Hujan pun ikut berpartisipasi mengantarkan pemakaman ibu Soo Ara dan juga Soo Ara, mereka menemukan dua jenazah yang diduga milik Soo Ara dan ibunya.
Tak banyak yang datang hanya beberapa tetangga pegawai rumah sakit dan juga lelaki itu, setelah semuanya pergi baru kemudian Soo Ara datang dengan Jason orang yang menyelamatkan Soo Ara.
Untuk yang kesekian kalinya Soo Ara menumpahkan air matanya kembali, lututnya menyentuh tanah makam ibunya.
"Ibu maafkan aku, seharusnya malam itu aku tidak pergi, dengan begitu kita bisa pergi bersama sama" Jason dengan sabar menunggu Soo Ara sampai selesai menangis menumpahkan segalanya yang tak bisa di bagi kepadanya,setelah hampir dua jam lamanya kemudian Jason membantunya berdiri, karna ini untuk pertama dan terahir kalinya ia akan datang kesini, mereka akan pergi jauh sejauh mungkin untuk menyembunyikan Soo Ara dan ketika waktunya tiba tanpa diminta pasti mereka akan kembali.
Jason membawa Soo Ara kekota besar lainnya memulai semua dari nol, yang pertama mereka lakukan adalah mengubah identitas Soo Ara, sekarang dia dipanggil Lee seorang yatim piatu yang diadopsi oleh Jason, lelaki duda yang bercerai tanpa mempunyai seorang anak.
Kehidupan mereka benar benar di mulai dari nol Jason hanya memiliki beberapa tabungan untuk membuka sebuah restoran kecil mereka harus serba berhemat dengan semua yang ada.
Meski Lee sedikit terkejut dengan kehidupan baru yang serba terbatas namun dia sangat bahagia bisa menikmati uang dari jerih payahnya sendiri.
Meski dengan nama yang baru, setatus yang baru dimana pun sekolahnya Lee tetap saja menjadi korban bully, dulu dia di bully karna setatusnya dan sekarang dia di bully dengan alasan penampilannya.
Berkaca mata tebal dengan selalu buku menjadi temannya, Lee sangatlah pendiam dan tertutup itu semakin membuat teman teman sekelasnya membully nya namun itu semua menjadi motifasi untuknya semakin belajar, hinaan mereka tidak begitu menyakitkan karna dia dulu sudah mendapat bully lebih parah dari ini, disaat saat seperti inilah Lee merindukan perlindungnya Nine.
Jika nine ada disini pasti akan berbeda ceritanya, dia teringat wajah yang slalu melindunginya tanpa pamprih, dulu Lee tidak hanya korban bully dia juga sering dimanfaatkan oleh teman-temannya karna mereka tahu jika uang saku Lee slalu banyak, yang lelaki berusaha mengambil hatinya dengan segala rayuan padahal hanya untuk memanfaatkan uang saku Lee, tak jauh berbeda dengan yang cewek mereka mau berteman dan dekat dekat Lee karna Lee anak yang cukup cerdas, mereka bisa memanfaatkan untuk mengerjakan tugas mereka.
Karna Lee tak punya teman, dia menumpahkan semua kehidupannya pada game dan hobinya mempelajari bahasa asing secara otodidak, hobi ini tidak ada yang mengetahui karna jika Lee bersama Nine atau pun ibunya, Lee akan melakukan banyak hal lainnya.
Diusianya 16 tahun Lee sudah mengusai dengan fasih bahasa ingris dan jepang namun karna reynata sangat jarang sekali berinteraksi dengan orang kemampuanya itu hanya untuk menonton film dan mendukungnya dalam game online.
Setelah satu tahun tidak ada yang banyak berubah, hanya perekonomian mereka saja yang membaik, Jason tau jika Lee sering dibully disekolah dia sangat bersedih untuk itu, namun Lee menyakinkan nya jika sejauh ini dia masih bisa bertahan, Jason sangat marah dengan dirinya sendiri dia tidak bisa melindungi Lee disekolah, namun Jason tidak pernah menunjukkan kemarahannya di depan Lee.
Dengan itu Jason memasukkan Lee disebuah club bela diri taekwondo, semua itu dilakukan untuk menjaga diri jika mereka sudah kelewat batas.
Disekolah leee menyembunyikan ke geniusan nya, dia harus bertampil sedikit agak bodoh karna teman teman sekelasnya sangat berlomba lomba untuk menjadi yang yang terbaik mereka tak segan segan saling menjelekkan satu sama lain agar menjadi yang terbaik.
Lee benci semua itu, Lee slalu membuat nilainya tidak sempurna karna siapa pun yang mendapat nilai sempurna akan menjadi sorotan banyak mata, ia tak ingin masalah penampilannya yang jelek cupu dan miskin sudah menjadi bahan bullyan mereka, sekarang akan bertambah lagi karna masalah otak encernya.
Dia mengasah kemampuannya dalam mempelajari bahasa asing dengan cara menontok film dan diulang ulang sampai tidak lagi memakai subcitele.
Hari ini seperti biasa Lee berjalan menyusuri trotoar dengan mengunakan heandset ditelinganya ia ingin segera pulang dan membantu ayah angkatnya direstoran namun langkahnya terhenti disebuah jembatan besar.
Ada seorang laki laki yang sudah siap untuk terjun bebas disungai yang besar dan berbatu bisa di pastikan tidak akan bisa hidup lagi jika dia sampai terjun kebawah, Lee bimbang antara membantunya atau mencari bantuan dia takut jika dia pergi mencari bantuan dia akan terlambat orang itu sudah benar bunuh diri.
Lee menyakinkan dirinya untuk mendekati orang itu, kemudian mengambil ponselnya.
"Permisi bisa menghadap kesini" Lee mengarahkan ponselnya pada orang itu
"Apa yang sedang kau lakukan?" bentak orang itu pada Lee, Lee yang berdiri berjarak tiga meter merekam lelaki yang sudah siap terjun bebas itu.
"Aku sedang mengambil vidio, ini sangat bagus untuk story saya"
"Anak sekarang semua konyol" orang itu semakin marah
"Tuan, setidaknya follower saya lebih berharga dari pada hidup anda" lee tersenyum smike, padahal itu hanya tipuan karya Lee tidak begitu suka membuat story.
"Bisa sebutkan nama atau anda bisa mengatakan sesuatu untuk pesan terahir anda saya jamin pasti ini akan viral" lee masih dengan santainya merekam lelaki itu.
"Anak tak mempunyai ahklak, seharusnya kau membantuku bukan malah mendukungku?"
"Untuk apa saya bersusah payah menolong anda? jika anda sendiri tidak ingin membantu anda sendiri, itu tidak ada gunanya untukku jika anda mati itu baru bermanfaat bagiku"lelaki itu semakin melotot dia sudah kehilangan kendalinya.
"Apa ini yang diajarkan guru di sekolahmu" bentaknya
"Tentu saja tidak, mereka slau memberiku tugas yang banyak, mengajariku bagaimana menjadi manusia yang berguna mempelajari semua rumus rumus menyakitkan itu agar nanti mendapatkan pekerjaan yang layak tapi sayang expetasi mereka lebih sulit diterapkan didunia nyata" orang itu diam masih memperhatikan reynata.
"Ayolah tuan loncatlah kenapa kau masih saja diam? apakah aku perlu mendorongmu?" Lee menatap mata lelaki itu yang juga sedang menatapnya.
Lee mematikan ponselnya kemudian mengambil posisi seperti orang itu, menghela nafas berat kemudian menutup matanya.
"Sepertinya caramu perlu dicontoh,aku disekolah sudah selama 10 tahun dibully, ayahku menikah lagi dan ibuku dibakar hidup hidup dan hidupku slalu bersembunyi, jika aku mati pasti itu akan lebih menyenangkan aku juga bisa bertemu dengan ibuku" air mata itu jatuh lagi namun Lee masih tersenyum, Lee menatap bebatuan yang sah siap menanti siapa saja yang akan datang.
"Kenapa aku harus hidup jika tidak ada yang menginginkannya, tidak ada bedanya aku mati bunuh diri atau pada ahirnya aku juga akan dibunuh" Lee tertawa terbahak bahak.
"Ibu, aku akan menyusulmu ke ...,"kata kata Lee belum selesai mengucapkan kata katanya sampai sebuah tangan menangkapnya dan menjatuhkan tubuhnya ketanah dengan kasar.
"Dasar anak bodoh, kenapa kau sia siakan hidupmu? kau masih muda jalan mu masih panjang, masih banyak hal yang belum kau lakukan, buatlah dirimu bahagia jangan pedulikan omongan orang lain ...," lelaki itu ahirnya berhenti setelah bicara panjang lebar.
Lee memandang nya dengan senyum menghiasi bibir indahnya.