webnovel

i love you brengsek boy

Erlangga Dewantara, lelaki dengan sifat centilnya bertemu dengan Shinta Putri Adijaya, gadis yang bersifat polos. Shinta mencintai Erlangga, sedangkan Erlangga menyayangi Shinta sebatas rasa sayang kepada adiknya. Hal itu membuat Shinta sering merasa ditarik ulur oleh Erlangga. Hubungan mereka sebatas teman. Erlangga takut untuk memulai hubungan lebih, dia tidak yakin bisa mengimbangi rasa cinta Shinta atau justru sebaliknya. Shinta tetap bertahan pada garisnya. takdirnya adalah membuat Erlangga membalas cintanya. tidak perduli apa kata orang, dan bagaimana perlakuan Erlangga kepadanya. ★★★★★ bukan cerita ramayana yang berjalan sempurna ataupun kisah dilan milea yang berakhir bahagia. hanya sebuah cerita dua orang remaja yang sulit tertebak alurnya, entah akan bahagia ataupun berduka. ★★★★★ happy reading~

princessssta31 · 青春言情
分數不夠
9 Chs

ILY BB - 04

★semoga kelak kamu akan mengerti, sesakit apa rasanya memendam semua sendiri★

"ERLANGGA DEWANTARA"

Erlangga menambah kecepatan larinya saat mendengar suara cempreng gadis yang mengejarnya semakin mendekat

"balikin botol gue"

Erlangga berhenti, mengangkat tinggi-tinggi botol minuman ditangannya agar tidak digapai Ardelia"diem deh, gue haus tau ga?!"

"ihhh itukan minuman gue ngga, balikin!!"

Erlangga menengguk habis satu botol penuh minuman berwarna orange lalu menatap wajah cengo Ardelia dengan tatapan bingung

"kok jus jeruk lo rasanya aneh?"

Ardelia mengambil paksa botolnya yang sudah kosong, "jus jeruk matamu! itu jamu datang bulan"

"HAH?!"

"ngeselin banget sih lo jadi cowok?! gue ga mau tau ganti minuman gue sekarang juga! uang gue dah habis tauk"

Erlangga mengumpat lalu memberikan uang berwarna biru kepada Ardelia, "gue titip, rasanya enak soalnya" cengirnya

Ardelia tidak menggubris ucapan Erlangga malah menginjak kakinya lalu melenggang pergi ke kantin sebelum bel masuk berbunyi

"ANJING! makasih gitu kek, malah main nginjek aja. sepatu gue mahal tau ga?" gerutu Erlangga menyandarkan tubuhnya pada dinding

"cie yang minum jamu datang bulan cie" celetuk Geovindra terkekeh geli

"mana dikira jus jeruk lagi. ck anda bukan golongan saya" balas Aliando menyilangkan kedua tangannya didepan Erlangga

"namanya juga orang haus! manalah gue tau kalo itu jamu datang bulan. salahin noh yang punya, naroh di botol tupperware"

"orang elit ngga. cewe kek gitu ga doyan botol murahan" jawab Geovindra merangkul bahu Erlangga, "lupain jamu datang bulan. mending kita ke kantin, isi perut"

∆∆∆

"we we we what's up gaesss!!!"

tiga pria dengan gaya heboh nya berteriak tanpa tahu malu didepan pintu kantin. mengundang perhatian murid murid yang sedang mengisi ulang tenaganya

siapa lagi kalau bukan trio huru hara? Aliando, Erlangga, dan Geovindra. tiga manusia yang jiwanya sudah terguncang sejak dalam kandungan

"kawan lo tuh mar. gatau malu emang" celetuk Adrian menatap Mario sambil menggigit pentol baksonya

Mario menatap datar Adrian, "lo juga sama. gue doang yang waras"

"enak aja, gue waras ya" balas Adrian yang tidak digubris oleh Mario. dasar es marimas! manis tapi dingin.

"wihhh ada pentol" girang Aliando menatap mangkok bakso milik Adrian dengan mata berbinar

"apa lo pentol pentol?! pesen sendiri sana!"

Adrian memeluk mangkok baksonya dan menatap garang Aliando membuat sang empunya mengecutkan bibir sebal

plak~

"jijik gue liat lo kaya gitu" ujar Geovindra sembari mengelap telapak tangannya ke meja, "tangan gue kayaknya rabies deh kena bibirnya ali baba"

Erlangga tiba tiba mengangkat tangan Geovindra, "ehh jangan di lap. lo kan lagi instomia-

"instonima asu!"

"bukannya instomina?"

"goblok!" cetus Aliando, "maksud lo instonia kan?"

"ngomong apose kalian itu?" tanya Adrian dengan gaya kemayu

"yang gak bisa tidur malem namanya apa? ins.. inss.. insto.. APA SIH?!" geram Erlangga mengacak rambutnya frustasi

"in-som-ni-a" Geovindra membaca hasil browsing an nya di internet, "oh insomnia. emang hubungannya apaan sama bekas bibirnya ali?"

"lo kalau sulit tidur tinggal cium aja tangan lo, ntar langsung tidur gak bangun bangun" balas Erlangga santai

"asem! sembarangan lo kalau ngomong. lo pikir ludah gue bau jigong apa?!" kesal Aliando berkacak pinggang

"bang nasi goreng level 4 sama es jeruk satu!"

Erlangga memesan makanan dengan santai, lalu duduk disamping Mario sambil memandang Aliando, "yang ngomong lo ya? bukan gue"

"sialan lo emang" umpat Aliando dibalas tawa ketiga sahabatnya. sedangkan Mario hanya tersenyum tipis melihat kekonyolan keempat temanya. bagaimana bisa dia berteman dengan sekawan orang gila?

∆∆∆

"hari ini kita akan melakukan pengamatan terhadap alam sekitar. dikerjakan secara berkelompok seperti bulan lalu, satu kelompok isinya 6 orang ya.. kelompoknya juga seperti waktu itu, jangan berubah. ibu keluar dulu, tugas harus selesai saat jam ke tiga harus sudah selesai. ada pertanyaan?"

"berarti gak istirahat ke dua dong bu?"

"terserah kalian mau istirahat atau tidak, tapi harus dikumpulkan saat jam ketiga berakhir. yang tidak mengerjakan satu orang, yang dihukum satu kelompok. paham?!"

"PAHAM!!"

"yuk nay gabung sama mereka" ajak Vista pada Kanaya setelah bu Winda keluar

"iya, lo duluan aja. gue mau beresin ini dulu"

"cepet. gak pake lama" pesan Vista kemudian menghampiri bangku Aina dan Kayla, "kita mau ngamatin bagian mana?"

"gimana kalo taman belakang? kan keadaannya tenang disana" usul Shinta dari bangkunya, tepat disamping Aina

Kanaya datang, "bilang aja lo mau modus sama Erlangga" cibirnya

"kok Erlangga sih? kelas Erlangga kan dilantai dua" balas Andara bingung

"XII-IPA1 sekarang lagi olahraga. taman belakang deket sama lapangan. mau caper kan lo?" ketus Kanaya pada Shinta

"otak lo itu isinya cuma Erlangga doang apa? setiap bareng sama Shinta kok selalu Erlangga Erlangga Erlangga. lo suka boleh, tapi jangan over dong. Erlangga juga belum tentu suka sama lo"  cibir Kayla jengah

"ini kita mau pengamatan apa berantem sih?! gue gak mau ya dihukum cuma gara gara masalah kaya gini" ucap Aina berdiri dan keluar kelas, "ayo! kelompok lain udah mulai dari tadi"

∆∆∆

"OPER SINI LANG"

"AWAS SI WAWAN MAU AMBIL BOLANYA!!"

"OPER KE MARIO AJA LANG, DIA DEKET RING!"

prittttttt~

"jam olahraga hari ini sudah selesai. kalian boleh istirahat 30 menit sebelum melanjutkan pelajaran berikutnya" ujar pak Fadil, guru olahraga kelas 12

"BAIK PAK!"

setelah sang guru pergi Erlangga menatap tajam kearah Aliando, Adrian dan Geovindra "gue kan udah sering bilang.  jangan ganggu konsentrasi gue! malah kalian banyak bacot. gue jadi gagal dapet 1 poin kan?" omelnya

"alamakkkk, heh Saipul! lo udah masukin 15 kali! kita juga udah menang. masalahnya dimana sih?" geram Aliando

"15? udah lo bilang? gue selalu masukin minimal 20 tau gak?! percuma aja gue jadi ketua tim basket sekolah kalo cuma masukin 15 bola"

"iya lang. iya lo hebat. tapi main basket itu ber tim, dan ada lawannya. lo lihat main lo tadi? gak ada yang masukin bola ke ring selain lo sama Mario. bahkan Mario aja cuma masukin 5 bola" balas Geovindra sedikit kesal

"tim lawan aja megang bola belum satu menit udah lo saut" Adrian menimpali

"bodo amat" Erlangga mengambil satu bola basket lalu memainkannya bersama beberapa anak basket yang menjadi teman sekelasnya

"SHINTA AWAS!"

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAA" Shinta memejamkan matanya saat melihat bola basket mendekat kearahnya

bugh!

Shinta dapat mendengar hantaman bola yang kuat, tapi tidak merasakan sakit. ada seseorang yang memeluk tubuhnya. dia dapat mencium aroma parfum yang tercampur keringat. parfum Erlangga!

Shinta perlahan membuka matanya, tubuhnya masih gemetaran. dia mendongak menatap wajah tampan Erlangga yang membelakangi sinar matahari

Erlangga melepas pelukannya, "WOI MAIN YANG BENER DONG! DIA BISA CIDERA KALO KENA TADI" marahnya sambil melempar bola basket kearah lapangan

Erlangga kembali menatap Shinta, "lo gapapa kan? ada yang sakit?"

Shinta mengangguk pelan, "gu-gue gapapa. justru lo yang harusnya gue tanya. lo gapapa?"

"ada yang sakit"

"yang mana?" tanya Shinta menatap Erlangga khawatir

"mata gue. mata gue sakit, gak kuat liat bidadari secantik lo"

blush~

"ihhh serius erlang, mana yang sakit?"

Erlangga menarik tangan Shinta, membawanya ke arah dada kirinya, "hati gue sakit kalo liat lo sama orang lain"

"MODUS TERUSSS" teriak Aliando dari sisi lain lapangan

"LANG BAPAK LO NONTON LANG, SORRY YA GAK GUE SENSOR! UDAH SAATNYA MEREKA TAU" Geovindra menimpali

Erlangga menengok ke belakang, letak teman temannya berada. "BACOT!"

"eh kok mereka bisa denger pembicaraan kita nta?" tanya Erlangga bingung

Shinta hanya menunduk sambil menggeleng pelan, entah kapan pipi nya akan kembali normal

"nah gaesss, lo liat kan seberapa buayanya langga? siapa nih yang udah pernah jadi korban gombalannya? komen lahh" aina berbicara dengan mengarahkan handphone nya kearah Erlangga

"lo ngapain njir?" Erlangga menatap aneh Aina

"live"

"hah?! matiin gak?!" Erlangga mengambil ponsel Aina begitu saja, mematikan siaran livenya, lalu memasukkannya ke dalam saku celana

"hp lo gue tahan sebagai hukuman"

Aina membelabakan mata, "kok lo gitu sih?! balikin"

"gue balikin, tapi gue ga mau balapan sama lo lagi" ancam Erlangga yang mau tak mau harus Aina iyakan. baginya balapan bersama Erlangga itu menyenangkan

"tapi sampe kapan?!"

"sampe gue yang anter hp kerumah lo"

"ihhh kelamaan!"

Erlangga tidak mengindahkan perkataan Aina, justru mendekat kearah Shinta "jangan nunduk tuan putri. nanti mahkotanya jatuh"

"apasih ahh" Shinta menutup wajahnya dengan kedua tangannya saat Erlangga mengangkat kepalanya

"lucu banget sih kalo blushing?" Erlangga terkekeh, "ntar kalo gue jadi suka ke lo gimana?"

"ya itu urusan erlang"

Erlangga mengacak rambut Shinta, "gue suka liat lo blushing. tapi besok besok kalo blushing jangan didepan umum ya?"

"ish rambut Shinta jadi berantakan tau. emang kenapa kalo blushing didepan umum? kan salahnya Erlang buat Shinta malu"

"tau gak?" Erlangga mengangkat wajah Shinta dengan jari telunjuknya, "lo itu kalo blushing tambah cantik. kalo sampe cowo lain suka gimana?"

"makanya diikat atuh neng Shintanya, biar gak digondol lelaki lain" celetuk Kayla

"kok diikat kay? nanti mati dong Shinta nya" balas Andara dengan tampang polos

"maksudnya Kayla itu diajak pacaran, biar gak digondol cowo lain. bukan diikat pake tali"  jawab Vista gemas

"percuma pacaran, masih bisa ditikung" cibir Kanaya dongkol dengan kemesraan Shinta dan Erlangga. kan seharusnya dia yang berada di posisi Shinta

"iya, kan pho nya mantan sahabatnya sendiri" sindir Kayla lalu mengajak temannya pergi, "ayo pengamatan lagi. bentar lagi bel istirahat bunyi"

"iyeeee"

"emmm erlang, gue duluan ya?" pamit Shinta masih sedikit tersipu

Erlangga mengangguk lalu menatap Kanaya yang dari tadi melihatnya dengan sorot mata terluka, "lo gak ikut temen lo? mereka udah jauh loh"

"mereka bukan temen gue" jawab Kanaya masih dengan posisinya

"setidaknya selesaiin dulu gih tugas lo, nanti lo dihukum"

"emmm iya iya, gue duluan" pamit Kanaya tersenyum miris, Erlangga memang baik kepada semua orang. gak seharusnya gue baper batinya

★★★