webnovel

Chapter 1

Mentari pagi yang bersinar menerobos masuk ke dalam sebuah kamar bernuansa pink puttih itu dan terlihat seorang gadis dengan rambut merah muda yang sedang terlelap di ranjang king size nya yang berwarna putih pink.

Namun karna sinar matahari begitu mencolok memasuki kamar gadis tersebut membuat gadis bermata Onyx itu membuka kelopak matanya perlahan hingga terbuka dengan lebar.Dilihatnya jam baker yang ada di samping kanannya,jam menunjukkan 06.00. Gadis itu lalu beranjak dari ranjang empuknya dan langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah beberapa menit gadis itu keluar dan langsung memakai seragam sekolahnya,lalu turun ke bawah untuk sarapan. Sebenarnya Shinzui malas untuk sekedar sarapan apalagi bertemu kedua orang tuanya.

Tap...Tap...Tap...

Shinzui menuruni tangga dengan tampang malas menuju meja makan,terlihat olehnya kedua orang tuanya beserta adiknya sedang sarapan sambil bersenda gurau,namun saat Shinzui berada di meja makan mereka menghentikan canda guraunya. Mereka melanjutkan kembali menyantap makanannya.

"Kau sudah bangun?", tanya seorang wanita paruh baya yang diketahui ibu Shinzui,Fujita Nakashima.

"Hn," jawab Shinzui singkat. Setelah itu Shinzui menyantap makanannya sambil mendengarkan obrolan adik dan orang tuanya.

"Tou-chan,Kaa-chan hari sabtu nanti aku akan tampil di acara sekolahku,nanti Tou-chan dan Kaa-chan datang ya,Nee-chan juga," ucap seorang gadis berambut hitam itu dengan sumringah.

"Tentu sayang pasti kita datang,oh ya kira-kira memangnya kau akan menampilkan apa nanti?," tanya Fujita.

"Hmm...aku akan bernyanyi kaa-chan,pokoknya kalian datang saja nanti...hehehh," ujar Mikasa dengan senyum lima jarinya.

"Hmm..baiklah kalau begitu," ucap Fujita dan Kuruko.

Mikasa tersenyum karna orang tuanya akan hadir ke acara sekolahnya,namun berbeda dengan Shinzui yang hanya diam tanpa niat untuk menjawab membuat Mikasa mengeryit kan dahinya.'kenapa Nee-chan diam saja? Apa dia tidak mau hadir ke acara sekolahku nanti? Tapi kenapa?' Batin Mikasa .

Baru saja Mikasa akan bertanya pada Shinzui,Shinzui sudah bangkit dari duduknya membuat Mikasa menghentikan niatnya untuk bertanya pada Shinzui ,'nanti saja lah aku bertanya pada Nee-chan' batin Mikasa. "Touchan Kaachan aku pergi dulu," ucap Shinzui dan akhirnya hanya dibalas gumam man oleh Kuruko dan Fujita.

.

.

Sesampainya di sekolah Shinzui langsung mendapatkan tatapan sinis tidak lupa dengan ejekan dan olokan dari para siswi. Sedangkan yang di ejek tidak memperdulikannya dan terus berjalan tanpa menengok ke sekumpulan siswi yang melihatnya dengan tatapan bermacam-macam.

Setelah sampai ke kelas Shinzui langsung mendudukan dirinya di kursi bagian paling belakang yang hanya terdapat satu kursi disana,Shinzui lebih suka menyendiri itulah yang membuat orang-orang tidak ada yang mau berteman denganya karna sifatnya yang terlalu tertutup. Salahkan orang tuanya yang membuat Shinzui jarang bersosialisasi karna dia jarang pula mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya,yang lebih mementingkan pekerjaan mereka dari pada Shinzui.

Mengingat itu membuat dada Shinzui sesak,dia sakit hati atas perlakuan orang tuanya yang selalu mengacuhkannya apalagi saat melihat interaksi adik dan orang tuanya,Shinzui menundukan kepalanya dan di pelupuk matanya turun liquid bening,Shinzui menangis dalam diam,hingga suara bel masuk membuat Shinzui segera menghapus air matanya dan mengeluarkan buku biologinya mengingat ini adalah pelajaran sensei manusia ular yang terkenal kegarangannya siapa lagi kalau bukan Orochinaga.

Kelas yang tadi berisik menjadi senyap ketika Orochinaga memasuki kelas,perasaan mereka bercampur aduk,ada yang tegang,takut,dan calm."Selamat pagi," sapa sensei manusia ular itu.

"Pagi Sensei," jawab para siswa kompak.

"Baiklah kalau begitu kita langsung mulai pembelajaran,buka buku kalian hal 35,"

Mereka membuka buku masing-masing,dan pembelajaran pun berjalan dengan lancar tanpa ada kegaduhan karna mereka tidak berani membuat kegaduhan saat pelajaran sensei manusia ular itu yang terkenal kegarangannya dan keseriusannya dalam mengajar. Dia tidak akan segan-segan menghukun murid yang melanggarnya dan membuat kegaduhan saat jam mengajar dia.

Kringggg.....Akhirnya setelah beberapa jam bel istirahat berbunyi semua murid berhamburan meninggalkan kelas mereka dan hanya menyisakan Shinzui yang hanya diam sambil mengeluarkan buku novelnya tanpa niat keluar kelas.

Namun saat Shinzui sedang asik-asiknya membaca tiba-tiba genk-gengk mak lampir datang menghampiri Shinzui,siapa lagi kalau bukan Karin dan the gengk nya Tayuya,dan Shion. Karin mengambil novel Shinzui dan menyimpannya di atas meja.

"Mau apa kalian?" Tanya Sakura dengan nada datar dan sedikit gemeteran,karna takut Karin akan membulinya lagi.

Bukannya menjawab Karin malah mencengkram pergelangan tangan Shinzui,membuat Shinzui meringis kesakitan."Mau apa lagi selain bersenang-senang denganmu gadis kuno," ujar Karin sambil menampilkan seringainya,membuat Shinzui gemeteran dan takut.

"Hahahha seperti nya kau telah membuat dia ketakutan lagi Karin," ujar seoarang wanita yang berada di belakang Karin,Tayuya.

"Cihh..tunggu apalagi Karin bawa dia ke atap sebelum orang-orang dan para guru melihat kita," sekarang Shion lah berucap. Membuat Shinzui semakin ketakutan dan mencoba melepaskan cengkraman tangan Karin di tangannya."heh..mau coba-coba kabur hm? Kau tidak akan bisa lari sebelum kami bersenang-senang denganmu dulu,sekarang ikut aku..Ayoo," Karin menarik lengan Shinzui Paksa dan Shinzui mencoba melepaskan cengraman yang ada di tangannya.

"Lepaskan aku!"

"DIAMLAH! Lagi pula ini hanya sebentar jika kau memberontak ini akan semakin lama," ujar Karin sambil menyeret Shinzui ke atap sekolah di ikuti teman-temannya di belakang. Namun saat akan menaiki tangga suara baritone menghentikan langkah mereka,membuat mereka gugup dan perlahan mendongak ke belakang. Terlihat seorang pemuda tampan berambut raven yang sedang berdiri di belakang mereka dengan ekspresi datar.

"Da-Daisuke-kun!" Pekik Karin saat melihat kedatangan Daisuke.

"Apa yang akan kau lakukan pada gadis itu?"

"Hmm...kami..kami,ha-hanya akan mengajaknya makan bersama di atap kok Daisuke-kun," jawab Karin gugup.

"Cih..mengajak makan bersama atau membulinya hn?"

Ucapan Daisuke membuat ketiga gadis itu gugup dan mulai melepaskan cengkraman tangannya dari tangan Shinzui.

"Pergilah sebelum aku laporkan kalian pada sensei bahwa kalian membuli seorang gadis yang tidak bersalah,dan bisa dipastikan kalian akan di keluarkan di sekolah ini," ujar Daisuke dengan dingin dan menatap mereka dengan tajam. Membuat mereka mau tak mau pergi meninggalkan Shinzui dan Daisuke.

Lalu Daisuke menghampiri Shinzui yang masih mematung." Kau tak apa?" Tanya Daisuke membuat Shinzui kembali sadar," ah y-ya a-aku baik-baik saja," jawab Shinzui dengan gugup dan terdapat semburat merah di pipinya membuat Daisuke tersenyum tipis, 'gadis yang manis' pikir Daisuke .

"Daisuke Ayato," Daisuke mengulurkan tangannya membuat Shinzui kaget dalam sekejap dan membalas uluran tangan Daisuke.

"Shinzui Haruka," ujar Shinzui dengan senyum manisnya membuat jantung Daisuke berpacu dengan cepat,deg-deg 'ada apa denganku? Kenapa jantungku berdetak dengan cepat saat melihat senyumnya' batin Daisuke,lalu membalas senyuman Shinzui dengan senyuman tipisnya.

Membuat Shinzui merona hebat dan jantungnya berdetak dengan sangat cepat, 'Aishh jantungku' batin Shinzui.

Setelah berdiam diri dan menetralkan jantung mereka masing-masing akhirnya Daisuke menyuarakan suara terlebih dahulu.

"Mm..bagaimana kalau kita ke kantin,aku lapar dan kau pasti juga belum makan iya kan?" Tanya Daisuke dan mendapat anggukan dari Shinzui. Setelah itu Daisuke menarik lengan Shinzui dan pergi ke kantin bersama,membuat semburat merah muncul kembali di area pipinya. Tidak lupa mendapat tatapan Iri,sinis,dan juga kaget dari para murid siswi yang melihatnya begitu juga dengan Karin dan the genknya yang melihat kejadian itu membuat mereka marah,terutama Karin.

'Cihh...Sialan awas saja kau jika berani-berani berdekatan dengan Daisuke-kun gadis kuno' batin Karin.

.

.

Bersambung.