webnovel

Impossible wish

WARNING!! Adult konten. banyak adegan dewasa dan kekerasan

NvigirlFanaticzz · LGBT+
分數不夠
60 Chs

Kidnapped

Pukul 10 malam nyonya Min memasuki kamar jimin dengan membawa nampan yang berisi semangkuk bubur, air putih dan obat kemudian menaruhnya ke atas nakas dekat ranjang jimin.

Nyonya Min pun mengusap pipi jimin dan masih merasakan panas pada wajah jimin. Dia bisa melihat nafas jimin yang memburu.

"Jimin, sayang bangun lah. Kau harus makan dan meminum obatmu. Ayo sayang bangun dulu ne.." Nyonya Min sebenarnya tak tega membangunkan putra manisnya ini tapi demi kesembuhannya dia harus melakukannya.

"Eunghh.." Terdengar lenguhan dari bibir jimin.

"Sayang, bangun dulu ne... makan buburnya eomma sudah buatkan buat jimin."

"E-eomma.. " Lirih jimin

"Sini eomma bantu bangun ne.." Nyonya Min pun membantu jimin untuk menyandarkan punggung jimin ke kepala ranjang. Dan mulai menyuapkan bubur pada jimin.

Baru beberapa sendok jimin sudah menggelengkan kepalanya.

"Makan yang banyak sayang dari tadi kau belum makan sesuap lagi ya.." Bujuk nyonya Min.

"S-sudah eomma perut jimin tidak enak."

"Baiklah sekarang minum obatnya." Nyonya jeon pun memberikan tiga butir obat pada jimin. Setelah minum obat jimin merebahkan kembali tubuhnya dengan bantuan nyonya min.

"Sekarang istirahatlah, cepat sembuh sayang." Nyonya Min mengecup kening jimin dan kemudian ia pun keluar dari kamar jimin. Dan jimin pun segera terlelap kembali.

.

.

.

Saat ini jimin terbangun dari tidurnya suhu tubuhnya sudah mulai turun. Jimin mengerjapkan matanya dan mencoba untuk bangun dari rebahan nya. Jimin mengusap wajahnya dan melirik ke arah jam dinding yang berada di atas pintu kamar mandinya waktu masih menunjukkan pukul 01.07am.

"Ah.. Aku lelah berbaring." Jimin turun dari ranjangnya dengan membawa cairan infus yang selangnya masih tertancap pada punggung tangan jimin untuk ke kamar mandi dengan langkahnya yang tertatih akibat tubuhnya yang masih terasa lemas.

𝙂𝙧𝙚𝙚𝙚𝙠𝙠

Pintu balkon di kamar jimin di buka perlahan oleh seseorang yang memakai pakaian serba hitam. Ia perlahan membuka sedikit tirai yang menutupi pintu balkon untuk mengintip ke dalam kamar itu. Awalnya orang itu kecewa saat mendapati tak ada seorang pun di kamar itu namun telinganya menangkap suara keran air yang terbuka dari arah kamar mandi dan akhirnya sebuah seringai tercetak dari balik masker yang ia kenakan.

Tak berapa lama pintu kamar mandi pun terbuka menampakkan sosok yang ia cari.

Jimin kembali ke ranjangnya dan kembali meletakkan cairan infusnya pada tempatnya. Menyandarkan punggung nya ke kepala ranjang sambil menutup matanya.

Seseorang yang telah masuk ke dalam kamar jimin pun berjalan mengendap endap dari belakang jimin dengan posisi jimin yang membelakangi nya. Orang itu pun mengeluarkan sapu tangan yang terdapat obat bius. Setelah berada di belakang jimin dengan perlahan ia membungkam hidung dan mulut jimin.

"Emmmmph.... Emphm..." Jimin yang terkejut pun membelalakkan matanya dan berusaha memberontak mencengkeram tangan orang itu. Namun pandangannya kini mulai mengabur tubuhnya mulai lemas dan akhirnya jimin pun jatuh tak sadarkan diri.

Orang itu pun perlahan mulai mengangkat tubuh mungil jimin dan membawanya turun dari balkon kamar jimin tanpa ada yang mengetahuinya. Mereka kini sudah berada di dalam mobil berwarna hitam dan orang itu merebahkan tubuh jimin pada kursi penumpang. Salah satu dari mereka mengambil ponsel dan menelepon seseorang.

"Hallo bos!"

"....."

"Kami sudah mendapatkannya."

"...."

"Siap bos!"

Pria itu pun memutus panggilannya dan menatap orang yang ada di kursi kemudi.

"Kita bawa dia ke apartemen bos." Orang itu pun mengangguk dan mulai menjalankan mobilnya pergi dari kediaman  keluarga Min menuju ke apartemen seseorang yang mereka panggil 'bos' itu.

.

.

.

Hari telah berganti dan matahari pagi telah menunjukan sinarnya. Saat ini nyonya Min akan membangunkan jimin untuk sarapan dan juga tak lupa membawa obat dan air putih.

𝙏𝙤𝙠 𝙩𝙤𝙠 𝙩𝙤𝙠

"Jimin kau sudah bangun nak?" Tak ada jawaban dari dalam dan nyonya Min pun membuka perlahan kemudian mulai melangkahkan kakinya masuk ke kamar jimin.

"Jimin, sayang kau sudah ba —eh? Kemana dia? Apa di kamar mandi?"  Nyonya min meletakkan nampan itu ke atas nakas dan berjalan ke arah kamar mandi. Dan nyonya Min pun mulai mengetuk pintu kamar mandi itu.

"Sayang kau di dalam?" Namun tetap tak ada jawaban di dalam. Dengan perasaan cemas nyonya Min membuka pintu kamar mandi dan nihil tak ada jimin di dalam sana. Nyonya Min kini semakin gelisah tak mendapati jimin di kamarnya.

"YOONGIIIIIIIIII!" teriakan nyonya Min yang memanggil putranya menggema di dalam rumah itu dan yoongi yang berada di meja makan bersama jihoon segera berlari ke arah kamar jimin di ikuti jihoon di belakangnya.

"Ada apa eomma?" Yoongi yang masuk ke dalam kamar jimin mendapati eomma nya telah menangis sesenggukan.

"Yoon... Hiks.. Jimin, yoon.. Hiks.."

"Jimin? Kenapa dengan jimin dimana dia eomma?" Ucap yoongi sambil memegang bahu eomma nya yang bergetar.

"J-jimin.. Hiks.. Jimin menghilang yoon.. Hiks.. Saat.. Eomma masuk.. Hiks.. Jimin.. Sudah tak ada.. Hiks..."

"A-apa?" Yoongi terkejut dengan yang di ucap kan eomma nya..

"J-jimin hyung!" Jihoon pun ikut menangis dan yoongi semakin kalut dengan fikiran nya.

"Kita akan mencarinya eomma, aku janji akan menemukan jimin!" Ucap yoongi sambil memeluk eommanya yang masih menangis.

'𝘑𝘪𝘮𝘪𝘯-𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘶 𝘥𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘴𝘢𝘦𝘯𝘨?'

.

.

.

Di tempat lain, di sebuah apartemen mewah milik seseorang dan di dalam sebuah kamar yang luas bernuansa putih terbaring pemuda mungil yang masih terlelap dengan tangan dan kaki yang terikat serta mulutnya yang tertutup lakban hitam.

Tak berapa lama ia pun mulai tersadar dan mengerjapkan matanya dan mulai merasa tak nyaman pada tangan dan kakinya. Ia pun mencoba menggerakkan tangan dan kakinya. namun pada akhirnya dia sadar bahwa kaki dan tangannya telah di ikat. Jimin pun mulai berontak untuk melepaskan diri dan mencoba berteriak namun sayang mulutnya tertutup oleh lakban.

"Emmmphh.. Hmmm..."

𝘾𝙚𝙠𝙡𝙚𝙠

Saat jimin menggeliat mencoba melepaskan diri dari ikatan itu, seseorang membuka pintu dan berjalan mendekat ke arah ranjang dimana jimin berada.

"Kau sudah sadar Park Jimin?"

𝘿𝙚𝙜

Jimin membelalakkan matanya karena mengenali suara orang yang berada di belakang tubuhnya. Orang itu adalah jungkook dan dia pun mendekat ke arah jimin dan membelai kepala jimin.

"Apa kau terkejut hum? Apa kau terkejut bagaimana kau ada di sini?" Jimin mulai meneteskan air matanya ia mulai merasakan takut pada apa yang akan terjadi padanya nanti.

"𝘏𝘪𝘬𝘴.. 𝘏𝘪𝘬𝘴.."

"Hey jangan menangis.. Aku tak akan menyakitimu tapi mungkin kita akan bermain-main saja hum.. Kau mau kan?" Jimin masih menangis dan menggelengkan kepalanya. Jungkook pun terkekeh dan menarik rambut jimin dengan keras sampai kepalanya mendongak keatas.

"Meskipun kau tak mau aku tetap akan melakukannya." Jungkook membalik tubuh jimin menjadi telentang dan tangan jimin yang terikat ke belakang tertindih tubuhnya sendiri.

Jungkook mulai membuka baju jimin dengan menariknya ke atas dan kini terpampang jelas tubuh atas jimin yang ramping, kulit yang seputih susu dan dada yang sedikit berisi dengan puting yang berwarna merah kecokelatan.

"Woah! Tubuhmu sangat indah! pantas saja laki-laki hidung belang itu datang padamu." Jimin terus memberontak dan berteriak namun tertahan oleh lakban yang menutup mulutnya.

Jungkook pun meraih celana training jimin yang bertali dan dengan cepat jungkook membuka simpul tali di pinggang jimin dan menariknya turun celana itu dan terpampang gundukan yang tertutup boxer abu-abu milik jimin.

"Hmmmmmph.. Hmmm..." Jimin terus saja berontak dan menggeliat gelisah. Jungkook pun segera turun dari ranjang itu dan berjalan kearah nakas menarik lacinya dan mengambil sesuatu dari sana. Setelah itu jungkook kembali ke ranjang dan mendudukkan diri di samping jimin.

"Bagaimana kalau kita mulai bermain hum? Kau pasti akan menyukainya." Jungkook pun menyentuh dan mengusapnya gundukan yang berada pada selangkangan jimin. Jimin pun hanya bisa menangis saat jungkook melakukan sesuatu pada tubuhnya.

Saat jungkook melihat milik jimin menegang , jungkook mulai menurunkan boxer jimin sampai terlepas dan meraih milik jimin dan mengocoknya dengan kasar.

"Emphh..  Hmmm.." Jimin yang memberontak pun mulai merasakan perasaan aneh. Jungkook pun terkekeh

"It's show time baby..." Ucap jungkook dengan seringai yang terlihat menyeramkan bagi jimin.

Tbc