webnovel

Impossible wish

WARNING!! Adult konten. banyak adegan dewasa dan kekerasan

NvigirlFanaticzz · LGBT+
分數不夠
60 Chs

Trust

.

.

.

.

Jimin saat ini tengah duduk menekuk lututnya di sudut ruangan gelap dengan penerangan cahaya yang masuk dari celah lubang kecil di dinding ruangan itu. Ia pun tak tahu sekarang ada di mana dan tempat apa itu.

Tadi saat taehyung menyeret jimin untuk pergi dari apartemen jungkook jimin terus berontak dan berusaha kabur dan berakhir taehyung membekap hidung dan mulut jimin dengan sapu tangan yang sudah di beri obat bius dan berakhir jimin yang tak sadarkan diri dan saat sadar, jimin terbangun di tempat gelap itu.

"Hiks." Terdengar isakan dari bibir jimin. Saat ini jimin merindukan putranya. Dia sangat ingin cepat pulang dan bertemu dengan putra mungilnya.

"Jungmin.. Hiks.. Mommy rindu nak.. Sangat rindu.. Hiks.. Hiks.." tangis jimin saat teringat akan putranya.

𝘾𝙠𝙡𝙚𝙠

𝙏𝙖𝙥

𝙏𝙖𝙥

𝙏𝙖𝙥

Setelah terdengar pintu terbuka, suara langkah kaki seseorang mendekat ke arah jimin berada.

"Jimin? Kenapa menangis hum?" Terlihat Taehyung  menatap khawatir pada jimin yang menangis. Mengusap pipinya lembut seakan tak ingin melukai pemuda mungil di depannya.

"Hyung, kumohon.. Hiks.. Aku ingin pulang. Aku ingin bertemu putraku.. Hiks.."

"Kalau kau ingin pulang maaf jimin aku tak bisa. Aku tak bisa membiarkanmu pulang dan bahagia dengan pria lain. Maaf aku tak bisa.."

"Tapi, hyung aku ingin pulang aku ingin bertemu putra ku." Mohon jimin menatap taehyung sendu dengan lelehan air mata yang masih mengalir dari matanya.

"Tidak! Sekali tidak tetap tidak! Kau jangan membuat kesabaran ku hilang jimin.. Aku tak ingin melukaimu." Ucap jimin seolah memberi pengertian pada jimin.

"Aku sangat mencintaimu jimin.. Aku,  "Tapi aku tidak mencintaimu hyung!"

𝙋𝙡𝙖𝙠

Sebuah tamparan melayang di pipi kiri jimin. Taehyung sudah hilang kesabaran menghadapi jimin yang tak mau mengerti perasaannya.

Taehyung menatap tajam pada jimin."Aku cukup bersabar padamu dan ternyata kau sama sekali tak bisa mengerti diriku.  Baiklah jika berbuat kasar akan membuat mu mengerti aku akan melakukannya." Dengan gerakan cepat taehyung menarik rambut jimin dan menyeretnya ke sebuah kursi kayu yang berada di tengah ruangan gelap itu.

"Lepas! Lepaskan!" jimin memberontak saat taehyung mengikatnya di kursi itu.

"DIAM!" Jimin pun bungkam dan semakin terisak setelah taehyung berhasil mengikatnya.

"Sekarang kau diam disini dan menunggu beberapa hari lagi kita akan berangkat ke Swiss karena aku harus mengurus Visa mu terlebih dulu."

"Hyung ku mohon biarkan aku pulang."

"Hah.. Sudah cukup! Aku pergi dulu untuk mengurus beberapa hal." Taehyung pun pergi meninggalkan jimin yang berteriak meminta dilepaskan. Taehyung menulikan pendengarannya dan segera keluar dari tempat itu.

.

.

.

.

Di sisi lain jungkook dan sung gi saat ini tengah menyebar anak buah mereka juga di bantu beberapa polisi dalam pencarian ini bahkan polisi seoul dibantu satuan dari kepolisian korea untuk memblokade semua jalan dan melakukan penjagaan di bandara.

Saat ini jungkook tengah menemani putranya karena terus menangis dan rewel. Mungkin karena ikatan batin antara ibu dan anak yang membuat jungmin terus saja menangis merindukan sang ibu.

Jungkook pun kewalahan menangani jungmin yang sedang rewel seperti saat ini. Iya terus mencoba menenangkannya atas perintah Tuan Lee meski ada rasa tak rela mengijinkan jungkook untuk datang ke mansionnya.

'𝘖𝘰𝘦𝘦𝘦𝘦𝘬... 𝘖𝘰𝘦𝘦𝘦𝘦𝘬...'

"Sayang, tenang ne.. papa akan bawa mommy pulang secepatnya. Do'a kan mommy baik-baik saja dimana pun dia berada." Ucap jungkook sambil menimang jungmin yang menangis.

"Tuan, jika anda lelah biarkan saya yang menjaganya. Tuan istirahat saja." Ucap salah satu pelayan yang di tugaskan membantu jungkook menjaga jungmin.

"Tidak perlu ahjuma, biar aku yang menjaganya. Tolong buatkan susu saja buat jungmin."

"Baik tuan." Pelayan itu pun keluar dari kamar jimin membawa botol susu yang sudah kosong.

Jungmin yang sudah lelah menangis pun akhirnya tertidur di gendongan jungkook. Jungkook pun meletakkan jungmin di ranjang bayi nya setelahnya jungkook masih menatapnya sambil mengusap kepala jungmin lembut.

"Tidurlah sayang, Papa janji akan membawa pulang mommy dengan keadaan baik-baik saja."

Tuan Lee melihat semua interaksi jungkook dengan putranya. Seakan luluh melihat jungkook yang begitu sabar merawat jungmin tanpa ada campur tangan orang lain. Tuan Lee merasa bersalah memisahkan jimin dan jungkook. Jika saja dia mau menerima jungkook untuk menikahi jimin mungkin kejadian ini tak akan terjadi.

"Seharusnya aku melupakan masa lalu. Pasti semua akan baik-baik saja. Dan jimin berada disini bahagia bersama suami dan putranya." Tuan Lee menghela nafas lelah. Seharusnya ia tak egois dan membawa masa lalunya kembali ke permukaan dan mengakibatkan jimin menjadi korban dari keegoisannya.

𝘿𝙧𝙧𝙩𝙩 𝘿𝙧𝙧𝙧𝙩𝙩

Ponsel tuan Lee bergetar di saku celananya. Membuatnya pergi dari persembunyiannya yang tengah mengamati jungkook dengan jungmin.

"Yoboseo."

"𝘏𝘺𝘶𝘯𝘨! 𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘵𝘢𝘭𝘬𝘢𝘯 𝘳𝘦𝘯𝘤𝘢𝘯𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘤𝘶𝘤𝘶 𝘬𝘪𝘵𝘢?!"

"Maaf Dong-gun aku tak bisa lagi mengorbankan kebahagiaan cucuku."

"𝘏𝘢𝘩.. 𝘉𝘢𝘪𝘬𝘭𝘢𝘩 𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘬𝘦𝘱𝘶𝘵𝘶𝘴𝘢𝘯𝘮𝘶. 𝘉𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘦𝘢𝘥𝘢𝘢𝘯 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯?"

"Kami masih belum menemukannya, jimin masih dalam pencarian juga mengerahkan kepolisian untuk upaya menolong jimin."

"𝘚𝘦𝘮𝘰𝘨𝘢 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘭𝘦𝘬𝘢𝘴 𝘥𝘪 𝘵𝘦𝘮𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨."

"Terima kasih dan sekali lagi aku minta maaf untuk semuanya."

"𝘛𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘱𝘢-𝘢𝘱𝘢 𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘳𝘵𝘪. 𝘉𝘢𝘪𝘬𝘭𝘢𝘩 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘶𝘵𝘶𝘱."

Panggilan pun berakhir tuan Lee kembali menghela nafas lelah. Ia kembali berharap agar jimin cepat pulang sampai suara jong suk menggema di rumah itu.

"Kakek! Kakek!" Jong suk berlari masuk ke dalam mansion itu untuk menemui sang kakek

"Ada apa Jong suk?"

"Kek, aku mendapatkan informasi keberadaan jimin!" Ucap jong suk sambil menetralkan nafasnya.

"Benarkah hyung?" Ucap jungkook yang mendengar jong suk berteriak dari lantai bawah.

"Ne kook, dia masih di seoul. Hanya saja jimin berada di tengah-tengah hutan xxxxx. Di sana ada tempat seperti rumah kecil yang sudah tak di tinggali lama. Jimin dan taehyung berada di sana."

"Hubungi seung gi untuk segera ke sana dengan orang-orangnya."

"Baik kek." Ucap jong suk sambil mencoba menghubungi adik sepupunya itu.

"Tuan, biarkan aku ikut menyelamatkan jimin." Ucap jungkook pada tuan Lee.

"Ikutlah, biar jungmin bersama pelayan yang sudah di tugaskan menjaganya."

Setelah jong suk menghubungi seung gi, jong suk pergi bersama jungkook ke tempat jimin saat ini untuk melakukan upaya penyelamatan.

"Jungmin, Papa janji akan membawa mommy pulang." Gumam jungkook yang kini telah berada di dalam mobil menuju hutan xxxxxx untuk bertemu jiminnya.

𝙏𝙗𝙘