webnovel

I Can't See What You See

hanya kamu yang bisa melihat siapa yang bersamaku

bambangkrut · 灵异恐怖
分數不夠
8 Chs

1.2

Jam kosong adalah favorit semua pelajar. Diwaktu seperti ini para pelajar bisa bebas melakukan apa yang mereka suka. Ada yang bermain game, ada yang tidur, dan ada yang berkumpul membentuk lingkaran dan bergosip ria.

"Pas gue lagi belajar. Gue ngedenger suara dari kotak musik adek gue. Gue ngebilangin adek gue buat nutup kotak musiknya. Tapi adek gue bilang dia gak buka kotak musiknya. Karena kita semua ada di ruang tengah terus gue disuruh buat matiin tuh kotak musik. Pas gue masuk kamar adek gue. Tuh kotak ternyata gak kebuka tapi musiknya masih kedengeran." Cerita Syila dengan irama perlahan dan menakutkan.

"Terus?" tanya Sanjaya yang penasaran dengan Cerita berikutnya.

"Pas gue balik lagi ke ruang tengah. Disitu gue gak liat keluarga gue. Terus hp gue ada yang telpon dong. Ternyata ibu gue yang nelpon dan ibu gue bilang baru di jemput ayah sekalian jemput adek terus lagi jalan ke rumah. Otak gue mikir kalau ibu gue lagi di jalan terus yang nemenin gue belajar di ruang tengah dari tadi siapa dong. Tiba-tiba tuh kotak musik bunyi lagi tapi Suaranya makin kenceng kek ada di samping telinga gue. Karna gue takut gue lari aja keluar rumah. Di depan rumah gue nungguin ibu ama ayah gue balik. Gak berani gue masuk rumah, " Syila mengakhiri cerita dan mengelus tengkuknya yang terasa merinding.

Semua yang mendengarkan ceritanya bergindik merinding melontarkan kata 'seram'. Lalu Sonia bangun dari duduknya di lantai.

"Mau kemana Son?" tanya Syila.

"Gue ke toilet dulu ya guys," Jawab Sonia.

"Sendirian?" Tanya Anisa. Dibalas anggukan dari Sonia.

"Eh, Son, Jangan masuk toilet yang pojok ya," saran Dinda dan Sonia segera pergi menuju toilet sekolah.

Setelah Sonia pergi. Lingkaran itu melanjutkan lagi cerita horor. Kali ini adalah gilirannya Dinda. Ia sudah siap dengan sebuah cerita horor yang ada di sekolah ini.

"Kalian tahukan toilet perempuan yang paling pojok?" Tanya siswi bernama Dinda untuk memanasi situasi. Para siswi dalam lingkaran itu mengangguk. "Toilet disitu gak pernah dimasukin orang dan selalu dikunci bahkan nih ditempel tulisan rusak."

"Gue juga penasaran kenapa ada tulisan rusak tapi gak pernah dibenerin?" Merlin bertanya.

"Nah itu yg mau gue ceritain," Seru Dinda. "Sebulan yang lalu. Ada adek kelas yang gak sengaja masuk toilet itu dan pas dia keluar dia tuh kek orang linglung. Kulitnya pucet banget. Tiba-tiba jadi suka bengong. Pas pelajaran lagi dimulai nih, Dia tiba-tiba kesurupan. Terus satu kelas semuanya kesurupan. Itulah kenapa bulan lalu kita dipulangin cepet." cerita Dinda.

Sonia baru keluar dari wc dan segera mencuci tangannya di wastafel. Pikirannya memikirkan semua nilainya yang seperti not lagu ibu kita kartini. Tidak sengaja ia mendengar sebuah bisikan.

"Tolong aku," yang terdengar dari bisikan tersebut.

Sonia melihat dari cermin untuk melihat orang yang berada dibelakangnya, tidak ada. Lalu ia kembali ke acara mencuci tangannya sampai bersih. Kegiatan tidak bisa mendapatkan ketenangan karena bisikan itu terus terdengar. Kali ini benar-benar di samping telinganya. Ia buru-buru menyelesaikan kegiatannya dan berjalan keluar dari toilet. Ia berjalan menuju kembali ke kelasnya. Di tengah perjalanan ia bertemu dengan Nanda. Mereka saling menyapa. Tapi teman lelakinya itu menatap tajam ke arah Sonia. Sonia tidak mempedulikannya.

Sampai di kelas Sonia langsung duduk bersama teman-temannya yang sudah membuat lingkaran.

Melihat Sonia sudah kembali. Anisa bertanya pada Sonia, "Lu make toilet yang mana Son?"

Sonia menjawab dengan santai, "Yang pojok." Semua temannya bergindik ngeri. Mereka bertanya apakah Sonia masih dirinya. Sonia malah tertawa dan bilang kalau dia bercanda. dia memakai toilet pojok dia pakai yang dekat pintu masuk.

"Udah sampai mana nih?" tanya Sonia yang tertinggal.

"Udah selesai, Son," Jawab salah satu temannya.

Sonia nampak kecewa. "Ada lagi gak?" Tanya Sonia ingin mendengarkan cerita yang lainnya.

"Kalian udah denger cerita hantu yang ada di kelas ini belom?" Tanya Sanjaya. Sonia dan yang lainnya menjawab dengan antusias kalau belum pernah mendengar cerita tersebut.

"Jadi gini. Katanya di kelas ini ada penunggunya," ucap Sanjaya sebagai pembuka. Yang lain tampak antusias mendengarkan cerita tersebut. "Kata kakel(*) gue, dia pernah diganggu ama penunggu disini, sampe demam 7 hari. terus gak masuk sekolah seminggu."

"Digigit nyamuk kali tuh kakel," Sahut Anisa skeptis.

"Enggak, Nis. ceritanya dia tuh lagi ngerjain proposal eskulnya di mari sampe sore sekitar jam 5 an. Terus tiba-tiba dia denger suara guntingan kertas di kelas ini. Pas dilihat di depannya ada cewek yang lagi bikin mading. Gue kasih tahu ya, eskul mading itu udah 10 tahun dihapus." Lanjut cerita Sanjaya.

"Mungkin itu tugas dari gurunya kali," sahut Anisa yang masih skeptis.

"Gak mungkin Nis. Soalnya dia juga tahu tugas-tugas buat kelasnya. Dan gak ada tuh tugas buat mading dari guru-gurunya," Sanggah lelaki yang baru datang dan ikut menimbrung bersama mereka dan tangannya menggandeng pundak Sonia. Dialah Nanda.

"Lu tahu juga Nan?" tanya Sanjaya.

"Kalau hantunya tahu gue. Pernah liat soalnya," jawab Nanda.

"Lanjutin dong," Pinta Merlin.

"Iya lanjutin dong penasaran gue nih," setuju Riki.

"Dia berpikir aneh, soalnya emang gak ada tugas dari guru-gurunya yang nyuruh buat mading. Tiba-tiba," Sanjaya berhenti sejenak membuat teman-temannya penasaran dengan cerita selanjutnya. "Tuh cewek udah ada di sampingnya." Sanjaya memulai lagi tapi dengan nada mengagetkan teman-tamannya. "Tuh cewek nanya dengan lesu, "Kamu punya lem?" seluruh teman-temannya mulai takut. "Karna kakel ini emang gak punya lem. si cewek tiba-tiba nangis. karna si kakel perhatian ditanya tuh kenapa nangis. Tiba-tiba, bentar ya guys gue haus," Sanjaya berhenti untuk minum. semua temannya sudah meringkuk untuk mendengar selanjutnya. "Tiba-tiba... Pintu kelas nutup sendiri dengan kencang. JEDOR!!! Lampu kelas tiba-tiba mati. GELAP! HITAM! karna panik, dia berusaha buat buka tuh pintu. Tapi gak bisa. Gak lama lampu nyala lagi tapi kedip-kedip. Dia lihat... di tengah kelasnya cewek itu muncul bawa gunting dan pelan-pelan ke arahnya. Cewek itu... MELAYANG! Makin panik lah dia. Jadinya dia gedor-gedor pintu." Lanjut Sanjaya sembari memperagakan setiap kalimat yang diucapnya, Ia memperagakan si kakel yg sedang menggedor-gedor pintu. Semua mata tidak ada yang berani berkedip. "Cewek itu makin dekat... makin dekat... makin dekat... Untungnya pintu dibuka dari luar oleh pak Kasim yang lagi ngumpulin sampah," Sanjaya mengakhiri.

"Terus apa yg terjadi?" tanya Riki masih penasaran.

"Dia demam 7 hari, dan gak masuk sekolah seminggu," Jawab Sanjaya.

"Alah, Alasan itu. biar proposalnya dikerjain orang lain," sahut Anisa yang masih skeptis. "Kalau ngeliat begituan bisa bikin demam, tuh si Nanda kok dia gak koma? kan dia tiap hari ngeliat yang begituan terus tuh," lanjut tanya Anisa membawa Nanda sebagai contoh.

"Lah iya juga ya," setuju Sonia. yang lain juga tiba-tiba setuju dan ketawa.

"Menurut lu nih Nan. Ada Mereka gak di sini? Soalnya kan kita dari tadi ngomongin mereka," Tanya Merlin pada Nanda.

"Ada kok. Yang di toilet juga ada di sini," Jawab Nanda santai.

"Mampus gue!" seru Dinda.

"Mampus lu Din! Siapa suruh ngomongin yang di toilet. Mampus lu!" sorak Sanjaya menyalahkan Dinda.

"Jadi, tadi kalian ngomongin yang di toilet?" Tanya Sonia.

"Bubar! Bubar! Udahan! Udahan! Tutup Tutup!" seru Syila membubarkan lingkaran yang masih belum puas membicarakan hantu.

Semua kembali ke bangkunya masing-masing. Sonia kembali duduk bersama Anisa. Anisa menggulung jaketnya dan membuatnya menjadi bantal untuk tidurnya. Sonia mengeluarkan hpnya dan sedang berbalas pesan pada adiknya.

Suara dengungan keras mengisi gendang telinga Sonia. Sonia memegangi telinganya untuk mengurangi dengungan keras yang masuk ke telinganya. Namun, ia malah merasakan kesakitan yang mengiris telinganya. Dengan marah Sonia mengatakan penolakan dengan keras. Hingga teman-temannya memerhatikannya dengan aneh. Bahkan Anisa yang tadi sudah siap akan tidur, merasakan keanehan pada Sonia.

Dari kursinya Nanda menatap sinis pada seseorang yang berteriak ditelinga Sonia.

Tak ada angin, tak ada hujan. Pintu kelas terbanting dengan sangat keras. Seperti seseorang baru saja keluar dari ruang itu dengan perasaan marah yang sangat.

----

* kakak kelas.