Malam hari, di sebuah kantor penerbitan dari majalah mingguan Fuyufumi. Seorang kepala editor bernama Koki Tanabe sedang menikmati kopi "Creamy Cafe Au Lait" yang dipromosikan oleh Takeru semalam.
Koki : Lumayan juga. Ah, mi-chan apa ada kabar dari Hasechan?
Mi-chan adalah asistennya Koki, dengan nama lengkapnya Mikemi Ayukawa. Mikemi sedang duduk santai sambil mengurus kukunya. Dia yang mengurusi semua berita dan foto skandal artis/aktor terkenal yang masuk dari para kameramen yang menjual hasil karya mereka.
Mikemi : Jiro Hasegawa? Belum tuh.
Koki : Aneh sekali, padahal sudah dua minggu. Tapi belum ada kabar yang bisa dijadikan untuk viral?
Mikemi : Mungkin Takeru dan Shunta memang tidak ada yang mencurigakan.
Koki : Hm, begitu ya? Ya, mari kita tunggu beberapa hari lagi (tersenyum licik)
***************************************
Di dalam mobil, sepanjang jalan menuju ke tempat yang ingin dikunjungi oleh Shunta, dia sedang bersenandung ringan menyanyikan lagu "To See the Future" dari lagu mp3nya yang diputarkan dimobilnya.
("To See the Future" adalah lagu jepang dari anime SAO (Sword Art Online Alternative-Gun Gale Online) -sekilas info-)
Shunta : Hmm🎶 hmm🎶 hmm🎶
Takeru menyandarkan kepalanya lalu melihat ke arah Shunta dan sesekali memandang ke arah luar jendela mobil. Dia sibuk dengan pikirannya, "Dasar, hanya karena harsatnya sudah terpenuhi. Sekarang dia kembali senang dan ceria seperti biasanya. Pada akhirnya, selalu seperti ini. Karena dia, pikiranku dan tubuhku perlahan menggila. Tapi aku tidak perduli sih, karena aku menyukainya dan aku ingin mengatakan kalau aku sangat menyukai. Kira-kira reaksinya akan seperti apa ya? Hehe.."
Tanpa sadar Takeru tersenyum.
Takeru : Chunta...
Shunta : Ya, sayang?
Shunta melihat ke arah Takeru sekilas lalu kembali melihat ke arah depan.
Takeru : Ada yang ingin kukatakan...
Shunta : Apa?
Tiba-tiba dari dalam tas kerjanya, HP Takeru berbunyi. Takeru mengeluarkan HPnya lalu melihat layar HPnya dengan bingung.
Shunta : Sayang, siapa yang menelepon?
Takeru : Ayagi?
Shunta terdiam beberapa detik, lalu mengulurkan tangannya.
Shunta : Berikan HPmu sini.
Takeru memberikan HPnya ke Shunta tanpa ada rasa curiga. Shunta menjawab panggilan telepon Chihiro.
Chihiro : Ah, Saitama-san?
Shunta : Ada apa?
Chihiro : . . . . (Ck! Kenapa dia yang mengangkatnya? Apa aku salah nomor?)
Shunta : Kenapa telepon pacar orang? Mau cari mati?
Takeru terkejut mendengar perkataan Shunta yang dingin dan kasar itu. Dia takut melihat perubahan Shunta yang tiba-tiba itu, lalu berusaha menenangkan Shunta dengan memegangi tangan Shunta. Dia melihat Shunta tersenyum padanya, seketika dia merasa lega.
Chihiro : Wah, wah kau menakutkan. Tenanglah, aku tidak ada hubungan apapun dengan Saitama-san. Aku cuma mau menanyakan kabar temanku itu, karena sudah 2 minggu lebih tidak berbicara.
Shunta : Itu saja?
Chihiro : Tentu saja!
Shunta : Dia baik-baik saja.
Chihiro : Oh baguslah. Terus mana dia? Aku mau bicara dengannya sebentar!
Shunta : Tidak bisa.
Chihiro : Uwaa, dinginnya! Oi, ayolah, aku hanya mau menanyakan sesuatu.
Shunta : Katakan.
Chihiro : Ck! (berdecak kesal) Kudengar, dia akan ke Hawaii untuk pekerjaan dia selanjutnya, apa itu benar?
Shunta : (Kenapa dia tidak bilang padaku?) Dalam rangka apa?
Chihiro : Mana aku tahu! Kalau aku tao, aku tidak akan telepon juga!
Shunta : Baiklah. Itu sajakan? Kalau begitu, aku tutup.
Shunta menutup teleponnya Chihiro, lalu mengembalikan HPnya Takeru ke Takeru.
Chihiro : Haa?! Tunggu, aku belum selesai bica--
Telepon terputus. Chihiro terdiam beberapa detik.
Chihiro : Oi!! Main tutup saja! Sial! (marah)
Chihiro merasa kesal tapi dia tidak bisa berbuat apapun.
Takeru : Chunta, apa yang dia bicarakan?
Shunta : Tidak ada dan tidak penting juga (tersenyum)
Takeru : Begitu? Senyumanmu mengerikan. Kau tidak marah kan?
Shunta : Tidak. Ah, sayang kita sudah sampai.
Takeru melihat ke sekeliling dengan bingung.
Takeru : Kita dimana sekarang?
Shunta selesai memarkirkan mobilnya lalu mematikan mesin mobilnya dan keluar dari mobil. Dia membukakan pintu buat Takeru, lalu menuntun Takeru turun.
Takeru : Ini ada di atas bukit dan tempat ini cukup jauh dari pusat kota, kan?
Shunta : Benar, sayang lihatlah ke bawah dari sini. Di sini pemandangannya indah dan bisa melihat ke seluruh kota.
Takeru : Wah, benar.
Takeru merasa kagum karena bisa melihat ke arah pusat kota Tokyo dari atas sini, matanya berbinar-binar. Dia juga menikmati udara segar dan sejuk dari atas sini.
Shunta tersenyum senang dan puas, akan tetapi pikirannya terganggu dengan perkataan Chihiro tadi. Seketika raut wajahnya kembali suram dan lesu.
Shunta : (Ah, kalau dia ke Hawaii, aku akan terpisah dengannya lagi dalam waktu yang cukup lama. Apa aku bisa? Baiklah itu nanti saja, mungkin aku akan memikirkannya nanti. Yang terpenting adalah dia ada di hadapanku sekarang)
Shunta menyentuh kepala Takeru dan mengelusnya dengan lembut. Takeru melihat ke arah Shunta. Dia melihat Shunta tersenyum lembut padanya.
Shunta : Takeru-san, aku sangat menyukaimu. Bagaimana denganmu?
Takeru merasakan ada yang bergejolak di dalam dadanya, dia berdebar-debar dengan perkataan Shunta. Perasaan hangat yang sangat disukainya ini.
Takeru membalas senyuman Shunta, pipinya merona, lalu mengangguk dengan pelan. Shunta perlahan-lahan mendekatkan wajahnya ke arah Takeru. Shunta mencium lembut bibir Takeru.
Takeru : Aku juga menyukaimu, Chunta.
Shunta kembali mencium Takeru dan Takeru memejamkan matanya. Mereka berciuman cukup lama dan terengah-engah karena kehabisan nafas lalu mereka pun tertawa bersama.
Shunta membuka bagasi belakang mobilnya, dan mereka duduk di atas bagasi belakang mobil. Shunta memangkui Takeru dan memeluknya dari belakang dengan mesra.
Takeru : Hebat ya. Tempat ini, aku menyukai pemandangan ini.
Shunta : Syukurlah, kalau kau juga menyukainya. Aku menyukainya pemandangan dekat pabrik dari sini. Berbeda dari kota, cahaya dingin di sini membuatku merasa segar dan nyaman. Terkadang aku datang ke sini untuk menyegarkan pikiranku.
Takeru : Hee, begitu ya...
Shunta : Awalnya, kukira aku akan menerkammu dengan rakus saat melihatmu malam ini, tapi kalau kita ke sini, kita mungkin bisa menghabiskan waktu bersama dengan tenang tanpa diganggu oleh siapapun. Kita bebas melakukan apapun disini tanpa harus takut ketahuan oleh siapapun dan ini akan menjadi tempat rahasia kita ya (tersenyum lebar)
Takeru hanya diam mendengarkan perkataan Shunta sambil menikmati pemandangan kota dan angin sejuk di sini.
Shunta : Kau tahu sayang, tadi aku memakan banyak permen mint, itu supaya bisa menekan harsatku dan mengalihkan perhatianku, karena aku tahu kalau aku tidak akan bisa menahan diriku untuk sampai disini tanpa permen itu. Tapi pada akhirnya, aku memang tidak bisa bertahan dan kita melakukannya di dalam mobil ya. Hehe..
Takeru : Pantasan! Jadi itu yang kau lakukan tadi, kau sungguh menyeramkan tahu! Itu seperti di film horror!
Shunta : Film horror?
Takeru : Dasar! Seberapa besar kau menahan diri?
Shunta hanya tersenyum lalu menjawab.
Shunta : Saking banyaknya tidak bisa kuberi tahu. Jika itu menyangkut dirimu, seberapa besar aku menahannya, aku tetap tidak bisa.
Takeru merasa senang mendengar pengakuan Shunta, wajahnya kembali merona dan hatinya pun berdebar-debar.
Shunta : Aku ingin seperti ini selamanya dan semakin menginginkan dirimu.
Takeru : Kalau begitu, mulai sekarang kau temuilah aku kadang-kadang. Jangan menahan dirimu apalagi menghindariku lagi.
Shunta : Sayang, kau yakin? Apa itu tidak akan membuatmu jengkel atau mengganggumu nanti?
Takeru : Mau bagaimana lagi, kan? Tubuhku ini tidak bisa menangani ledakan darimu jika kau seperti tadi lagi.
Shunta : Sayang! (berbinar-binar)
Tanpa aba-aba seolah-olah, Shunta langsung menerkam dengan semangat 45. Dia sungguh senang.
Takeru : Hei! Apa? Hentikan!
Shunta langsung mencium bibir Takeru dengan paksa, lalu memainkan lidah Takeru, dan di balik baju, tangannya meraba-raba tubuh Takeru. Shunta melepaskan ciumannya dan mencium tekuk leher Takeru.
Takeru : Ahh, Chunta, jangan mulai lagi...
Shunta : Sayang, aku mau memastikan sekali lagi. Apa kau yakin mau tinggal bersamaku?
Takeru tidak merasa kaget seperti waktu pertama kali. Tapi dia tetap merasa malu, wajahnya memerah. Dia sedikit mendorong Shunta supaya wajahnya agak berjauhan darinya.
Takeru : Jangan buat aku mengatakannya di saat-saat seperti ini! Memangnya kamu sudah menemukan apartermen barunya?
Shunta : Aku sudah mencarinya, tapi aku belum menemukan yang pas buat kita.
Takeru : Ya sudah, tidak usah buru-buru gitu.
Shunta : Iya (tersenyum)
Shunta kembali mendekatkan dirinya dan memeluk Takeru dari belakang.
Takeru : Chunta, pulang yuk.
Shunta : Baiklah.
Takeru dan Shunta turun dari bagasi belakang mobil dan mereka pun kembali ke pusat kota. Di sepanjang jalan menuju apartermennya Takeru, Takeru membuka topik pembicaraan.
Takeru : Kapan drama syuting barumu dengan Yurie-san akan dimulai?
Shunta : Mungkin bulan Oktober nanti. Kenapa?
Takeru : Tidak. Jangan berani mencoba untuk berselingkuh ya!
Shunta : Pfft. Tidak akan, sayang. Tenang saja, aku tidak tertarik dengan wanita dewasa seperti Yurie-san.
Takeru tersenyum lega.
Takeru : Chunta, karena sudah sangat larut, malam ini tidurlah di apartermenku dulu ya.
Shunta : Apa kau yakin? (mata berbinar-binar)
Takeru : Ya, tentu saja
Shunta : Bolehkah kita main satu ronde lagi? (memelas)
Takeru : Dasar, apa boleh buat kan, kalau kamu sampai menatapku dan bersikap imut seperti itu, aku jadinya gak bisa nolak, kan? (merona)
Shunta : Iya! (tersenyum senang)
Takeru : Tapi sebentar saja ya, karena besok aku ada pekerjaan di pagi hari.
Shunta : Baik!
Takeru : (Pfft. Dasar dia seperti anak anjing saja)
-Bersambung-
Jadi, readers bagaimana dengan episode kali ini nih? 😁 Seru? Biasa? Ayo berkomentar! Tolong tulis di komentar ya! Dan semoga episode kali ini bisa sedikit menghibur dan kalian menyukainya ya ❤
Jangan lupa komentar, like/favorite, review dan rate 5 bintangnya ya. Author tunggu loh. Terima kasih. See you on the next episode. Bye...