webnovel

Impossible wish

WARNING!! Adult konten. banyak adegan dewasa dan kekerasan

NvigirlFanaticzz · LGBT+
分數不夠
60 Chs

Main enemy

•𝙬𝙖𝙧𝙣𝙞𝙣𝙜 𝙢𝙖𝙩𝙪𝙧𝙚 𝙘𝙤𝙣𝙩𝙚𝙣𝙩🔞

"𝘏𝘦𝘭𝘭𝘰 𝘣𝘢𝘣𝘺! 𝘔𝘪𝘴𝘴 𝘮𝘦?"

Jimin seolah dilempar kembali ke masa itu. disaat ia tak ingin kembali teringat akan kejadian mengerikan dimana ia di culik, disekap dan jimin pun kembali teringat akan hal mengerikan di saat bibir itu menyunggingkan seringai dengan menatapnya dengan tajam. Sebilah pisau yang menggores kulitnya mengantarkan rasa nyeri kembali terasa di sekujur tubuhnya. Kenapa? Kenapa ia harus kembali bertemu dengan si psikopat yang pernah mengatakan bahwa orang itu mencintainya. Dan di sinilah jimin kembali di hadapkan pada mimpi buruknya tepat di depan matanya.

"K-kau..." Lirih jimin dengan tubuh yang bergetar dengan nafasnya yang memburu sungguh kini rasa takut itu kembali menyelimutinya. Ia kembali harus di hadapkan pada sosok psikopat itu, Kim taehyung.

"Yes baby, kau tahu aku sangat merindukanmu." Ucap taehyung sambil tangannya mengusap pipi chubby pemuda mungil di depannya. Namun tatapannya sekarang ia jatuhkan pada bayi mungil yang ada di dekapan pemuda mungil itu.

"Ow.. Tampan sekali bayi mungil itu baby, boleh aku menggendongnya?" Ucapnya dengan tatapan berbinar namun mengerikan dalam penglihatan jimin.

"Tidak! Ku mohon jangan sakiti putra ku!" Jimin semakin mengeratkan pelukannya pada jungmin. Ia sungguh takut pria di depannya itu menyakiti bayi mungilnya.

"Ayolah baby, aku ingin menggendongnya. Lihatlah begitu menggemaskannya dia."

𝙎𝙧𝙚𝙚𝙩

"Tidak!!" Taehyung menarik paksa tubuh jungmin dan membawanya ke salah satu yang berpakaian sama dengannya. Jimin pun mengikuti taehyung mencoba untuk mengambil kembali jungmin dari pria itu.

"Bawa bayi ini ke dalam mobil." Ucap taehyung dan diangguki oleh anak buahnya dan pria yang membawa jungmin pun melangkah menuju salah satu mobil berwarna hitam di depan sana.

"Tidak! Lepaskan putra ku! Ku mohon! Tae-hyung ku mohon! Hiks.. Jangan sakiti dia hyung... Hiks.. Hiks.." Jimin terus memohon dan mencoba mengejar pria yang membawa putranya namun, taehyung menahan tubuh jimin yang ingin mengikuti anak buahnya yang membawa bayinya.

"Tenang baby, kau juga akan ikut bersama kami. Kau akan bertemu dengannya nanti." Ucap taehyung sambil mendekap tubuh jimin yang terus meronta dan menangis.

"Ku mohon hyung.. Hiks.. Lepaskan kami... Hiks... Kembalikan putraku.. Kembalikan bayi ku!" Jimin berakhir meneriakkan kefrustasiannya karena dia ingin bayinya kembali padanya.

𝙋𝙡𝙖𝙠

"𝘈𝘢𝘬𝘩!" Taehyung melayangkan tamparan keras pada pipi kiri jimin dan saking kerasnya membuat sudut bibir itu robek dan berdarah.

"Cukup! Bawa dia! Masukkan di secara terpisah dari bayinya!" Titah taehyung dan segera anak buahnya mengikuti perintahnya.

"Tidak! Lepas! Lepaskan aku! Hyung lepaskan aku!" Jimin terus meronta agar terlepas dari mereka hingga...

𝘿𝙤𝙧 𝘿𝙤𝙧

Tubuh dua orang yang sedang menyeret jimin pun tersungkur ke tanah dengan kepala yang berlubang akibat peluru yang bersarang di dalamnya. Jimin pun terkejut akan suara tembakan itu membuatnya ikut jatuh terduduk dengan tubuh bergetar ketakutan saat ia melihat dua orang yang menyeretnya telah menjadi mayat. Taehyung yang berada tak jauh dari jimin pun segera mengambil pistol dari punggungnya dan melayangkan tembakan pada beberapa orang di depan sana di ikuti  satu anak buahnya yang masih di dekatnya.

"Ikut aku sekarang!" Taehyung menarik lengan jimin kasar dan membawa tubuh yang meronta itu dengan cepat ke dalam mobilnya.

"Tidak! Lepaskan aku! Seung gi hyung!" Teriak jimin saat ia melihat seung gi yang turun dari dalam mobil.

"JIMIN!" seung gi berlari mendekat sambil menodongkan sebuah pistol ke arah taehyung. "Lepaskan jimin brengsek!" Teriak seung gi.

"Oh! My friend, long time no see." Ucap taehyung sambil tersenyum remeh dengan satu tangannya memeluk perut jimin dengan erat.

"Lepaskan dia!" Taehyung tertawa kemudian tangan satunya yang membawa sebuah pistol mengarahkan pistol itu ke arah kepala jimin.

"Akan ku bawa dia bersamaku. Akan ku jadikan dia milik ku." Ucapnya sambil membawa pistolnya menjelajah pada wajah jimin. Jimin bergidik ngeri saat pistol itu meraba wajahnya dan kini sudah berada di leher jenjangnya.

"Lepaskan dia atau ku bunuh kau sekarang juga!" Lanjut seung gi yang sudah terbakar amarah saat melihat jimin menangis dan tampak sangat ketakutan di depan sana.

"Ow.. Gertakan mu sangat memuakkan." Taehyung langsung melepaskan tembakan ke arah seung gi dan melukai dada kanan seung gi.

𝘿𝙤𝙧

"Aarrghh!"

"SEUNG GI HYUNG!" Pekik jimin saat melihat seung gi tersungkur ke tanah. "Kita pergi sekarang!" Ucapnya pada salah satu anak buahnya dan kembali menyeret jimin untuk masuk ke dalam mobil. Tembakan terus di layangkan oleh anak buah seung gi ke arah taehyung yang menyeret jimin namun semua meleset dan anak buah taehyung pun tetap menembakkan pelurunya meski ia sudah mendapat luka tembakan pada lengannya.

"Tidak! Lepas! LEPAS!"

𝘿𝙪𝙠

Kini jimin jatuh tak sadarkan diri setelah taehyung memukul tengkuknya dengan keras. Kemudian pria tan itu mengangkat tubuh jimin dengan cepat untuk masuk ke mobil.

𝘽𝙡𝙖𝙢

"Ke markas sekarang." Mobil taehyung pun segera melesat dengan cepat pergi dari sana.

"Arrrggghh.. Brengsek!" Teriak seung gi saat melihat mobil yang membawa jimin telah menghilang dari pandangannya.

"Tuan, kami sudah mengirim beberapa orang kita untuk mengikuti mobil mereka." Ucap salah satu anak buah seung gi.

"Bagus. Cari tahu kemana mereka membawa jimin pergi."

"Baik tuan."

"Bagaimana keadaan jungkook?"

"Tuan jungkook masih tak sadarkan diri dan kami sudah membawanya ke rumah sakit. Mari tuan kita ke rumah sakit untuk mengobati luka anda." Mereka pun akhirnya membawa seung gi yang terluka ke rumah sakit terlebih dulu dan menunggu kabar dari anak buahnya yang saat ini sedang mengintai taehyung.

***

Setelah 2 jam perjalanan sampailah mobil van hitam yang membawa jimin pada sebuah bangunan terbengkalai di daerah Gyeongsang Selatan. Sebuah bangunan bekas ski resort yang berada di lereng gunung gyosang tepatnya berada di perbatasan antara korea selatan dan utara.

Taehyung membawa jimin yang masih tak sadarkan diri memasuki bangunan yang saat ini di jadikan markas oleh tuannya Jeon Yunho. Terlihat ada sekitar 10 orang yang berjaga di depan gedung itu dan selebihnya berada di dalam gedung itu menyebar untuk penjagaan.

"Selamat datang taehyung. Kau sudah membawa apa yang ku minta rupanya." Yunho berdecak kagum atas apa yang di lakukan oleh anak buahnya yang satu itu. Baru beberapa jam yang lalu pria tan itu ia perintah dan kini sudah membawa apa yang ia inginkan. Saat ini taehyung membawa jimin ke sebuah ruangan yang di khususkan untuk Yunho.

"Ikat dia di sana. Setelah itu kau pergilah dari ruangan ku." Taehyung pun membawa jimin kesebuah kursi yang sudah ada di tengah ruangan itu dan dengan cepat taehyung melakukan apa yang di perintahkan tuan nya.

"Saya permisi tuan." Pamit taehyung dan di balas lambaian tangan yang mengisyaratkan agar taehyung cepat pergi.

Setelah taehyung pergi, Yunho mendekat ke arah jimin yang masih tak sadarkan diri. Ia menarik rambut pemuda mungil itu untuk melihat rupa dari cucu Lee heo seop.

"Oh! Kau sangat cantik untuk ukuran seorang pria tak heran jika taehyung menyukaimu." Yunho terkekeh dan menghempaskan kepala jimin kasar membuat pemuda mungil itu terusik dan mulai tersadar dari pingsannya.

"Ssshhhh..." Jimin meringis nyeri pada tengkuknya dan saat akan mengangkat tangannya ia sadar bahwa tangannya terasa sakit dan tak bisa di gerakkan.

"Kau sudah bangun cantik." Ucap yunho yang kini tengah duduk di atas meja di depan jimin. Jimin pun menegakkan kepala menatap ke arah pria di depannya.

"S-siapa kau?" Yunho terkekeh dan turun dari meja. Berjalan ke arah jimin kemudian berjongkok setelah berada di depannya. Jari telunjuk yunho meraih dagu jimin.

"Kau tanya aku siapa? Aku adalah orang yang akan membalaskan dendam pada Lee heo seop ah.. Lebih tepatnya kakek mu si tua bangka yang sudah membunuh ayah ku!" Teriak yunho tepat di depan wajah jimin membuat tubuhnya kembali bergetar dengan air mata yang kini mengalir.

"T-tolong lepaskan a-aku hiks.." Jimin kembali memohon meminta belas kasih pada orang yang ada di depannya. Yunho tertawa keras.

"Melepas mu hum? Tapi, sebelumnya kita bermain-main terlebih dulu." Ucap yunho sambil berjalan memutari jimin. Kini yunho berdiri di belakang tubuh jimin kemudian pria itu merunduk dengan tangannya kini berada pada bahu sempit jimin. Tangan Yunho mulai mengusap bahu jimin dan turun ke arah dada jimin mengusapnya seduktif membuat jimin meronta agar tangan Yunho menyingkir dari tubuhnya.

"S-singkirkan tanganmu!" Yunho kembali tertawa mendengar bentakan dari pemuda mungil itu.

"Dadamu sangat berisi? Apa kau sedang menyusui bayimu itu?" Tanya yunho sambil meremas dada jimin.

"Akhh.. L-lepaskan tangan mu! Emphh" Jimin memejamkan matanya menggigit bibirnya agar dapat meredam desahannya. Ia merasa jijik pada pria itu karena dengan sangat kurang ajar menyentuh tubuhnya.

"Ahh.. Kau membuatku bergairah. Kita mulai saja permainan kita hum.." Yunho melepaskan tangannya dari tubuh jimin dan berjalan kembali ke depan.

Yunho berdiri di depan jimin yang menunduk dengan air mata yang masih mengalir. Menatap pemuda mungil dengan tatapan yang tak dapat di artikan. Kemudian yunho menurunkan zipper celananya.

"Puaskan milikku jalang." Jimin tak berani mendongakkan kepalanya saat ia mendengar suara zipper yang di buka dan juga suara berat Yunho. Jimin tahu maksud dari ucapan itu. Jimin tak ingin melakukan hal itu dengan orang lain. Yunho yang melihat jimin tak menghiraukan ucapannya, menarik rambut jimin keras hingga pemuda mungil itu pun menjerit kesakitan.

"Akhhh-emmphh!" Saat jimin membuka mulutnya karena menjerit, Yunho langsung memasukkan kejantanannya ke dalam mulut jimin.

"Ahh.. Mulutmu sangat hangat." Yunho mulai memaju mundurkan pinggulnya membuat penis besarnya keluar masuk mulut jimin. Jimin tak bisa menolak karena yunho masih menarik rambutnya agar tetap pada posisinya dan memudahkan yunho untuk memperkosa mulutnya.

"Ohok.. Ohok.. Umphh.." Jimin tersedak dan terus menitikkan air matanya merasakan sakit pada tenggorokannya saat yunho menghujamkan penisnya hingga menyentuh pangkal mulut dalam jimin.

"Ahh.. Sshh.. Ini sangat nikmat humm." Yunho mengerang ke enakan tanpa perduli pada jimin yang kini tersiksa di bawahnya.

"Ahh.. A-aku akan keluar.. Akhh!" Yunho pun keluar di dalam mulut jimin dengan begitu banyak tanpa mengeluarkan penisnya yang secara tidak langsung menginginkan agar jimin menelannya dan dengan sangat terpaksa jimin pun menelannya meskipun ia kini merasakan jijik..

"Uhuk.. Uhukk.. Hah.. Hah.." Nafas jimin terengah-engah dan terbatuk-batuk setelah Yunho melepaskan penisnya dari mulut jimin.

"Hah.. Kau membuatku gila. Bagaimana kita ke inti permainan kita hum.." Ucap Yunho yang kini mulai melepas kancing kemejanya. Jimin yang melihat itu pun menggeleng kencang.

"T-tidak! Tolong jangan lakukan itu hiks.. Aku mohon.." Jimin yang memohon membuat Yunho ingin melakukan hal lebih dan setelah melepas semua pakaiannya dan hanya menyisakan sebuah boxer berwarna hitam yang menutupi bagian bawahnya , yunho mulai mendekat perlahan dengan seringai di bibirnya sedang jimin kini berusaha melepaskan diri dari ikatan yang berada pada tubuhnya agar ia bisa lari dari ruangan itu.

"T-tidak! Pergi! Pergi!" Yunho tertawa remeh dan menatap pada jimin yang berusaha melepaskan diri.

"Kau tak akan bisa lari dari ku jalang kecil. Mari.. Waktunya kita memulai inti dari permainan kita." Yunho menyeringai dan menatap jimin yang ketakutan.

"Tidak! Lepaskan aku! TIDAK!!"

𝙏𝘽𝘾