Shou menunggu sangat lama, dia bahkan sudah menggambar banyak sekali gambaran sketsa yang nyata. Hingga ia menjatuhkan pensil, penghapus dan buku gambar kecilnya ke lantai. Dia menatap dengan kekosongan, lalu menoleh ke jam dinding yang menunjukan pukul 3 siang menjelang sore.
"Ahjussi...." dia menatap khawatir, lalu duduk di sofa memeluk kakinya dengan rasa banyak pikiran. "(Bagaimana ini, bagaimana jika Ahjussi sudah pergi.... Aku belum mengatakan selamat tinggal!! Bagaimana ini.... Bagaimana ini!!)" dia panik.
Tapi ada kucing nya. "Meong...." Empa menatap sangat imut.
Shou terdiam menatap itu. "Maaf kan aku.... Tapi.... Aku menunggu seseorang untuk aku bilang selamat tinggal," Shou menatap sedih membuat Empa juga sedih.
Tapi ia tampak berjalan ke arah pintu apartemen Shou. "Meong...." dia menatap ke arah Shou yang menggeleng.
"Aku pikir, dia tidak akan datang... Jadi, jangan tebak dia datang," Shou berdiri dan berjalan akan ke kamar. Bahkan, siapa sangka, dia mengalirkan air mata tanpa mengusap.
Tapi tiba tiba saja, suara pintu terketuk membuat nya berhenti berjalan. Dia menoleh dengan senang dan masih mengalirkan air mata.
Seketika dia langsung berlari ke pintu dan membukanya dengan senyuman lebar. "Ahjussi!!"
Tapi ia terkejut dengan senyuman turun karena itu adalah seseorang yang lain, yakni Jivani.
"Shou..... Kau menangis?" Jivani menatap bingung.
"A.... Maafkan aku.... Aku.... Em... Aku hanya... Kupikir orang lain, um.... Apa yang kamu lakukan di sini, Jivani?" Shou menatap.
"Ah, ini... Aku ada sesuatu untuk proyek kita nanti," Jivani memberikan dokumen.
"Ya, ampun, kenapa sampai ke apartemen ku segala.... Kan bisa besok saat di kampus."
"Tidak bisa, aku ingin kita mengerjakan nya secepat mungkin.... Dan oh ya, apa kau menangis karena kekasih mu...." Jivani menatap.
"Oh, um.... Bukan apa apa kok.... Aku hanya... Um...." Shou menggeleng cepat membuat Jivani bingung.
"Kamu baik baik saja?" Jivani menatap bingung.
"Aku baik baik saja.... Sampai jumpa!!" Shou langsung menutup pintu membuat Jivani terkejut bingung.
"(Apa yang terjadi?)"
--
"Hiks... Hiks.... Kupikir itu tadi Ahjussi...." Shou malah menangis terisak. Tapi pintu terketuk. "Aku sudah bilang.... Aku baik baik saja..." kata Shou, dia pikir Jivani mengetuk pintu lagi.
Tapi ketukan pintu itu berbeda dan Shou sangat menyadari itu. Dia lalu berdiri mengusap air matanya. "(Paling bukan Ahjussi....)" dia membuka pintu dengan wajah datar.
Tapi dia terkejut tak percaya karena itu adalah Tuan Beom. Wajah Tuan Beom menatap datar pada Shou dengan senyum yang begitu kecil sampai sampai tidak terlihat.
Shou terdiam tak percaya hingga ia meneteskan air mata menggigit bibirnya. Dia mencoba menahan itu tapi tak bisa.
"Hi.... Hua!! Hiks... Kenapa Ahjussi jahat sekali!!" Shou menangis merengek.
"Maaf Shou, aku bilang punya waktu seharian hanya untuk bersama mu, tetapi, ketika aku bertemu dengan mu sekarang, waktunya menjadi sedikit," kata Tuan Beom.
Shou benar benar tak percaya mendengar itu. "Hiks... (Jahat sekali...) Hiks...." dia mengusap air mata nya dengan acak acakan.
Tuan Beom terdiam, dia lalu mendekat menggendong Shou di dada dan menutup pintu dan dia meletakan Shou di sofa, sementara dia sendiri berlutut menatap Shou yang perlahan terintih dan berhenti bersura menangis.
"Hiks...."
"Apa kau sudah lega?" Tuan Beom menatap lalu Shou mengangguk.
"Kau bisa ikut ke bandara, aku tahu kau ingin mengucapkan selamat tinggal padaku," kata Tuan Beom.
Shou terdiam, dia malah tambah kembali menangis. "Huhu.... Hua!!!" dia memeluk Tuan Beom dan terus menangis.
"Bersiaplah..." kata Tuan Beom.
--
Tampak pada sore menjelang malam sebuah mobil berhenti dan Tuan Beom keluar dari bangku supir.
Tapi ia terdiam ketika Shou tidak keluar, dia berjalan ke bangku samping supir dan membuka pintu, terlihat Shou tampak terdiam menatap bawah tak mau bergerak maupun keluar.
Tapi ada suara orang datang, seorang pria menatap Tuan Beom. Dia menatap serius tapi pandangan nya sedikit menunduk ketika Tuan Beom juga menatapnya.
Tuan Beom hanya mengabaikan nya dan sebelumnya, dia mengisyaratkan pelan untuk pria itu pergi dulu, bukan sekarang waktunya dia muncul di antara mereka.
Lalu pria itu mengangguk dan berjalan pergi. Tuan Beom kembali menatap ke Shou yang masih terdiam.
"Shou," dia memegang tangan Shou yang masih terdiam.
"Shou, ini waktunya...." kata Tuan Beom.
Shou masih terdiam, dia lalu menghela napas panjang. Lalu Tuan Beom berdiri dan Shou keluar dari mobil. "Baiklah... Ayo...." kata Shou dengan pandangan menunduk dan berjalan duluan membuat Tuan Beom terdiam.
Kemudian ketika sampai di dalam bandara. Tuan Beom berhenti berjalan dan memegang pipi Shou. Dia mengangkat perlahan membuat Shou menengadah menatapnya.
"Masih ada 1 jam keberangkatan, kau ingin melakukan apa untuk terakhir kali?" Tuan Beom menatap.
Shou terdiam, dia lalu mengeluarkan sesuatu dari tas yang ia bawa. Kotak kecil yang berisi dasi itu, dia memberikan nya pada Tuan Beom yang terdiam.
"Aku membelikan ini untuk Ahjussi..." tatap Shou. Tuan Beom masih terdiam tak menerima itu membuat Shou terkejut. "Um..... Anda tidak menyukai nya, baiklah aku akan..." Shou akan kembali menyimpan kotak itu tapi Tuan Beom mengatakan sesuatu. "Pakaikan untuk ku," kata Tuan Beom.
Seketika Shou terkejut, apalagi Tuan Beom melepas dasinya dan mendekat ke Shou membuat jantung Shou berdegup kencang.
"Aku... Tidak... Sampai..."
Tuan Beom menjadi berpikir, dia lalu menoleh ke sekitar dan menemukan kursi tunggu di sana, dia lalu memegang tangan Shou dan berjalan ke sana dan dia mengangkat Shou membuat Shou berdiri di kursi tunggu. Semua orang bahkan menatapnya.
"A.... Ahjussi.... Apa yang anda lakukan?" Shou menatap malu. Dia sekarang bisa setara tingginya dengan Tuan Beom.
"Pasangkan sekarang," kata Tuan Beom.
"Tapi..... Tapi.... Tapi..... Semua orang menatap kita.... Aku benar benar sangat malu," Shou menutup wajahnya.
Tapi Tuan Beom mengatakan sesuatu. "Waktu kita menjadi 40 menit."
"Hah, iya, iya.... Aku memasangkan nya..." Shou mengambil dasi itu dan ketika Tuan Beom menoleh ke dasi itu dia menjadi tersenyum kecil. Bahkan dia menjadi memegang pinggang Shou membuat Shou semakin terkejut berwajah merah.
"Bagaimana kau bisa tahu merk yang selalu aku gunakan, dan bagaimana kau membelinya?" Tuan Beom menatap.
"Um.... Aku berusaha keras menggunakan tabungan ku... Aku membelikan ini untuk anda, itu tidak akan seberapa.... Dan tolong, biarkan aku memasangkan nya sekarang," kata Shou. Lalu Tuan Beom terdiam dan Shou menatap dasi itu, dia memakaikan nya di kerah. Setelah melakukan langkah sampai ke tiga. Shou terdiam.
"(. . . Um...)" dia terdiam membatu, dia bahkan mengulangi langkahnya membuat Tuan Beom terdiam menunggu.
Shou terus memasang dasi itu dengan langkah yang salah dan ujung nya dia tidak bisa dan hanya membuang waktu. Di akhir usaha nya, dia hampir menangis.
"Hiks.... Aku tidak bisa...."
Tuan Beom lalu menggeleng, dia mengatakan sesuatu.
"Lingkarkan dasi di kerah dengan ujung lebar di sebelah kanan," kata Tuan Beom. Shou yang mendengar itu menjadi terdiam sebentar lalu melakukan nya.
"Setelah itu silangkan ujung lebar secara horizontal di depan ujung ramping, buat bentuk X tepat di bawah dagu," tambah Tuan Beom.
--
"Terakhir, tarik ujung lebar ke bawah dan ratakan semua lipatan atau kendur pada simpul," kata Tuan Beom hingga Shou benar benar selesai memasangkan nya.
Dia tampak senang karena itu rapi. "Ahjussi.... Terima kasih, aku benar benar paham," tatapnya dengan senang.
Tuan Beom membalas dengan senyuman kecilnya tapi mendadak mereka menurunkan senyumnya masing masing.
Lalu ada suara dari maskapai. "Penerbangan pesawat internasional Jepang, akan segera terbang dalam 10 menit."
Di saat itu juga mereka saling menatap dan mencium dan Tuan Beom memegang tubuh Shou untuk mereka saling mencium bibir. Ciuman bibir yang terakhir sebelum Tuan Beom pergi.
--
"Shou..." Tuan Beom menatap Shou yang berdiri di hadapan nya.
Lalu Shou menoleh. "Apa Ahjussi tidak membawa koper atau apapun itu?" tatapnya.
"Aku tidak butuh hal itu...." balasnya.
Lalu ada suara maskapai lagi. "Pesawat penerbangan bandara internasional Jepang akan segera berangkat."
"Ahjussi...." Shou tiba tiba mengeluarkan sesuatu yakni sebuah buku gambar yang begitu cantik, seukuran buku kecil.
Tuan Beom terdiam. "Kau ingin aku menggambar selama pergi?"
"Hahaha, tidak, anda akan tahu ketika membukanya di pesawat..." kata Shou lalu Tuan Beom menerima nya.
"Ahjussi...." Shou memanggil membuat Tuan Beom menatap.
". . . Selamat tinggal..... Hati hati di jalan," kata Shou.
Tuan Beom lalu tersenyum kecil dan mengangguk. Dia memegang kepala Shou dan membelai nya perlahan. "Aku pergi," lalu dia berbalik dan berjalan pergi.
Shou melambai dengan wajah ceria. Tapi ketika Tuan Beom sudah jauh, dia menjadi menurunkan senyumnya dan sendirian di sana.
Tapi ada seorang pria datang, tepatnya pria yang tak jadi menghampiri Tuan Beom tadi. "Nona Shou," panggilnya membuat Shou langsung menoleh.
"Aku di tugaskan Tuan Geunwo untuk mengantar anda sampai rumah," kata Pria itu.
Lalu Shou mengangguk dan berjalan mengikuti nya. "(Aku harap Ahjussi pergi dan kembali dengan selamat.....)" pikirnya.
Kemudian di sisi lain. Tuan Beom sudah duduk di kursi khusus eksekutif class, dia masih memegang buku gambar tadi lalu menatap sampulnya yang rupanya bertuliskan sesuatu.
1-1-19 Sampai 20-2-19
Tuan Beom kemudian membukanya dan siapa sangka, itu adalah gambaran maupun lukisan sketsa antara seorang pria tinggi besar dan gadis seputih sakura kuncup.
Berkisah antara mereka di setiap hari, membuat Tuan Beom yang melihat nya menjadi tersenyum kecil sendiri. Hingga di bagian sisi akhir. Dia terdiam karena pada tanggal sekarang, gambarnya hanya seorang pria yang berjalan pergi dengan latar bandara. Dia langsung tahu bahwa itu dirinya sekarang yang pergi menjauh dari pandangan Shou membuatnya menurunkan senyuman.
Tapi ada hal lain, dimana buku gambar itu menyisakan satu halaman kosong. "(Ini akan menjadi gambaran ketika aku kembali di pandangan nya.)"
---
--
-