ketika mereka berkunjung ke suatu tempat. Mereka membantu orang-orang yang memperlakukan mereka sama seperti orang lain. Dan aku rasa keluarga Solomia sangat tertarik denganmu. Mereka bahkan memberikan hadiah kecil untuk restoran ini. Aku sangat berterimakasih kepadamu, Jason"
"Tuan tidak perlu berlebihan. Aku hanya melaksanakan tugasku sebagai seorang pelayan"
"Karena hal itu, aku membebaskanmu untuk mengambil makanan apa saja yang kau ingin bawa pulang. Dengan begini, setidaknya kau tidak perlu khawatir untuk makan malam bersama nenekmu, bukan?"
Mendengar hal itu, tiba-tiba air mataku keluar. Selama ini, aku selalu memberikan nenek makan malam seadanya. Bahkan suatu hari, aku pernah ingin membawa makanan dari restoran ini karena masih terdapat sisa, akan tetapi aku dimarahi oleh pegawai lain. Aku sangat berterimakasih kepada tuan Valen atas kebaikan yang dia berikan kepadaku.
"Terima kasih, tuan. Aku tidak tahu harus membalas apa demi kebaikanmu. Dengan ini, setidaknya nenekku dapat merasakan makanan kalangan atas karena dari dulu nenekku ingin mencobanya"
Tuan Valen mencoba untuk menenangkanku. Sepertinya, hari ini adalah hari keberuntunganku. Aku dapat tips dari pasangan Solomia dan sekarang aku dapat membawa makanan apapun saat aku selesai bekerja. Aku tidak sabar bertemu dengan nenek.
***
"Nenek, aku pulang"
"Akhirnya, cucuku sudah pulang. Nenek sempat khawatir karena ini sudah malam"
"Lihat nek, apa yang aku bawakan untuk nenek"
"I-itu, bukannya itu terlalu mahal, Jason? Kau sebaiknya menggunakan uangmu untuk menyenangkan dirimu, tidak perlu menyenangkan nenek"
"Aku mendapatkan ini secara gratis, nenek. Mulai malam ini, nenek tidak perlu khawatir tentang makan malam. Setiap malam, kita berdua dapat memakan makanan ini"
"Syukurlah. Meskipun begitu, kau tidak boleh serakah yah, Jason"
"Baik, nek"
Kami berdua menikmati makan malam. Untuk pertama kalinya, aku dan nenekku merasa senang dan sangat menikmati makan malam. Ini adalah salah satu impian nenek yang sudah ku wujudkan. Nenek, tunggu saja cucumu menjadi dewasa. Aku akan mewujudkan semua impian nenek.